1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
KonflikIsrael

Desakan untuk Israel-Hamas Bahas Gencatan Senjata

9 Agustus 2024

Pemimpin AS, Qatar, dan Mesir meminta Israel dan Hamas melanjutkan pembicaraan mengenai gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera. Sementara itu, Uni Eropa mengecam usulan Israel untuk memotong bantuan ke Gaza.

Seorang pengungsi di Gaza
Perang Israel-Hamas di Gaza memasuki bulan ke-11 pada pekan iniFoto: Abdel Kareem Hana/dpa/AP Photo/picture alliance

Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam sebuah pernyataan pada Kamis (08/8) mengatakan bahwa Israel akan mengirim negosiator ke perundingan yang mengupayakan gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.

Pengumuman ini dikeluarkan setelah adanya seruan dari Amerika Serikat, Qatar dan Mesir agar Israel dan Hamas melanjutkan perundingan gencatan senjata. Israel akan mengirimkan sebuah delegasi untuk "menyelesaikan rincian dan mengimplementasikan kesepakatan kerangka kerja," kata kantor Netanyahu.

Pembicaraan tersebut kemungkinan akan berlangsung di Kairo atau Doha, dengan Mesir dan Qatar sebagai mediator bersama Amerika Serikat.

Ketiga mediator pada Kamis (08/8) juga telah mendesak kedua belah pihak untuk kembali ke meja perundingan dan menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata dalam perang Israel-Hamas, yang telah memasuki bulan ke-11 pada minggu ini.

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru! 

Israel dan Hamas melakukan gencatan senjata yang berlangsung sekitar satu minggu pada akhir November 2023, di mana para sandera ditukar dengan para tahanan Palestina di penjara-penjara Israel, namun gagal mencapai kesepakatan serupa sejak saat itu meskipun sudah sering dilakukan mediasi. Masing-masing pihak cenderung saling menyalahkan satu sama lain atas kebuntuan tersebut.

AS, Mesir, Qatar desak perundingan gencatan senjata

Para pemimpin Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir mendesak Israel dan Hamas untuk melanjutkan perundingan di Doha atau Kairo minggu depan untuk membicarakan perbedaan-perbedaan yang ada terkait potensi gencatan senjata dan pembebasan sandera.

Dalam sebuah pernyataan bersama, ketiga mediator tersebut mengundang kedua belah pihak yang bertikai untuk melanjutkan perundingan pada tanggal 15 Agustus, dan mengatakan bahwa sebuah kesepakatan kerangka kerja telah ada di atas meja, dengan hanya rincian implementasi yang belum ada.

"Tidak ada lagi waktu yang terbuang atau alasan dari pihak manapun untuk penundaan lebih lanjut," kata pernyataan tersebut, yang ditandatangani oleh Presiden AS Joe Biden, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.

"Ini adalah waktu yang tepat untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan membebaskan para sandera dan tawanan," tambah pernyataan tersebut.

Israel memperkirakan bahwa sekitar 130 sandera masih berada dalam tawanan Hamas.

Uni Eropa kecam wacana untuk hentikan bantuan di Gaza

Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell mengecam keras pernyataan Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich baru-baru ini, dimana Smotrich melontarkan ide untuk membuat 2 juta warga Gaza kelaparan hingga para sandera dikembalikan ke Israel.

"Kelaparan yang disengaja terhadap warga sipil merupakan kejahatan perang," kata Borrell dalam sebuah pernyataan.

"Menteri Smotrich yang mengatakan bahwa 'mungkin dibenarkan dan bermoral' untuk membiarkan Israel 'menyebabkan 2 juta warga sipil mati kelaparan' sampai 'para sandera dikembalikan' sangat memalukan," lanjut Borrell.

"Ini menunjukkan, sekali lagi, penghinaan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan," tambah Borrell.

Diplomat tertinggi Uni Eropa itu kemudian meminta pemerintah Israel untuk "secara tegas menjauhkan diri dari kata-kata" Smotrich, yang merupakan salah satu anggota koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang paling ekstrem.

Jerman, Prancis dan Inggris juga telah mengeluarkan pernyataan yang mengecam pernyataan Smotrich.

AS: 'terkejut' sikapi wacana untuk hentikan bantuan di Gaza

Pemerintahan Biden mengatakan bahwa pihaknya "terkejut" dengan saran Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich untuk menghentikan pengiriman bantuan ke Gaza sampai para sandera dikembalikan.

"Kami terkejut dengan komentar-komentar ini dan menegaskan bahwa retorika ini berbahaya dan mengganggu," The Times of Israel mengutip juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang mengatakan dalam sebuah pernyataan di koran tersebut.

Presiden AS Joe Biden dan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken telah berulang kali menekankan "perlunya mengakhiri krisis kemanusiaan di Gaza, menghilangkan segala hambatan terhadap aliran bantuan dan memulihkan layanan dasar bagi mereka yang membutuhkan," tambah pernyataan tersebut.

Konflik di Gaza dimulai setelah militan Hamas menyerbu Israel pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera sekitar 250 orang. Hamas diklasifikasikan sebagai organisasi teroris oleh beberapa negara termasuk Jerman dan Amerika Serikat.

fr/rs/hp (Reuters, AFP, AP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait