Dengan harga energi di Yunani yang termasuk yang tertinggi di Eropa, warga Yunani berinisiatif menghasilkan energi sendiri. Namun masih ada masalah seperti kurangnya jaringan listrik.
Iklan
Hyperion, adalah komunitas energi terbarukan demokratis pertama di Athena, Yunani. Ide di balik komunitas ini adalah untuk menciptakan kolektif demokratis yang menghasilkan energi terbarukan bagi anggota koperasi dan masyarakat luas.
Dengan pancaran sinar matahari 50% lebih banyak per meter persegi dibandingkan Jerman, Yunani punya potensi terbesar untuk energi terbarukan di Eropa. Negara ini juga menjadi salah satu peluang investasi paling menarik untuk energi terbarukan di dunia.
Selama dekade terakhir, porsi energi terbarukan terhadap total konsumsi energi meningkat hampir dua kali lipat dari 11% menjadi 20%. Hal ini terutama disebabkan oleh pembangkit listrik tenaga angin dan surya. Pada saat yang sama, Yunani secara bertahap menghentikan penggunaan batu bara dan telah menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 43% sejak 2005.
Takis Grigoriou, salah satu pendiri Hyperion mengatakan bahwa: "Kami mengambil tindakan sendiri, memproduksi energi kami sendiri, mendemokratisasi sektor energi dan mempercepat transisi dengan cara yang adil dan partisipatif.”
Keadilan sosial: kunci demokrasi energi
Hyperion berjanji mendonasikan sebagian pendapatan kepada rumah tangga berpenghasilan rendah di Athena. Donasi juga akan diberikan kepada sebuah pusat kebudayaan yang mempromosikan budaya Afrika, dan dapur umum yang memberi makan masyarakat miskin yang tinggal di dekat ibu kota.
Chris Vrettos, salah satu pendiri Hyperion, mengatakan bahwa komunitas energi adalah "solusi di persimpangan dua krisis besar yang kita hadapi: kehancuran ekologi dan kemunduran demokrasi." Masing-masing dari 130 anggota Hyperion memiliki satu suara dalam semua proses pengambilan keputusan koperasi.
Tagihan listrik lebih murah
Grigoriou, Vrettos dan rekan-rekan anggota koperasi adalah gabungan antara para profesional, pengusaha kecil, dan aktivis lingkungan dari Athena. Mereka telah berupaya keras dalam tiga tahun terakhir agar Hyperion dapat beroperasi.
Pembangkit listrik tenaga surya skala menengah dari proyek ini dibangun di dekat daerah Stymfalia, 80 km barat daya Athena, di atas tanah yang disewa dari petani lokal. Investasi kolektif senilai €330.000 (sekitar Rp5,6 miliar) dipakai untuk membeli 925 panel surya buatan Cina. Hyperion memperkirakan bahwa uang investasi dapat kembali dalam tiga hingga empat tahun.
Harga energi sangat mahal di Yunani. Pada 2022, Yunani termasuk negara dengan harga produsen tertinggi di Uni Eropa.
Listrik yang dihasilkan oleh panel surya milik Hyperion kemudian dialirkan ke jaringan publik dan diukur dalam kilowatt-jam. Para anggota koperasi kolektif akan mendapatkan jumlah listrik ini pada tagihan utilitas mereka, sesuai dengan investasi masing-masing. Listrik ini diperhitungkan akan terus diterima oleh anggota selama sekitar 25 tahun ke depan, sesuai perkiraan umur panel.
Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!
Di Yunani, undang-undang komunitas energi telah berlaku sejak tahun 2018, dan diperbarui pada 2023. Amandemen tersebut dibuat dalam konteks arahan Uni Eropa. Amandemen ini memperluas definisi komunitas energi, sehingga memudahkan koperasi lokal untuk menghasilkanenergi terbarukan, dan memetik manfaatnya.
Selain itu, undang-undang baru ini akan memfasilitasi keterlibatan yang lebih luas dalam produksi mandiri energi bersih.
