1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
IptekTimur Tengah

Deteksi AI: Naskah Laut Mati Lebih Tua dari Perkiraan

6 Juni 2025

Kecerdasan buatan digabung analisis radiokarbon menginformasikan usia beberapa Gulungan Naskah Laut Mati lebih tua dari perkiraan sebelumnya. Hal ini dapat memberikan pemahaman baru akan Yudaisme dan awal Kekristenan.

Naskah Laut Mati berusia lebih dari 2.000 tahun dan berisi beberapa teks tertua kitab Ibrani
Naskah Laut Mati berusia lebih dari 2.000 tahun dan berisi beberapa teks tertua kitab IbraniFoto: Depositphotos/IMAGO

Sebuah hasil penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Plos One pada hari Rabu (3/6) menginformasikan, Gulungan Naskah Laut Mati kemungkinan besar berusia lebih tua dari yang diperkirakan sebelumnya.

Hal tersebut dideteksi oleh program (AI) yang telah dilatih untuk mempelajari gaya tulisan tangan manuskrip kuno, dikombinasikan dengan penentuan umur menggunakan metode radiokarbon untuk memperkirakan usia teks kuno secara lebih akurat. 

Hasil riset ini menjadi entri data teranyar dalam studi zaman klasik era baru (abad ke-8 SM hingga 5 Masehi), di mana para peneliti menggunakan AI untuk mengungkap rahasia yang tertulis pada Gulungan Naskah kuno yang sebagian mulai rusak. 

"Penentuan ulang usia Gulungan Naskah Laut Mati, yang merupakan kesimpulan yang ditarik AI, dapat memberikan pemahaman baru tentang tentang Yudaisme dan Kekristenan awal, kata para penulis studi tersebut.

"Sangat menarik untuk melakukan langkah signifikan, untuk memecahkan masalah penetapan usia Gulungan Naskah Laut Mati, dan juga menciptakan alat baru untuk mempelajari koleksi naskah kuno bersejarah, yang sebagian belum diketahui usianya,” kata penulis studi Mladen Popovic dari Universitas Groningen, Belanda.

Analisis radiokarbon dikombinasi analisis tulisan tangan oleh AI

Gulungan Naskah Laut Mati, yang pertama kali ditemukan di sebuah gua di Israel pada tahun 1947, merupakan penemuan naskah kuno paling penting dalam seratus tahun terakhir. 

Ada sekitar 1.000 naskah dalam Gulungan Naskah Laut Mati. Di antara naskah-naskah tersebut, terdapat beberapa salinan tertua yang diketahui berasal dari Alkitab Ibrani. Kajian naskah-naskah kuno ini telah mengubah pemahaman secara mendalam, terkait asal-usul agama Kristen dan pembentukan Agama Yahudi pasca Alkitab.

Penentuan umur naskah-naskah kuno ini dengan metode paleografi atau ilmu yang mempelajari tulisan tangan kuno, mengungkap bahwa naskah-naskah ditulis selama beberapa ratus tahun antara tahun 250 Sebelum Masehi hingga 100 Masehi.

Namun, para ahli mengalami kesulitan menganalisis teks-teks kuno, terutama dalam membedakan gaya satu penulis dengan penulis lainnya, sehingga usia sebenarnya teks tersebut tidak bisa diandalkan.

Target para peneliti adalah, meningkatkan metode analisis dengan menggunakan kecerdasan buatan untuk mengkaji tulisan tangan, dan melakukan referensi silang data ini dengan penentuan umur dengan metode radiokarbon. Analisis radiokarbon dapat memperkirakan usia material , dengan mengukur isotop karbon-14 yang perlahan meluruh seiring berjalannya waktu.

"Keuntungan dari model [AI] adalah memberikan objektivitas yang terukur pada palaeografi, dan mengurangi subjektivitas metode ini,” tulis para penulis.

Apa Kegunaan Pemercepat Partikel?

02:04

This browser does not support the video element.

Model AI mula-mula dilatih pada 24 manuskrip yang umurnya diketahui pasti lewat analisis radiokarbon. Para penulis kemudian menggunakan model AI ini untuk menganalisis gaya tulisan tangan dari 135 gulungan naskah yang tidak diketahui umurnya, gulungan berasal dari rentang waktu tiga abad, sekitar 200 SM hingga 100 Masehi. 

Hal ini menciptakan cara yang lebih baik untuk mendeteksi usia manuskrip, dengan akurasi mencapai 79% berdasar analisis.

"Pendekatan baru ini memungkinkan (para peneliti) menggabungkan kepakaran sejarah dengan ketepatan teknis,” kata Thea Sommerschield dan Yannis Assael, yang sebelumnya mengembangkan perangkat AI untuk mempelajari teks-teks kuno di Universitas Oxford, Inggris, dalam sebuah surat elektronik kepada DW. Sommerschield dan Assael tidak terlibat dalam penelitian ini.

Kronologi baru dari Gulungan Naskah Laut Mati

Para penulis penelitian ini meyakini, analisis mereka dapat menghasilkan kronologi baru dari gulungan-gulungan naskah kuno tersebut. Jika diverifikasi, ini akan mengubah pemahaman tentang sejarah Yudea kuno dan orang-orang yang menulis teks-teks tersebut.

Analisis AI menemukan, usia naskah-naskah tersebut secara keseluruhan lebih tua daripada perkiraan sebelumnya (250 SM-100M), dan menunjukkan usianya berkisar dari awal abad kedua Sebelum Masehi, bahkan sedikit lebih awal.

Para ahli sering berasumsi, kebangkitan dan perluasan kerajaan Hasmonea dari pertengahan abad kedua Sebelum Masehi dan era setelah itu, memicu peningkatan "budaya intelektual literasi tulisan.” Para penulis mengatakan, temuan mereka menunjukkan para penulis telah menyalin banyak naskah sastra dari sebelum periode ini.

Sommerschield dan Assael mengatakan, studi terbaru ini menunjukkan bahwa AI dapat digunakan untuk memberikan penentuan umur yang lebih akurat untuk teks-teks kuno lainnya.

"Studi baru ini menunjukkan,  alat bantu komputasi tidak mengurangi peran keahlian manusia, tetapi justru meningkatkannya, membuka jalan baru untuk penemuan dalam teks yang sudah banyak dipelajari sekalipun,” kata mereka dalam emailnya kepada DW.

Para ahli studi zaman klasik meyakini, mereka berada di ambang era baru karena perkembangan teknologi AI. Para peneliti juga menggunakan kecerdasan buatan untuk menerjemahkan teks-teks kuno lainnya, yang sempat membuat para ahli sejarah 'frustasi' selama beberapa dekade.

Artikel ini pertama kali terbit dalam bahasa Inggris

Diadaptasi oleh Sorta Lidia Caroline

Editor: Agus Setiawan