1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
Ekonomi

Jokowi Bahas Sawit dan Karet dengan Pemerintah Thailand

22 Juni 2019

Masalah kelapa sawit mentah dan karet menjadi topik pembahasan Presiden Joko Widodo dengan pemerintah Thailand di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, di Bangkok.

Thailand Bangkok | ASEAN Gipfeltreffen - Joko Widodo
Foto: Biro Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Saat berjumpa  dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha di sela-sela  Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-34 ASEAN, Presiden Joko Widodo menyatakan keyakinannya membangun kerja sama yang baik dengan Thailand, bukan hanya  untuk urusan bilateral, namun juga  bagi ASEAN dan internasional.  ”Saya mendukung penuh keketuaan Thailand di ASEAN tahun ini,” ucap Presiden Jokowi. 

Dalam pertemuan di Bangkok ini, Presiden Jokowi dan PM Prayut Chan-o-cha mendiskusikan  kerja sama bilateral kedua negara di sektor  perdagangan dan investasi serta menghilangkan hambatan perdagangan. Demikian dikutip dari keterangan pers kepresidenan.

Sawit dan karet

Keduanya juga  membahas perdagangan dua komiditas yaitu kelapa sawit mentah dan karet. Indonesia menghargai kerjasama Thailand untuk bersama-sama dapat meningkatkan harga karet di tatanan global. Indonesia  juga menyampaikan penghargaannya kepada Thailand atas dukungannya  kepada Indonesia dan Malaysia dalam sengketa perdagangan minyak sawit mentah.

Regulasi Uni Eropa yang dibuat berdasarkan data ilmiah antara 2008 hingga 2015, mencatat 45% ekspansi kebun sawit terjadi di kawasan yang menyimpan emisi karbondioksida dalam jumlah besar. Hal tersebut diungkapkan dalam sebuah pernyataan pers perwakilan Uni Eropa di Jakarta seperti dilansir The Jakarta Post.

Situasi Rakhine State juga tidak luput dari pembahasan

Untuk kerja sama Indo Pasifik, Presiden Jokowi menyampaikan pernghargaan atas dukungan Thailand terhadap Konsep Outlook ASEAN mengenai Indo Pasifik.

Dalam perjumpaannya dengan  State Counsellor Republik Uni Myanmar, Aung San Suu Kyi di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) tersebut, Presiden Jokowi menyampaikan pentingnya situasi keamanan yang lebih baik di Rakhine State, sehingga proses repatriasi yang sukarela, aman, dan bermartabat dapat dilakukan. Dijanjikannya: "Indonesia juga memiliki komitmen tinggi untuk terus memberikan kontribusi bagi penyelesaian isu Rakhine State.”

Foto: Biro Pers, dan Media Sekretariat Presiden

Sementara, Menteri Luar Negeri Malaysia Saifuddin Abdullah menyerukan keadilan dan kewarganegaraan Myanmar untuk  etnis Rohingya.

Dikutip dari DPA; negara-negara Asia Tenggara saat ini bertemu di KTT  ASEAN  untuk membahas masalah regional, dengan fokus pada masalah keselamatan pengungsi Rohingya agar bisa kembali ke negara bagian Rakhine, asal mereka sebelum melarikan diri. Myanmar mendapat kecaman atas kekejaman yang dilakukan militer yang menyebabkan  hampir 700.000 pengungsi melarikan diri melintasi perbatasan Bangladesh pada tahun 2017.

Di ASEAN, Malaysia  menjadi negara yang paling vokal berkaitan dengan nasib Rohingya, dengan Perdana Menteri Mahathir Mohamad mengkritik pemimpin de facto Myanmar Aung San Suu Kyi tahun lalu di KTT ASEAN di Singapura. Malaysia juga menawarkan diri untuk membantu kelompok minoritas itu berlindung di Malaysia.

Dilansir dari Biro Pers Kepresidenan, rombongan  Presiden Jokowi ke Thailand diikuti oleh Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto, Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana, dan Duta Besar Indonesia untuk Thailand Ahmad Rusdi.

ap/vlz(Biro Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, DPA, Jakartapost)