Bukan pernyataan ikut berdukacita saja, melainkan demonstrasi solidaritas. Walau persatuan memprotes teror menggembirakan, baru terlihat di masa depan, apakah dampaknya bertahan lama. Demikian pendapat Barbara Wesel.
Iklan
Orang bisa iri dengan warga Perancis, karena ini demonstrasi yang sangat besar. Setelah serangan pekan lalu, mereka menunjukkan persatuan karena sejarah dan nilai-nilai yang sama bagi bangsa dan teladan. Lebih dari 1,5 juta orang hadir di Paris, dan dua juta lainnya dalam demonstrasi di kota-kota lain. Ini adalah pernyataan keyakinan yang kuat atas demokrasi, penolakan terhadap kekerasan dan persaan takut. Orang tidak bersedia ditakut-takuti oleh tindakan teror, dan terutama tidak bersedia jika hal terpenting dirampas, yaitu kebebasan berpendapat. Ini termasuk tradisi yang sangat dalam di Perancis, termasuk elemen jiwa bangsanya. Pendapat yang ekstrem boleh dinyatakan, dan lewat perbedaan pandangan demokrasi bisa dibuktikan kekuatannya. Itu prinsipnya
Solidaritas Besar
Sekitar 50 pemimpin negara dan pemerintahan hadir di Paris untuk menunjukkan solidaritas bagi Perancis, dan mereka disambut dengan tepuk tangan meriah. Tapi kehadiran Perdana Menteri Israel Benyamin Netanyahu bersama Presiden Palestina Mahmoud Abbas bukannya tanpa ironi. Keduanya baru kali ini tampil bersama dalam demonstrasi. Netanyahu tidak menggunakan kesempatan ini untuk berdamai.
Sebaliknya, ia menganjurkan warga Yahudi di Perancis untuk pindah ke Israel, setelah terjadinya serangan teror. Dan apa kira-kira yang dipikirkan Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov ketika berjalan sebaris dengan Presiden Ukraina Petro Poroshenko, untuk mendukung kebebasan serta demokrasi? Itu bisa ditanggapi sebagai hal yang absurd atau lucu. Tergantung situasi hati orang yang melihat.
"Dunia Bangkit". Demikian judul yang dipilih sejumlah koran Perancis yang terbit hari Minggu (11/01/15), dan itu dengan kebangggaan, bahwa hari itu negaranya jadi pusat perhatian internasional. Karena saat ini, Perancis mencari pembenaran dan dukungan dari luar negeri. Mereka melihat dirinya berada dalam front terdepan untuk mempertahankan nilai-nilai dasar demokrasi. Pada saat bersamaan mereka resah, karena tahu, bahwa bahaya akibat teroris yang hidup di negara sendiri terus mengintai. Seperti halnya di Inggris, di Perancis gerakan radikal Islam berkembang di bawah tanah di daerah-daerah pinggiran kota yang seperti geto, dan gerakan itu nampaknya tidak bisa dikontrol.
Republik sebagai identitas bersama
Beberapa hari belakangan ini ada banyak tanda kemanusiaan dan sikap solidaritas yang menggerakkan hati. Demonstran memegang pamflet bertulisan "saya juga Charlie Hebdo, saya juga polisi, saya juga Yahudi", untuk mengingatkan bahwa semua korban serangan teror adalah manusia. Dan pernyataan sebagai bagian dari Republik Perancis, sebagai identitas bersama bisa dilihat di mana-mana.
Bersatu Melawan Teror
Setelah terjadinya serangkaian serangan teror di Paris, ratusan ribu orang, termasuk lebih dari 50 pemimpin negara dan pemerintahan ikut dalam demonstrasi, untuk menunjukkan protes terhadap teror.
Foto: Reuters/Platiau
Lebih Satu Juta Menentang Teror
Diperkirakan lebih dari sejuta orang turun ke jalan-jalan di kota Paris untuk menyatakan dukungan bagi nilai-nilai kebebasan, toleransi dan pluralisme. Demonstrasi damai itu digelar untuk memperingati 17 korban tewas dalam serangan-serangan teror beberapa hari lalu di Paris.
Foto: Reuters/Platiau
Terbesar dalam 70 Tahun Terakhir
Beberapa jam sebelum dimulainya demonstrasi, yang juga dihadiri partai-partai politik Perancis kecuali Front National yang ekstrem kanan, lapangan Place de la République sudah dipenuhi orang. Diperkirakan lebih dari sejuta orang ikut dalam aksi damai tersebut, dan menjadi demonstrasi terbesar di kota itu sejak pembebasan Paris tahun 1944.
Foto: REUTERS/Youssef Boudlal
Persatuan Berbagai Negara
Sekitar 50 kepala negara dan pemerintahan ikut dalam demonstrasi itu. Dari kanan ke kiri, tampak Raja Yordania Abdullah II (ke dua dari kanan), Ratu Rania dari Yordania, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, PM Polandia Donald Tusk, Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Perancis Francois Hollande, Presiden Mali Ibrahim Boubacar Keita dan PM Israel Benjamin Netanyahu.
