Di Tengah Pandemi, Bayi Diberi Nama Corona dan COVID
29 April 2020
Pandemi corona tak hanya membuat kekhawatiran masyarakat, namun juga inspirasi bagi orang tua untuk menamakan bayi mereka yang lahir di tengah pandemi.
Iklan
Setelah wabah corona menyebar secara global, WHO lalu menyatakan wabah tersebut menjadi sebuah pandemi. Negara-negara yang dilanda Covid-19 pun memberlakukan lockdown dan social distancing. Tapi pandemi itu tiak hanya mengakibatkan kekhawatiran warga dunia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi beberapa orang tua untuk memberikan nama sang buah hati yang lahir di tengah pandemi corona.
Mulai dari Corona Kumar hingga Covid Marie, orang tua tampaknya tidak terganggu jika nama anak-anak mereka dikaitkan dengan virus corona dan penyakit Covid-19 yang mematikan. Hal ini terjadi di Bacolod, Filipina tengah. Pada 13 April, seorang ibu bernama Colline Tabesa melahirkan bayi perempuan, ayah dan ibu lalu menamakan bayi mereka Covid Marie.
“COVID-19 ini telah menyebabkan penderitaan besar di seluruh dunia,” ujar John Tupas, sang ayah yang berusia 23 tahun. Dia mengatakan lega setelah persalinan berjalan dengan lancar. Dia juga menerangkan: "Saya ingin namanya mengingatkan kita bahwa COVID ini tidak hanya membuat kita menderita. Namun, juga memberi berkat kepada kita."
John Tupas mengatakan, meskipun dia menerima kritik di media sosial karena pilihan nama nya yang tidak lazim itu, dia tidak menyesalinya. "Dia, Covid Marie, mungkin akan mengalami bullying, tapi aku akan mendidik putriku untuk menjadi orang yang baik," kata John Tupas.
Beberapa minggu sebelumnya, dua ibu di India tenggara memiliki ide yang sama untuk menamakan anak mereka yang baru lahiri Corona Kumar dan Corona Kumari. Gagasan untuk nama ini mereka dapatkan dari seorang dokter yang bekerja di rumah sakit tempat mereka melahirkan.
"Saya mengatakan kepada mereka bahwa ini akan membantu menciptakan kesadaran tentang penyakit dan menghilangkan stigma di sekitarnya," kata dokter S.F. Basha. Dia mengaku sebenarnya tidak menyangka, kalau kedua ibu akan menerima usulannya.
Pasangan pekerja migran di timur laut India yang terdampar ribuan kilometer dari rumah mereka di negara bagian Rajasthan, juga memutuskan untuk memilih nama yang berhubungan dengan pandemi bagi bayi mereka: Lockdown.
"Kami menamainya Lockdown untuk mengingat semua masalah yang harus kami hadapi selama masa sulit ini," kata media setempat mengutip sang ayah, Sanjay Bauri.
fs/hp (AFP)
Perempuan Dunia yang Berjuang Perangi Virus Corona
Dari mulai mengambil langkah pencegahan dini hingga mengembangkan vaksin, para perempuan ini berjuang untuk mengendalikan pandemi COVID-19.
Foto: Reuters/M. Schreiber
Serius — Angela Merkel
Jerman jadi perhatian dunia atas upayanya menangani pandemi virus corona serta angka kematian yang rendah. Kanselir Angela Merkel dipuji karena untuk kali pertama dalam masa jabatannya ia tampil langsung melalui televisi, memperingatkan bahaya virus corona. Ia merinci langkah-langkah penanganan COVID-19 yang harus diikuti untuk mengatasi “tantangan terbesar” yang dihadapi Jerman sejak PD II.
Foto: Reuters/M. Schreiber
Kembangkan vaksin — Marylyn Addo
Marylyn Addo, profesor di bidang virologi yang memimpin Pusat Penelitian Infeksi Jerman dan Kepala Departemen Infeksi Pusat Medis Hamburg-Eppendorf. Institusi ini bertugas untuk mengembangkan vaksin virus corona. Sebelumnya, Addo telah berhasil mengembangkan vaksin untuk virus Ebola dan MERS.
Foto: Privat
Tindakan pencegahan — Jacinda Ardern
Di bawah kepemimpinan PM Ardern, Selandia Baru lakukan tes menyeluruh dan menerapkan pembatasan wilayah yang ketat untuk mencegah penyebaran pandemi virus corona. Pada 14 Maret silam, Ardern umumkan siapa pun yang masuk ke negaranya harus melakukan isolasi mandiri selama dua pekan. Tak lama berselang, ia kemudian melarang semua pengunjung masuk dan mengumumkan status lockdown.
Foto: picture-alliance/AP Photo/N. Perry
Tes corona massal — Jung Eun-kyeong
Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, Jung Eun-kyeong, dipuji sebagai “pahlawan nasional” atas kinerjanya memerangi COVID-19. Media Korea Selatan memberitakan bahwa Jung kerap tidak tidur dan menolak meninggalkan kantor demi mengatasi penyebaran corona di Korea Selatan. Ia pun membantu mengarahkan langkah-langkah tes massal di negeri ginseng tersebut.
Foto: picture-alliance/Yonhapnews Agency
Membuka jalan Uni Eropa — Mette Frederiksen
Di bawah kepemimpinan PM Frederiksen, Denmark merupakan salah satu negara di Eropa yang merespon cepat penyebaran virus corona. Frederiksen dengan sigap menerapkan langkah-langkah ketat di awal bulan Maret, antara lain dengan menutup perbatasan untuk semua pengunjung yang tidak memiliki visa masuk.
Foto: Reuters/Ritzau Scanpix
Aksi cepat — Tsai Ing-wen
Meski letaknya sangat dekat dengan episentrum virus corona yakni Cina, Taiwan berhasil menekan penyebaran COVID-19. Ini mematahkan prediksi para ahli yang sebut Taiwan akan jadi salah satu negara dengan kasus corona terbanyak di dunia. Presiden Taiwan Tsai Ing-wen ambil tindakan dini dengan melarang masuk pengunjung dari Cina, Hong Kong, dan Makau seiring melonjaknya kasus di Cina. (Ed: rap/ts)