Kecerdasan buatan digabung analisis radiokarbon menginformasikan usia beberapa Gulungan Naskah Laut Mati lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Hal ini dapat memberikan pemahaman baru akan Yudaisme dan awal Kekristenan.
Naskah Laut Mati berusia lebih dari 2.000 tahun dan berisi beberapa teks tertua kitab IbraniFoto: Depositphotos/IMAGO
Iklan
Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One pada hari Rabu (3/6) menginformasikan, Gulungan Naskah Laut Mati kemungkinan besar berusia lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.
Hal tersebut dideteksi oleh program (AI) yang telah dilatih untuk mempelajari gaya tulisan tangan manuskrip kuno, dikombinasikan dengan penentuan umur menggunakan metode radiokarbon untuk memperkirakan usia teks kuno secara lebih akurat.
Hasil riset ini menjadi entri data teranyar dalam studi zaman klasik era baru (abad ke-8 SM hingga 5 Masehi), di mana para peneliti menggunakan AI untuk mengungkap rahasia yang tertulis pada Gulungan Naskah kuno yang sebagian mulai rusak.
"Penentuan ulang usia Gulungan Naskah Laut Mati, yang merupakan kesimpulan yang ditarik AI, dapat memberikan pemahaman baru tentang tentang Yudaisme dan Kekristenan awal, kata para penulis studi tersebut.
"Sangat menarik untuk melakukan langkah signifikan, untuk memecahkan masalah penetapan usia Gulungan Naskah Laut Mati, dan juga menciptakan alat baru untuk mempelajari koleksi naskah kuno bersejarah, yang sebagian belum diketahui usianya,” kata penulis studi Mladen Popovic dari Universitas Groningen, Belanda.
13 Temuan Arkeologis di Jerman
Artefak-artefak ini mengungkapkan bagaimana Jerman menjadi salah satu pusat perkembangan utama benua Eropa
Foto: Urgeschichtliches Museum Blaubeuren/J. Wiedmann
Langit yang ditempa
Piringan Langit Nebra dianggap sebagai temuan arkeologis sensasional, dipercaya menjadi penggambaran fenomena kosmis tertua di dunia. Piringan ini ditemukan oleh pemburu harta karun dengan pendeteksi metal di Sachsen-Anhalt pada 1999. Pertama kali diperkirakan umurnya 3.600 tahun, namun para peneliti hingga kini mempertanyakan itu.
Foto: Landesamt für Denkmalpflege und Archäologie Sachsen-Anhalt/J. Lipták
Penggambaran sosok manusia tertua
Venus dari gua Hohle Fels di barat daya Jerman pertama kali ditemukan tahun 2008. Figur berukuran 6 centimeter yang terbuat dari gading ini dipercayai dulu dikenakan sebagai sebuah jimat. Umurnya diperkirakan 35.000 sampai 40.000 ribu tahun, membuat figur ini sebagai penggambaran manusia yang tertua dalam seni prasejarah.
Foto: Urgeschichtliches Museum Blaubeuren/J. Wiedmann
Topi Sakti
Tiga dari empat topi emas dari zaman perunggu (1000 SM) yang ditemukan di dunia ditampilkan dalam pameran museum Gropius Bau di Berlin pada 2019. Mereka adalah simbol dewa dan pendeta dalam kultus matahari yang dipraktekan di Eropa tengah pada masa itu. Dibuat dari emas tipis, topi ini diperkirakan menjadi pelapis aksesoris kepala dari bahan organik yang bentuknya sama.
Foto: Museum für Vor- und Frühgeschichte Berlin/C. Plamp
Harta karun Romawi di daerah pelabuhan Köln
Arkeolog menemukan ribuan benda, termasuk lampu minyak ini dari abad ke-1 di dalam lumpur lokasi bekas pelabuhan Romawi di Köln. Dalam sejarahnya, permukiman Romawi yang baru didirikan ini menjadi pusat perdagangan penting, di mana bisa ditemukan barang-barang dari Afrika utara, Pompeii, dan Aquitaine. Sebuah kapal Romawi berumur 1.900 tahun juga ditemukan di Köln pada 2007.
Foto: Römisch-Germanisches Museum der Stadt Köln; Foto: Axel Thünker, DGPh
Rahasia seorang ratu Celtic
Akhir tahun 2010, sebuah makam bangsawan wanita celtic awal ditemukan sepenuhnya di dekat kota Herbertingen di selatan Jerman. Terdapat perhiasan perunggu dan emas yang diimpor dari jauh. Temuan ini membuktikan bahwa perdagangan dengan di Eropa telah berlangsung pesat sejak abad ke-6 SM.
Foto: Landesamt für Denkmalpflege Stuttgart/Y. Mühleis
Kemewahan Romawi dalam kubur
Sebuah makam Romawi unik ditemukan dekat kota Haltern, di Nordrhein-Westfalen. Di dalamnya, bersamaan dengan sisa seorang manusia, terdapat kline yang diukir dengan tulang, yang menjadi tempat tidur bagi orang mati. Kline ini dibawa ke Jerman dari Italia demi menjaga kemewahan Romawi setelah kematian. Tempat tidur berumur 1.900 tahun ini direkonstruksi menggunakan ribuan fragmen.
Foto: LWL-Archäologie für Westfalen/S. Brentführer
Alat serba guna zaman batu
Kapak tangan adalah alat yang paling lama digunakan selama sejarah manusia, sudah ada sejak 2 juta tahun lalu di Afrika. Kapak tangan yang ditemukan di Eurasia jauh lebih muda. Alat multifungsi ini digunakan untuk memotong, membelah, mengikis, memukul, juga dilempar. Potongan batu api ini sendiri umurnya diperkirakan 35.000 tahun
Foto: Archäologisches Museum Hamburg
Penunggang di atas badai
Penunggang kuda ini adalah salah satu dari 11 patung yang ditemukan di pusat sejarah Berlin pada 2010. Patung dari tahun 1933-34 karya Fritz Wrampe, dipercayai hilang sebelumnya. Karya yang disingkirkan dari museum oleh Nazi ini ternyata disimpan di suatu gudang. Sayangnya patung ini rusak akibat pengeboman Berlin pada perang dunia ke-2.
Foto: Museum für Vor- und Frühgeschichte Berlin/A. Kleuker
Medan perang tertua Eropa
Akhir dekade 90-an, ribuan tulang manusia dan senjata digali sepanjang Sunga Tollense di Mecklenburg-Vorpommern. Umurnya diperkirakan 3.300 tahun dan menjadi medan perang tertua yang terverifikasi di Eropa. Meski hingga kini belum jelas siapa dan darimana para pejuang ini berasal.
Foto: Landesamt für Kultur und Denkmalpflege Mecklenburg-Vorpommern
Laboratorium seorang ahli kimia
Akhir tahun 2012, panci, tabung, alat penyaring - sebuah laboratorium lengkap - ditemukan di WIttenberg, kota dari ahli kimia zaman Renaissance Dr. Faustus. Artefak ini ditemukan berserakan hingga sampai 10.000 bagian yang kemudian disusun satu persatu, hingga mengungkap laboratorium tertua di Eropa, dari tahun 1520-1540.
Foto: Landesamt für Denkmalpflege und Archäologie Sachsen-Anhalt/J. Lipták
Dekorasi protektif primitif
Temuan menakjubkan dekat Danau Konstanz di selatan Jerman: sebuah dekorasi zaman neolitik dari tanah liat. Bukti bahwa manusia sudah mendekorasi rumahnya dari tahun 4.000 SM. Diperkirakan temuan ini menjadi penggambaran komplek nenek moyang atau dewa untuk melindungi rumah.
Foto: Landesamt für Denkmalpflege Hemmenhofen/M. Erne
Kristus dalam makam
Lencana ziarah dikenakan pada abad pertengahan oleh penganut Katolik Roma sebagai suvenir ziarah mereka, beberapa bahkan membawanya ke dalam makam. Lencana berbahan timah yang diperkirakan dari abad 13-14 ini ditemukan di Hamburg. Lencana ini menunjukkan Kristus sedang menunggangi keledai.
Foto: Archäologisches Museum
Hamburg
900 gram perak
Pada 2005, seorang pendaki di daerah Lusatia menemukan sejumlah perak penting, yang dikenal dengan “timbunan Cortnitz”. Sebagian besar koin dan perhiasan perak pecahan ini berasal dari abad ke-11. Asal usulnya berasal dari Bohemia dan Moravia, tetapi juga dari Bulgaria, Skandinavia, dan bahkan Baghdad. Pecahan perak digunakan sebagai mata uang sebelum koin resmi diciptakan.(JA/hp)
Foto: Landesamt für Archäologie Sachsen/U. Wohmann
13 foto1 | 13
Analisis radiokarbon dikombinasi analisis tulisan tangan oleh AI
Gulungan Naskah Laut Mati, yang pertama kali ditemukan di sebuah gua di Israel pada tahun 1947, merupakan penemuan naskah kuno paling penting dalam seratus tahun terakhir.
Ada sekitar 1.000 naskah dalam Gulungan Naskah Laut Mati. Di antara naskah-naskah tersebut, terdapat beberapa salinan tertua yang diketahui berasal dari Alkitab Ibrani. Kajian naskah-naskah kuno ini telah mengubah pemahaman secara mendalam, terkait asal-usul agama Kristen dan pembentukan Agama Yahudi pasca Alkitab.
Penentuan umur naskah-naskah kuno ini dengan metode paleografi atau ilmu yang mempelajari tulisan tangan kuno, mengungkap bahwa naskah-naskah ditulis selama beberapa ratus tahun antara tahun 250 Sebelum Masehi hingga 100 Masehi.
Namun, para ahli mengalami kesulitan menganalisis teks-teks kuno, terutama dalam membedakan gaya satu penulis dengan penulis lainnya, sehingga usia sebenarnya teks tersebut tidak bisa diandalkan.
Target para peneliti adalah, meningkatkan metode analisis dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengkaji tulisan tangan, dan melakukan referensi silang data ini dengan penentuan umur dengan metode radiokarbon. Analisis radiokarbon dapat memperkirakan usia material , dengan mengukur isotop karbon-14 yang perlahan meluruh seiring berjalannya waktu.
"Keuntungan dari model [AI] adalah memberikan objektivitas yang terukur pada palaeografi, dan mengurangi subjektivitas metode ini,” tulis para penulis.
Apa Kegunaan Pemercepat Partikel?
02:04
This browser does not support the video element.
Model AI mula-mula dilatih pada 24 manuskrip yang umurnya diketahui pasti lewat analisis radiokarbon. Para penulis kemudian menggunakan model AI ini untuk menganalisis gaya tulisan tangan dari 135 gulungan naskah yang tidak diketahui umurnya, gulungan berasal dari rentang waktu tiga abad, sekitar 200 SM hingga 100 Masehi.
Hal ini menciptakan cara yang lebih baik untuk mendeteksi usia manuskrip, dengan akurasi mencapai 79% berdasar analisis.
"Pendekatan baru ini memungkinkan (para peneliti) menggabungkan kepakaran sejarah dengan ketepatan teknis,” kata Thea Sommerschield dan Yannis Assael, yang sebelumnya mengembangkan perangkat AI untuk mempelajari teks-teks kuno di Universitas Oxford, Inggris, dalam sebuah surat elektronik kepada DW. Sommerschield dan Assael tidak terlibat dalam penelitian ini.
Iklan
Kronologi baru dari Gulungan Naskah Laut Mati
Para penulis penelitian ini meyakini, analisis mereka dapat menghasilkan kronologi baru dari gulungan-gulungan naskah kuno tersebut. Jika diverifikasi, ini akan mengubah pemahaman tentang sejarah Yudea kuno dan orang-orang yang menulis teks-teks tersebut.
Analisis AI menemukan, usia naskah-naskah tersebut secara keseluruhan lebih tua daripada perkiraan sebelumnya (250 SM-100M), dan menunjukkan usianya berkisar dari awal abad kedua Sebelum Masehi, bahkan sedikit lebih awal.
Para ahli sering berasumsi, kebangkitan dan perluasan kerajaan Hasmonea dari pertengahan abad kedua Sebelum Masehi dan era setelah itu, memicu peningkatan "budaya intelektual literasi tulisan.” Para penulis mengatakan, temuan mereka menunjukkan para penulis telah menyalin banyak naskah sastra dari sebelum periode ini.
Kecerdasan Buatan: Akankah Robot Humanoid Menggantikan Manusia?
Robot yang dilengkapi artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan mengambil alih lebih banyak tugas dari manusia. Apa yang mampu dilakukan oleh mesin itu? Apakah mereka akan segera menggantikan manusia?
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Einstein sebagai panutan
Perusahaan Hanson Robotics yang berbasis di Hong Kong mengembangkan robot mirip manusia dan dikenal dengan robotika yang dilengkapi teknologi artificial intelligence (AI). Salah satu robot itu dinamakan "Profesor Einstein", terinspirasi dari fisikawan terkenal itu. Inovasi ini bertujuan agar pengetahuan dan humor Einstein dapat diakses oleh generasi mendatang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Semirip mungkin dengan manusia
Untuk membuat robot yang bisa semirip mungkin dengan manusia, kulit nanoteknologi yang disebut Frubber digunakan dalam proses pembuatannya. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan sistem operasi android yang menampilkan ekspresi wajah yang realistis. Nantinya perusahaan juga ingin memberikan robot kemampuan yang dimiliki manusia seperti cinta dan kasih sayang.
