Setelah memveto resolusi yang diajukan Jerman dan Belgia untuk bantuan kemanusiaan ke Suriah, Rusia ajukan resolusi tandingan. Tapi rancangan Rusia ditolak mayoritas anggota Dewan Keamanan.
Iklan
Anggota Dewan Keamanan PBB pada hari Rabu (9/7) menolak rancangan resolusi Rusia soal koridor bantuan kemanusiaan ke Suriah. Rusia sebelumnya memveto resolusi yang diajukan Jerman dan Belgia dan mengajukan proposal tandingan.
Tetapi resolusi Rusia hanya disetujui 4 dari 15 anggota Dewan Keamanan, yaitu Cina, Vietnam, Afrika Selatan dan Rusia sendiri. Tujuh anggota Dewan Keamanan menolak rancangan itu, empat anggota memberi suara abstain.
Tujuh negara yang menolak termasuk Jerman, Prancis, Inggris, dan AS. Rancangan yang diajukan Rusia hanya menetapkan satu pos penyeberangan untuk bantuan kemanusiaan. Sedangkan proposal Jerman dan Belgia yang diveto Rusia dan Cina menetapkan dua pos penyeberangan.
Koridor bantuan kemanusiaan
Saat ini, pengiriman bantuan kemanusiaan PBB bisa menggunakan pos penyeberangan di perbatasan Turki-Suriah, yaitu di Bab al Salam, utara Aleppo, dan di Bab al Hawa di provinsi Idlib.
Penyeberangan perbatasan ini sudah digunakan sejak 2014 sebagai koridor bantuan kemanusiaan PBB bagi masyarakat Suriah di kawaasan itu. Tetapi mandat untuk pengiriman bantuan lintas batas PBB akan berakhir hari Jumat (10/7) besok.
Rancangan resolusi yang diajukan Jerman dan-Belgia sebelumnya menetapkan perpanjangan mandat untuik satu tahun, sedangkan rancangan yang diajukan Rusia hanya berlaku enam bulan.
Rusia juga mendukung tuntutan Presiden Suriah Bashar al-Assad, yang hanya ingin ada satu pos penyeberangan, yaitu di Bab al-Hawa yang berada di bawah pengawasan Damaskus.
Idlib Hadapi Bencana Kemanusiaan
Pasukan Suriah yang disokong Rusia lancarkan pemboman kawasan Idlib, Suriah. Aliran pengungsi kini bergerak ke perbatasan Turki. PBB peringatkan kemungkinan terjadinya "pertumpahan darah."
Foto: picture-alliance/AA/E. Hacioglu
Melarikan diri
Jalan-jalan dipenuhi kendaraan yang bergerak dari kawasan Idlib di Suriah Utara menuju perbatasan Turki. Pasukan rezim Assad maju dari selatan dan timur, disokong sekutu Rusia dan Iran. Sebagian kelompok pemberontak didukung Turki, yang juga menempatkan serdadunya di daerah itu.
Foto: Reuters7K. Ashawi
"Kengerian berlipat ganda"
Hampir satu juta orang sudah berada di pengungsian sejak Desember. Menurut petugas urusan kemanusiaan PBB, Mark Lowcock, "kengerian sudah berlipat ganda" dalam dua pekan belakangan ini. Pertempuran semakin sengit dalam beberapa hari terakhir. Tentara Presiden Assad desak warga keluar dari provinsi Idlib dalam upaya menguasai daerah terakhir yang masih di tangan pemberontak.
Foto: Reuters/K. Ashawi
Dibom hingga luluh lantak
Maaret al Numan dan daerah sekitarnya jadi kawasan yang paling didera serangan. Kota itu dibom hingga luluh lantak dan ditinggalkan penduduknya. Jalan bebas hambatan M5 dari Damaskus menuju perbatasan dengan Turki melewati kawasan ini dan Aleppo. Para pengungsi berusaha mencapai perbatasan, tapi perbatasan sudah ditutup.
Foto: picture-alliance/AA/M. Said
Menunggu di perbatasan
Sekitar 100 orang, di antaranya 35 anak, tewas dalam paruh pertama Februari saja. Demikian keterangan PBB, yang juga mengatakan bahwa keselamatan warga sipil dengan sengaja tidak dipedulikan. Keluarga ini lari ke perbatasan dengan Turki beberapa bulan lalu. Mereka tinggal di kamp pengungsi Kafr Lusin, dengan harapan Turki akan membiarkan mereka masuk.
Foto: Getty Images/AFP/A. Watad
500.000 anak menderita
Dari sekitar satu juta orang yang melarikan diri, diperkirakan separuhnya anak-anak. Dan sebagian besar dari separuh lainnya perempuan. Di dekat perbatasan tidak cukup banyak gubug untuk menampung mereka, sehingga sebagian tinggal di tenda-tenda. Orang-orang tidur hanya beralas karton, kadang dalam suhu di bawah nol.
Foto: Getty Images/AFP/A. Watad
Hanya sedikit makanan dan obat-obatan
Yang memiliki tenda biasanya tinggal di sana bersama lusinan anggota keluarga. Di banyak kamp pengungsi obat-obatan tidak ada lagi, sementara makanan dan pakaian sudah semakin berkurang. Menurut dokter yang bertugas, anak-anak menderita kekurangan makanan, dan sebagian bahkan terancam mati kelaparan. Sebagian orang sudah mati kedinginan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Watad
Mengungsi di sekolah
Banyak anak di daerah itu tidak bisa bersekolah lagi. Jadi banyak bangunan sekolah sudah dialihfungsikan. Kadang, bahkan kamp pengungsi jadi sasaran pemboman.
Foto: Getty Images/B. Kara
Berusaha selamat
Jika ingin menyeberangi perbatasan lewat rute ilegal, orang harus membayar mahal. Tidak semua orang bisa membayar. Penyelundup manusia meminta uang sekitar 29 juta Rupiah. Dan mereka yang nekad mempertaruhkan nyawa, karena penjaga perbatasan Turki memiliki kamera pencitraan termal yang bisa membantu mereka melacak pengungsi yang berusaha melintasi perbatasan.
Foto: Getty Images/AFP/A. Watad
Ingin hidup yang bermartabat
Menurut PBB, situasi di Idlib bisa jadi bencana kemanusiaan terbesar di abad ke-21. Tidak ada yang tahu apakan akan ada gencatan senjata. Sementara bagi para pengungsi, siapa yang yang mengakhiri perang tidak terlalu penting. Mereka memerlukan keamanan, dan ingin hidup secara terhormat, juga untuk anak-anak mereka. (Ed.: ml/ap)
Foto: Getty Images/B. Kara
9 foto1 | 9
Jerman dan Belgia kritik Rusia
"Jutaan orang mengandalkan Dewan Keamanan untuk memungkinkan sebanyak mungkin akses kemanusiaan... kami akan terus bekerja untuk tujuan ini," kata Jerman dan Belgia dalam sebuah pernyataan setelah pemungutan suara hari Rabu (8/7).
Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mengecam sikap Rusia yang memveto rancangan resolusi Jerman dan memperburuk situasi kemanusiaan di Suriah. Kepada harian nasional Jerman Süddeutsche Zeitung Heiko Maas mengatakan, sikap dan mentalitas blokade yang ditunjukkan Rusia adalah "bermain-main dengan nyawa orang".
Dewan Keamanan PBB masih punya waktu hingga Jumat malam untuk memutuskan mandat baru bantuan kemanusiaan ke Suriah.