Foto: Reuters/Herman
Tanda Solidaritas
Warga Perancis memperingati 17 korban serangan teror. Rabu (07/01/15) dua bersaudara teroris membunuh 12 orang di kantor mingguan Charlie Hebdo. Hari Jumat (09/01/15) seorang teroris lain melakukan penyanderaan di sebuah pasar swalayan Yahudi, dan menewaskan empat orang, setelah sehari sebelumnya membunuh seorang polisi. Ketiga pelaku serangan itu tewas dalam tembak-menembak dengan polisi.
Foto: Mitchell/Getty Images
Takut Serangan
Sejak terjadinya serangan, baik warga Muslim maupun Yahudi menyatakan khawatir akan diserang. "Mereka yang melakukan serangan teror bukan Muslim," demikian dikatakan Jamel yang berusia 50 tahun. Ia merasa takut. "Beberapa mesjid sudah jadi sasaran serangan," katanya.
Foto: picture-alliance/dpa/Fredrik von Erichsen
Pertemuan Bahas Kriris
Sebelum demonstrasi diadakan, para menteri dalam negeri negara-negara Uni Eropa bertemu. Gelombang serangan teror di Perancis adalah juga serangan terhadap semua negara demokratis. Demikian kata Menteri Dalam Negeri Perancis Bernard Cazeneuve. Pertemuan itu juga dihadiri Menteri Kehakiman AS Eric Holder.
Foto: picture-alliance/dpa/Guillaume
Dalam Keadaan Siaga
Walaupun pelaku serangan tewas, di Paris tetap berlaku tingkat keamanan tertinggi. Ribuan polisi dan tentara digerakkan untuk menjaga keamanan selama demonstrasi. Setelang rangkaian serangan teror, Al Qaeda dan ISIS mengancam akan mengadakan serangan baru.
Foto: Kitwood/Getty Images
Seluruh Perancis Bangkit
Di sejumlah kota besar Perancis lainnya, ratusan ribu orang juga turun ke jalan. Demonstrasi terbesar, dengan peserta sampai 200.000 orang, diadakan di Lyon, Bordeaux, Marseille (foto) dan Rennes.
Foto: picture-alliance/dpa/Florian
Brussel vs. Kebencian
Di ibukota Belgia, Brussel, sekitar 20.000 orang berdemonstrasi menyatakan solidaritas. Moto demonstrasi: bersama menghadapi kebencian. Dalam demonstrasi hadir politisi Belgia, wakil berbagai media dan organisasi.
Foto: picture-alliance/dpa/Jensen
Peringatan di Berlin
Di ibukota Jerman sekitar 18.000 orang berdemonstrasi menentang serangan teror. Walaupun badai melanda kota Berlin, warga tetap berkumpul di lapangan Pariser Platz dekat Gerbang Brandenburg, di lokasi Kedutaan Besar Perancis, juga di jalan-jalan sekitarnya. Banyak orang mengangkat spanduk bertuliskan #jesuischarlie. Organisator memperkirakan ada 6.000 yang hadir.
Foto: picture-alliance/dpa/Jensen
Solidaritas Deutsche Welle dengan Charlie Hebdo
Staf Deutsche Welle baik di Bonn (foto) dan Berlin menyatakan solidaritas kepada mingguan Perancis Charlie Hebdo, dukungan bagi kebebasan pers dan protes terhadap teror. Direktur Jenderal DW Peter Limbourg menyatakan, serangan ini juga ditujukan terhadap nilai-nilai yang dijunjung tinggi dan dipertahankan DW. Ia menegaskan, "nous sommes Charlie": kita juga Charlie.
Foto: DW/M. Müller
11 foto1 | 11
Tetapi setelah masa kebangkitan ini, akan datang kesulitan-kesulitan berikutnya. Pertikaian politik ditunda hingga pada hari Minggu (11/01/15). Tapi itu akan kembali. Semua kubu akan saling menyalahkan dan berusaha menarik keuntungan dari peristiwa tersebut. Yang harus dimulai adalah debat jujur tentang situasi hidup para imigran dari negara-negara Afrika Utara. Perancis kini menghadapi akibat dari kelalaian yang sudah berlangsung puluhan tahun. Yaitu daerah pinggiran kota yang kumuh, brutalitas, sekolah-sekolah tak bermutu, kaum remaja yang tidak punya kesempatan memperbaiki hidup, dan tidak merasa menjadi bagian dari republik. Selain itu juga penjara-penjara yang tidak sesuai dengan harkat manusia, dan sudah lama jadi tempat berkembang biaknya radikalisasi.
Perancis perlu program reformasi besar-besaran, untuk memperbaiki hidup beberapa juta warga dengan latar belakang migrasi secara bertahap. Namun kubu politik ekstrem kanan yang semakin kuat kemungkinan akan berusaha agar itu tidak tercapai. Setelah berlalunya kata-kata hebat dan mengharukan yang diucapkan beberapa hari belakangan ini, kesempatan untuk memperbaiki situasi kemungkinan akan terlewatkan lagi.