Foto: Stringer/AA/picture alliance
Robot Sophia: Seorang warga dan duta besar
Perusahaan Hanson Robotics menciptakan robot humanoid sejak 2007 dan berkembang pesat dalam 10 tahun dengan modelnya "Sophia", yang menjadi robot pertama dan sejauh ini satu-satunya yang memiliki kewarganegaraan. Setelah dirilis ke publik, Arab Saudi menjadikan robot itu sebagai warganya. "Sophia" juga bekerja untuk PBB sebagai "duta inovasi".
Foto: ISAAC LAWRENCE/AFP/Getty Images
Dari pencuci piring hingga penjelajah luar angkasa
Robot "Beomni" adalah robot serbaguna, yang menurut pabrikan AS Beyond Imagination, dapat digunakan dalam berbagai cara. "Beomni" mampu membuka botol, memberikan suntikan, sehingga dapat digunakan dalam bidang gastronomi dan bidang medis. Bahkan direncanakan akan mampu melakukan perjalanan ke luar angkasa untuk membantu membangun konstruksi luar angkasa.
Foto: YouTube/CNET
Seni yang dibuat oleh kecerdasan buatan
Robot humanoid tidak hanya bisa melakukan tugas-tugas praktis, mereka bahkan punya kemampuan artistik seperti halnya dengan "Ai-Da Robot." Robot humanoid dari Engineered Arts adalah seniman dengan wajah manusia dan lengan robot. Dikembangkan pada tahun 2019, "Ai-Da" adalah sistem seni robotik pertama di dunia. Dengan bantuan algoritme, robot ini bisa menghasilkan gambar, lukisan, dan pahatan.
Foto: Avalon/Photoshot/picture alliance
Asli dan palsu
Ini adalah foto ahli robot Jepang, Hiroshi Ishiguro, yang berdiri di samping robotnya "Geminoid", yang terlihat seperti saudara kembarnya. Ishiguro dianggap sebagai bintang pop dalam penelitian robotika Jepang dan telah membuat tiruan android untuk Menteri Transformasi Digital Jepang, Taro Kono. Robot Ishiguro sedang dalam serangkaian workshop di Amerika Serikat, tanpa sang pembuatnya.
Foto: Naoki Maeda/AP Photo/picture alliance
Rekan seperjuangan
Robot humanoid juga sedang dikembangkan di Jerman. Pada musim gugur 2022, "Lena" menyelesaikan uji coba di kantor. Robot perempuan buatan laboratorium penelitian Leap in Time Lab yang dilengkapi kecerdasan buatan ini bekerja bersama rekan manusia selama delapan minggu. Di akhir fase uji coba, Lena telah memperluas kosa katanya sedemikian rupa sehingga dia mampu memberikan presentasi.
Foto: Boris Roessler/dpa/picture-alliance
Ilmuwan dan pelopor AI memperingatkan akan bahaya
Semakin banyak tugas yang diambil alih kecerdasan buatan, semakin besar pembahasan tentang dimensi etis dari perkembangan ini. Geoffrey Hinton, yang dikenal sebagai "ayah baptis AI", takut kehilangan kendali atas AI dan memperingatkan "risiko serius bagi umat manusia". Banyak yang mungkin segera "tidak lagi mengenali apa yang benar," katanya. Hinton baru saja mengundurkan diri dari Google. (ha/)
Sommerschield dan Assael mengatakan, studi terbaru ini menunjukkan bahwa AI dapat digunakan untuk memberikan penentuan umur yang lebih akurat untuk teks-teks kuno lainnya.
"Studi baru ini menunjukkan, alat bantu komputasi tidak mengurangi peran keahlian manusia, tetapi justru meningkatkannya, membuka jalan baru untuk penemuan dalam teks yang sudah banyak dipelajari sekalipun,” kata mereka dalam emailnya kepada DW.
Para ahli studi zaman klasik meyakini, mereka berada di ambang era baru karena perkembangan teknologi AI. Para peneliti juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menerjemahkan teks-teks kuno lainnya, yang sempat membuat para ahli sejarah 'frustasi' selama beberapa dekade.
Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris