1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Terorisme

Densus 88 Tembak Mati 2 Terduga Teroris JAD di Makassar

6 Januari 2021

Tim Densus 88 menembak mati dua orang terduga teroris JAD di Makassar, Sulawesi Selatan. Kedua terduga teroris JAD itu terlibat pengiriman dana ke pelaku bom di Gereja di Filipina.

Foto ilustrasi penangkapan teroris oleh Densus 88
Foto ilustrasi penangkapan teroris oleh Densus 88 Foto: Getty Images/AFP//Str

Tim Densus 88 Antiteror Polri menembak mati dua orang terduga teroris di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel). Polri menyebut keduanya sudah latihan rutin menembak sejak akhir tahun lalu.

"Mulai bulan Oktober 2020 secara rutin lakukan latihan menembak dan naik gunung (idad)," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramdhan kepada wartawan, Rabu (6/1/2021).

Kedua terduga teroris bernama M Rizaldy (46) dan Sanjai Ajis (23) ditembak mati karena berusaha menyerang aparat. Mereka ditindak Densus 88 Antiteror di Villa Mutiara, Kelurahan Bulurokeng, Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar, Sulsel, pagi tadi sekitar pukul 06.00 Wita.

"Saat dilakukan penangkapan, kedua pelaku melakukan perlawanan dengan masing-masing menggunakan senjata tajam jenis parang dan senapan angin jenis PCP," kata Ramdhan.

Rizaldy dan Sanjai Ajis pernah menyatakan baiat kepada khilafah atau ISIS pada tahun 2015. Hal itu dilakukan bersama pengikut JAD lain di Ponpes Aridho. Pimpinan Ponpes Aridho, Ustaz Basri telah meninggal dunia di Nusa Kambangan.

Mertua dan menantu ini bersama keluarganya juga sempat hendak bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2016. Namun upaya tersebut digagalkan di Bandara Soekarno-Hatta.

Rizaldy dan Sanjai Ajis bersama pengikut JAD lainnya rutin melakukan pengkajian negara khilafah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho. Polri juga mengungkap keduanya pernah berperan terkait aksi terorisme maupun terhadap pelaku tindak pidana terorisme. 

Terlibat pengiriman dana ke pelaku bom bunuh diri Gereja di Filipina

Ramdhan mengatakan Basri meninggal dunia di Nusa Kambangan dalam kasus teror. Selain itu, Rizaldy dan Sanjai Ajis terlibat kajian pendukung daulah.

"Adakan kajian khusus pendukung daulah di Villa Mutiara dan Yayasan Aridho," ujarnya. "Terlibat dalam pengiriman dana kepada pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Zolo, Filipina."

Mulai Oktober 2020, Ramadhan menuturkan, keduanya secara rutin melakukan latihan menembak dan naik gunung atau idad.

Sebelumnya, dua terduga teroris tewas ditembak Densus 88 di Makassar, Sulsel. Keduanya disebut terlibat pengeboman gereja di Jolo, Filipina, pada 2019.

"Yang mempunyai keterlibatan dan aksi pengeboman gereja di Jolo, Filipina, ini," kata Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Witnu Urip Laksana saat dikonfirmasi, Rabu (6/1/2021).

"Sementara masih dalam pengembangan Kemudian masih dilakukan langkah-langkah olah TKP dan pemeriksaan saksi-saksi," imbuh dia.

Witnu menyebutkan dua terduga teroris tewas karena melakukan perlawanan saat akan ditangkap.

Diketahui, pada 27 Januari 2019, bom meledak di sebuah gereja di Jolo, Provinsi Sulu, Filipina. Sebanyak 22 orang tewas dalam aksi ini dan ratusan orang cedera. Pengeboman ini sempat mendapat reaksi dari dunia internasional. (pkp/hp) 

Baca selengkapnya di: detiknews

2 Teroris di Makassar Rutin Latihan Tembak-Naik Gunung Sejak Oktober Lalu

2 Teroris Makassar Kirim Dana ke Pelaku Bom Bunuh Diri di Gereja Filipina

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait