1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Dewan NATO-Rusia Akan Kembali Aktif

26 Juni 2009

Dewan gabungan NATO-Rusia, didirikan pada tahun 2002. Sayangnya dipetieskan setelah pecah perang di Georgia. Hadirnya presiden baru AS Obama membuat es itu mencair. Sabtu ini (27/06), menlu NATO dan Rusia bertemu.

Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer di Brussel.
Sekjen NATO Jaap de Hoop Scheffer di Brussel.Foto: picture-alliance/ dpa

Di bulan Mei 2002, dibentuknya Dewan NATO-Rusia menjadi berita besar. Sekretaris Jenderal NATO waktu itu George Robertson mengatakan, pembentukan dewan tersebut membuka lembaran baru hubungan Eropa-Atlantik. Presiden Rusia ketika itu Vladimir Putin menyatakan harapan bagi dikembangkannya kualitas hubungan Rusia dengan NATO.

Harapan itu juga sempat terwujud. Hubungan NATO dengan Rusia semakin dalam. Namun perang yang berkecamuk antara Georgia dan Rusia di bulan Agustus 2008 telah merusak hubungan baik tersebut. Presiden Amerika Serikat waktu itu George W. Bush bereaksi kecewa dan marah.

"Dalam tahun-tahun belakangan ini, Rusia berupaya menjadi bagian struktur diplomatis, politis, ekonomi dan politik keamanan abad ke-21. Amerika Serikat mendukung upaya ini. Sekarang Rusia mempertaruhkan sasaran upayanya itu. Rusia melancarkan aksi militer di Georgia yang membalikkan langkah prinsip dasar institusi ini. Jika Rusia ingin mencegah berlanjutnya kerusakan hubungan dengan Amerika Serikat, Eropa dan negara lain. Jika Rusia ingin mengembalikan posisinya di dunia internasional, Rusia harus memegang kata-katanya dan mengakhiri krisis.“ kata Bush.

Kendaraan lapis baja Rusia terlihat memasuki wilayah provinsi Ossetia Selatan, Georgia, Agustus 2008.Foto: AP

NATO menghentikan aktivitas dewan itu sebagai protes. Di puncak krisis pada Agustus 2008, ada politisi yang mengusulkan arah lain. Mereka mengusulkan kepentingan jangka panjang, termasuk Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier.

"Kita tidak akan mencapai stabilitas tanpa Rusia dan dengan melawan Rusia, tetapi hanya dengan Rusia,“ tegas Steinmeier.

Dalam beberapa bulan terakhir terdapat kesan, ada keinginan untuk membuka kembali forum pembicaraan. Kendati ketika itu terdapat perbedaan pendapat berkepanjangan. Akhir tahun lalu, NATO membuka kembali pembicaraan informal dalam Dewan NATO-Rusia. Gebrakan ini dibuat oleh perubahan di Gedung Putih. Presiden AS Barack Obama membuka awal baru dengan Rusia.

Bulan Maret lalu, Sekretaris Jenderal NATO Jaap de Hoop Scheffer di tengah dewan menteri luar negeri menyatakan. "Para menteri memutuskan, Dewan NATO-Rusia akan kembali diaktifkan secepatnya setelah pertemuan puncak di Straßburg."

Dengan begitu, terbuka jalan bagi digelarnya pertemuan tingkat menteri. Dewan NATO-Rusia mendapatkan kembali statusnya seperti sebelum Perang Kaukasus. Tetapi para wakil NATO menekankan, itu bukan berarti NATO setuju dengan politik Rusia, mengenai Kaukasus atau pun di wilayah lain.

Christoph Hasselbach/Luky Setyarini

Editor: Dewi Gunawan