Listrik tidak bisa dijangkau 20% masyarakat di pedesaan Mali. Tapi sebuah kompleks perajin sudah mulai gunakan tenaga surya, dan jadi panutan bagi komunitas.
Iklan
Penjahit Kassim Sanogo punya banyak murid. Mereka belajar, bagaimana menjahit secara profesional, baik pakaian tradisional Dloki-Bas bagi perempuan, maupun Pipaus bagi pria. Di desa Koury yang lokasinya terpencil di pedalaman Mali, bisa belajar dari Kassim Sanogo jadi kebanggaan tersendiri.
“Saya membuka pusat pelatihan ini untuk melatih orang muda menjahit, “ kata penjahit itu. Karena di sini tidak banyak pekerjaan, banyak orang pergi ke daerah lain untuk belajar soal perdagangan, padahal di sini juga bisa. “Jadi saya rasa, pembuatan pusat pelatihan ini akan jadi kesempatan baik bagi orang muda,” demikian ditambahkan Sanogo.
Tenaga surya buka kesempatan bagi banyak orang
Ini semua dimungkinkan oleh energi surya, yang jadi sumber listrik bagi tempat pelatihan tukang jahit Sanogo. Tempat jahitnya jadi bagian sebuah pusat bisnis yang didirikan organisasi bantuan Prancis, GERES. Pusat industri ini dilengkapi modul sel tenaga surya. Ini kemajuan besar bagi pengusaha kecil seperti Sanogo.
“Instalasi di pusat bisnis ini membuat pekerjaan kami jauh lebih mudah,” kata Sanogo sambil menambahkan, bagus sekali jika ada akses listrik permanen dengan harga yang terjangkau.
Untuk biaya listrik, ia harus membayar sekitar Rp 260.000 sebulan. Tapi dengan itu, ia menawarkan kesempatan kerja bagi 30 orang muda Mali.
Energi Matahari Bawa Harapan di Lokasi Tanpa Listrik
04:07
Di pusat bisnis, yang selesai dibangun 2019 itu, juga ada 15 perusahaan kecil lain. Banyak perajin lainnya, seperti pembuat meja atau tukang las, juga punya bengkel di sini. Demikian halnya dengan seorang fotografer, seorang pemotong rambut, sebuah restoran dan stasiun radio lokal.
Instalasi di desa diperiksa secara teratur
Lydie Ongoiba adalah petugas ynag bertanggung jawab atas lancarnya fungsi instalasi sel surya. Untuk itu, Ongoiba mengadakan pemeriksaan secara teratur. Ongoiba sebenarnya bisa hidup nyaman di kota, tapi dia lebih suka berbakti di desa Koury. Instalasi yang diawasinya memproduksi listrik dengan kapasitas 31.000 kilowatt/jam per tahun.
Lydie Ongoiba menjelaskan, kapasistas total sel-sel surya bisa mencukupi kebutuhan di sini. Bahkan produksinya sedikit lebih banyak. “Tapi saya mengawasi agar tetap normal, karena belum semua perusahaan tercakup dalam jaringan.”
Kouyo adalah pusat bisnis kedua semacam ini, yang didirikan NGO GERES di Mali. Yang ketiga sedang dibangun di daerah Diaramana, sekitar 150 km di sebelah utara Koury. Kalau sudah selesai, 10 perusahaan akan mendapat akses ke jaringan listrik selama 24 jam.
Iklan
Pedesaan kekurangan listrik
Tukang las Soumaila Fané beruntung mendapat salah satu tempat yang jadi rebutan orang. Ia senang akan pindah tempat dan keuntungan lain yang akan ia peroleh.
Ia juga sudah punya rencana, langkah apa yang akan diambil berikutnya. “Saya ingin membeli peralatan lain. Misalnya mesin bubut dan serutan.” Ia bercerita, karena selama ini tidak ada listrik, ia belum beli. Mesin-mesin itu tidak bisa digerakkan dengan generator yang ia miliki.
Energi Surya di Lokasi yang Tidak Biasa
Dari luar angkasa hingga ransel olahraga, modul sel surya dapat digunakan hampir di mana saja. Berikut adalah beberapa lokasi tidak lumrah yang ternyata dapat memproduksi listrik bersih dari energi matahari.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Katamaran surya dalam tur keliling dunia
"Catamaran Race for Water" adalah kapal pesiar dengan pembangkit tenaga surya terbesar di dunia dan beroperasi sepenuhnya tanpa bahan bakar fosil. Modul sel surya di dek kapal menyuplai energi ke motor listrik dan mengisi baterai untuk kebutuhan di malam hari. Tidak menggunakan tiang dan layar, kapal pesiar menggunakan layang-layang yang bisa dikendalikan.
Foto: Race for Water/Peter Charaf
Modul dalam perjalanan
Gembala di Turki ini mengisi daya ponselnya dengan modul sel surya portabel. Modul portabel seperti ini populer di kalangan penjelajah alam bebas. Panel sel surya juga tersedia untuk ransel atau tenda. Mereka yang melakukan perjalanan namun dari jaringan listrik, kini lebih siap untuk hadapi keadaan darurat.
Foto: Halil Fidan/AA/picture alliance
Terbang tanpa bahan bakar fosil
Pesawat "Solar Impulse" terbang keliling dunia dalam beberapa tahapan dan sama sekali tanpa menggunakan bahan bakar fosil. Sel surya di badan pesawat dan sayap memberi daya pada mesin dan mengisi baterai pesawat. Dengan penerbangan keliling dunia, pionir penerbangan ini mempromosikan energi matahari dan menunjukkan apa yang mungkin dilakukan.
Foto: Solar Impulse/Revillard/Rezo.ch
Di luar angkasa dengan layar surya
Sel surya memungkinkan penerbangan luar angkasa yang lebih lama. Modul sel surya dapat dibuka di luar angkasa seperti di ISS atau satelit dan kapsul tak berawak. Para peneliti bahkan merancang taman sel surya di luar angkasa. Wahana eksplorasi matahari telah terbang hingga ke Jupiter. Namun, radiasi matahari di sana 25 kali lebih lemah daripada di orbit Bumi karena matahari sangat jauh.
Foto: NASA SPACEX/HO/dpa/picture alliance
Panggilan telepon bertenaga matahari pertama
Pada tahun 1955, modul sel surya perdana dipasang di negara bagian selatan AS untuk memberikan penguatan daya ke jaringan telepon. Setelah itu menyusul terobosan teknologi untuk perjalanan luar angkasa. Sejak itu, energi surya telah digunakan untuk hampir semua aplikasi energi.
Foto: AP Images/picture alliance
Revolusi energi matahari di bidang pertanian
Bekerja di ladang memang melelahkan. "Farmdroid" robot digerakan energi surya dari Denmark ini bekerja mandiri, otomatis dan tanpa merusak lingkungan. Robot dapat menabur bibit tanaman dan menyiangi gulma. Robot tidak butuh hari libur. Energinya berasal dari modul sel surya di atap dan dikendalikan dengan GPS.
Foto: Nikolai Tuborg/Farmdroid
Energi di atas air
Para pekerja ini bangga dengan pembangkit listrik tenaga surya terapung pertama di Kenya. Instalasi memasok listrik untuk pertanian bunga di bagian utara ibu kota Nairobi. Modul sel surya dipasang pada ponton khusus. Di lokasi lain, modul sel surya terapung di danau terkadang digabungkan dengan budidaya ikan.
Foto: ecoligo GmbH
Memasok energi pulau dengan panel surya di laut
Tahun 2019, panel surya terapung dibangun di laut di Maldives untuk memproduksi listrik buat tempat wisata. Sistem berkapasitas 680-kilowatt memang kecil, tetapi sejauh ini jadi salah satu instalasi sel surya terbesar di laut. Penelitian masih dilakukan untuk pembangkit di lepas pantai karena badai, gelombang kuat dan air asin menyerang modul lebih ganas dibanding di lokasi air tawar.
Foto: Swimsol
Listrik untuk semua
Tidak ada jaringan listrik di desa Tukul di Sudan Selatan. Tapi panel sel surya sekarang memproduki listrik secara lokal untuki ponsel dan lampu. Kemiskinan energi adalah masalah besar. Tahun 2016, di seluruh dunia 840 juta orang tidak punya akses listrik. Jumlahnya diharapkan turun menjadi 650 juta pada tahun 2030, terutama berkat modul sel surya yang terdesentralisasi.
Foto: picture-alliance/J. Heeneman
Memanen sinar matahari di pegunungan tinggi
Muttsee dekat Basel adalah reservoir tertinggi di Swiss. Sebuah instalasi panel surya raksasa dipasang di dinding bendungan. Menghasilkan listrik berlimpah, terutama di musim dingin, karena modul lebih efisien dalam cuaca dingin dan salju memantulkan tambahan sinar matahari. Sinar matahari jauh lebih kuat di ketinggian, karena kabut tetap berada di lembah. (sc/as)
Foto: Axpo
10 foto1 | 10
NGO perluas bantuan
GERES sudah membangun lima pusat bisnis lainnya di Mali, dan NGO itu berencana mendirikan lebih banyak lagi. Manager program GERES, Gregoire Gailly, menjelaskan, mereka berniat mempromosikan solusi untuk mendapatkan energi surya, bagi bisnis di daerah pedesaan, juga di negara-negara lain di kawasan ini dan di benua Afrika.
“Baik dengan tujuan untuk mewujudkan proyek NGO kami, tapi juga untuk terbentuknya infrastruktur yang bersifat berkelanjutan, dan kami ingin mempercayakannya pada operator swasta,” papar Gailly.
Warga Mali bisa berdiri sendiri
Magniené Sangaré adalah salah seorang murid yang belajar menjahit dari Kassim Sanogo. Ia datang setiap hari dengan bayi perempuannya. Suaminya juga bekerja. Jadi tidak ada yang mengurus anaknya di rumah. Tanpa adanya pusat bisnis ini, ia tidak punya kesempatan mendapat pekerjaan.
“Kalau sudah selesai pelatihan, saya ingin mendirikan bisnis jahitan sendiri di Koury,” kata Sangaré. Tapi jika suaminya yang seorang guru dipindahkan ke tempat lain, ia akan bisa buka bisnis di tempat lain.
Listrik tenaga surya membantu orang-orang seperti Kassim Sanogo dan murid-muridnya untuk tidak tergantung pada kawasan perkotaan. Ini juga membantu mencegah urbanisasi. (ml/ts)