Iklan
Fokus pada efisiensi energi
Anggota Hyperion menekankan bahwa mereka adalah komunitas energi, bukan bisnis yang mencari keuntungan. Mereka punya grup obrolan online, menggelar pertemuan, acara untuk berdiskusi tentang energi dan lingkungan.
Energi yang murah dan bersih hanyalah bagian dari perjuangan yang lebih besar, kata para pendiri Hyperion. Hampir separuh infrastruktur bangunan di Yunani memiliki tingkat efisiensi energi yang sangat rendah. Artinya, perlu lebih banyak energi untuk menghangatkan atau mendinginkan ruangan di sebuah bangunan.
Kolektif ini ingin memberikan layanan efisiensi energi kepada anggotanya dan pada akhirnya kepada rumah tangga berpenghasilan rendah. "Sebenarnya, yang terpenting adalah melakukan efisiensi energi dahulu, baru memproduksi energi terbarukan,” kata Aliki Korovessi, pakar konservasi energi di Hyperion. " Anda tidak perlu menghasilkan energi yang tidak Anda pakai."
Energi Surya di Lokasi yang Tidak Biasa
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Katamaran surya dalam tur keliling dunia
"Catamaran Race for Water" adalah kapal pesiar dengan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia dan beroperasi sepenuhnya tanpa bahan bakar fosil. Modul sel surya di dek kapal menyuplai energi ke motor listrik dan mengisi baterai untuk kebutuhan di malam hari. Tidak menggunakan tiang dan layar, kapal pesiar menggunakan layang-layang yang bisa dikendalikan.
Foto: Race for Water/Peter Charaf
Modul dalam perjalanan
Gembala di Turki ini mengisi daya ponselnya dengan modul sel surya portabel. Modul portabel seperti ini populer di kalangan penjelajah alam bebas. Panel sel surya juga tersedia untuk ransel atau tenda. Mereka yang melakukan perjalanan namun dari jaringan listrik, kini lebih siap untuk hadapi keadaan darurat.
Foto: Halil Fidan/AA/picture alliance
Terbang tanpa bahan bakar fosil
Pesawat "Solar Impulse" terbang keliling dunia dalam beberapa tahapan dan sama sekali tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Sel surya di badan pesawat dan sayap memberi daya pada mesin dan mengisi baterai pesawat. Dengan penerbangan keliling dunia, pionir penerbangan ini mempromosikan energi matahari dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan.
Foto: Solar Impulse/Revillard/Rezo.ch
Di luar angkasa dengan layar surya
Sel surya memungkinkan penerbangan luar angkasa yang lebih lama. Modul sel surya dapat dibuka di luar angkasa seperti di ISS atau satelit dan kapsul tak berawak. Para peneliti bahkan merancang taman sel surya di luar angkasa. Wahana eksplorasi matahari telah terbang hingga ke Jupiter. Namun, radiasi matahari di sana 25 kali lebih lemah daripada di orbit Bumi karena matahari sangat jauh.
Foto: NASA SPACEX/HO/dpa/picture alliance
Panggilan telepon bertenaga matahari pertama
Pada tahun 1955, modul sel surya perdana dipasang di negara bagian selatan AS untuk memberikan penguatan daya ke jaringan telepon. Setelah itu menyusul terobosan teknologi untuk perjalanan luar angkasa. Sejak itu, energi surya telah digunakan untuk hampir semua aplikasi energi.
Foto: AP Images/picture alliance
Revolusi energi matahari di bidang pertanian
Bekerja di ladang memang melelahkan. "Farmdroid" robot digerakan energi surya dari Denmark ini bekerja mandiri, otomatis dan tanpa merusak lingkungan. Robot dapat menabur bibit tanaman dan menyiangi gulma. Robot tidak butuh hari libur. Energinya berasal dari modul sel surya di atap dan dikendalikan dengan GPS.
Foto: Nikolai Tuborg/Farmdroid
Energi di atas air
Para pekerja ini bangga dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Kenya. Instalasi memasok listrik untuk pertanian bunga di bagian utara ibu kota Nairobi. Modul sel surya dipasang pada ponton khusus. Di lokasi lain, modul sel surya terapung di danau terkadang digabungkan dengan budidaya ikan.
Foto: ecoligo GmbH
Memasok energi pulau dengan panel surya di laut
Tahun 2019, panel surya terapung dibangun di laut di Maldives untuk memproduksi listrik buat tempat wisata. Sistem berkapasitas 680-kilowatt memang kecil, tetapi sejauh ini jadi salah satu instalasi sel surya terbesar di laut. Penelitian masih dilakukan untuk pembangkit di lepas pantai karena badai, gelombang kuat dan air asin menyerang modul lebih ganas dibanding di lokasi air tawar.
Foto: Swimsol
Listrik untuk semua
Tidak ada jaringan listrik di desa Tukul di Sudan Selatan. Tapi panel sel surya sekarang memproduki listrik secara lokal untuki ponsel dan lampu. Kemiskinan energi adalah masalah besar. Tahun 2016, di seluruh dunia 840 juta orang tidak punya akses listrik. Jumlahnya diharapkan turun menjadi 650 juta pada tahun 2030, terutama berkat modul sel surya yang terdesentralisasi.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Memanen sinar matahari di pegunungan tinggi
Muttsee dekat Basel adalah reservoir tertinggi di Swiss. Sebuah instalasi panel surya raksasa dipasang di dinding bendungan. Menghasilkan listrik berlimpah, terutama di musim dingin, karena modul lebih efisien dalam cuaca dingin dan salju memantulkan tambahan sinar matahari. Sinar matahari jauh lebih kuat di ketinggian, karena kabut tetap berada di lembah. (sc/as)
Foto: Axpo
10 foto1 | 10
Kemiskinan energi dan masalah jaringan
Tingkat kemiskinan energi di Yunani cukup tinggi. Satu dari lima rumah tangga tidak mampu memanaskan ruangan di rumah mereka secara memadai. Setelah invasi Rusia ke Ukraina bulan Februari 2022, harga listrik meroket, begitu juga minat masyarakat untuk memproduksi energi sendiri.
Dalam waktu kurang dari setahun, mulai November 2022 hingga Agustus 2023, jumlah listrik yang dihasilkan oleh komunitas energi dan jumlah permohonan untuk produksi sendiri meningkat tiga kali lipat di negara itu.
Namun, terbatasnya jaringan listrik adalah salah satu masalah utama yang dihadapi komunitas energi di Yunani. Menurut lembaga think tank Green Tank, sebagian besar pihak yang ingin memproduksi energi tidak dapat terhubung ke jaringan listrik.
Undang-undang baru menetapkan bahwa lebih banyak ruang jaringan harus disediakan untuk pelaksanaan proyek net-metering dan virtual net-metering.
Masa Depan Tanpa Energi Fosil
Energi fosil membawa kemakmuran. Namun jenis energi itu menyebabkan perubahan iklim dan mengancam peradaban manusia. Hingga pertengahan abad ini, dunia sudah harus terbebas dari energi fosil.
Foto: picture-alliance/dpa/Julian Stratenschulte
Musuh Terbesar Iklim
CO2 yang berjumlah 65 persen dari semua gas rumah kaca, diproduksi selama proses pembakaran batu bara, minyak dan gas. Sebelas persen melalui penebangan hutan dan pembukaan lahan. Sementara Methana yang bertanggungjawab atas 16 persen gas rumah kaca, berasal dari peternakan sapi dan pengolahan gas. Adapun Dinitrogen oksida yang berjumlah enam persen, tercipta melalui penggunaan pupuk kimia.
Foto: Reuters
Perubahan Drastis
Jika situasinya tidak berubah, iklim di Bumi akan meningkat sebanyak 3,7 hingga 4,8 derajat Celcius hingga akhir tahun 2100, kata Dewan Iklim Dunia (IPCC). Namun begitu ambisi PBB membatasi pemanasan global menjadi maksimal dua derajat masih bisa tercapai. Untuk itu dunia harus meninggalkan energi fosil, maksimal sebelum tahun 2050, menurut pengamat iklim.
Foto: pommes.fritz123/flickr cc-by-sa 2.0
Hijau Berkat Energi Matahari
Energi surya saat ini adalah sumber energi terbarukan yang paling murah, terutama di negara-negara kaya matahari. Melalui pengembangan teknologi baru dan produksi masal, harga panel surya di pasar internasional terus menurun. Sekitar sepertiga kebutuhan energi dunia bisa dipenuhi oleh energi surya hingga tahun 2050.
Foto: BELECTRIC.com
Semakin Besar dan Efisien
Satu kincir angin ini mampu mengaliri listrik untuk 1900 rumah tangga di Jerman. Energi angin saat ini menutupi kebutuhan energi Jerman sebesar sembilan persen, di Cina tiga persen dan di Denmark 40 persen. Terutama Cina sedang getol menggenjot pembangunan kincir angin dan berambisi menggandakan produksi energi anginnya dalam waktu lima tahun kedepan.
Foto: Jan Oelker
Rumah Tanpa Energi Fosil
Rumah yang memiliki insulasi panas atau dingin tidak terlalu banyak menyedot listrik. Terlebih atap yang dipenuhi panel surya mampu memproduksi energi yang lebih dari cukup untuk peralatan elektronik rumah tangga atau sekedar menghangatkan air.
Foto: Rolf Disch Solararchitektur
Efisiensi Menghemat CO2 dan Uang
Efisiensi energi adalah faktor terbesar yang menjamin berhasilnya perlindungan iklim. Lampu LED yang bagus cuma membutuhkan sepertiga jumlah energi ketimbang bohlam biasa. Teknologi itu tidak cuma menghemat biaya listrik, tetapi juga CO2.
Foto: DW/Gero Rueter
Mobilitas Tanpa Minyak
Sistem transportasi saat ini masih berbasis minyak bumi. Namun teknologi penggerak berbahan bakar alternatif mulai bermunculan. Di kota Köln, Jerman, pemerintah mulai mengujicoba bus umum yang digerakkan oleh bahan bakar Hidrogen. Dengan aliran listrik, Elektrolisis dapat memproduksi Hidrogen dari air.
Foto: RVK
Bahan Bakar dari Kotoran dan Sampah
Bus yang melaju di Bristol, Inggris, ini berbahan bakar Bio-Metana, yang diproduksi dari kotoran manusia dan sampah makanan. Untuk menempuh jarak 300 kilometer, bus ini cuma membutuhkan kotoran dan sisa makanan yang diproduksi oleh lima orang dalam waktu satu tahun. Menurut perkiraan, bahan bakar Bio-Metana bisa menutupi sepuluh persen kebutuhan energi Inggris.
Foto: Wessex Water
Mobil Hidrogen Pertama dari Toyota
Toyota menjadi produsen pertama yang mengusung kendaraan berbahan bakar hidrogen ke pasar otomotif dunia. Mobil ini bisa menepuh jarak 650 kilometer dengan sekali isi. Pengamat meyakini masa depan otomotif terletak pada teknologi bahan bakar hidrogen dan baterai listrik.
Foto: AFP/Getty Images/Y. Tsuno
9 foto1 | 9
Tantangan implementasi produksi energi mandiri
Meskipun koperasi Hyperion optimis terhadap prospeknya, beberapa anggotanya khawatir dengan perhitungan mereka. Sejauh ini, belum ada komunitas energi di Yunani yang investasinya membuahkan hasil.
Sistem pengukuran jaringan virtual di negara ini berarti bahwa operator jaringan listrik akan mengkalkulasi energi yang digunakan oleh sebuah rumah tangga atau bisnis, dan energi yang dihasilkan masyarakat dengan teknologi terbarukan. Komunitas kemudian dibayar selisihnya. Setidaknya, begitu teorinya. Namun…
"Ini tidak terjadi,” kata Vrettos. "Kami tidak begitu yakin di mana proses tersebut terhenti. Perusahaan utilitas mengklaim bahwa operator jaringan distribusi tidak mengirimkan data yang benar. Sementara operator mengatakan bahwa mereka telah mengirimkan data, tetapi pemasok tidak melakukan pengukuran."