415 juta orang menderita diabetes di dunia. Dari jumlah itu, 10 juta kasus diabetes di Indonesia, menempatkan Indonesia pada urutan ketujuh tertinggi di dunia. Waspada! Opini Uly Siregar.
Iklan
Diabetes melitus—sering hanya disebut diabetes atau kencing manis—meskipun sama-sama mematikan seperti penyakit jantung Iskemik atau kanker, sering dianggap tak terlalu mengancam jiwa, terutama karena gejalanya yang tak gampang terdeteksi. Padahal saat ini dunia sedang mengalami pertumbuhan penderita diabetes. Menurut Internasional Diabetes Federation (IDF), setidaknya 415 juta orang menderita diabetes di dunia. Dari jumlah tersebut ada 10 juta kasus diabetes di Indonesia, menempatkan Indonesia pada urutan ketujuh tertinggi di dunia.
Pemahaman masyarakat umum atas diabetes pun masih sangat minim. Jangankan paham soal perbedaan diabetes tipe 1, diabetes tipe 2, atau diabetes kehamilan yang timbul saat hamil. Masih banyak yang mengartikan diabetes sebagai penyakit yang timbul hanya karena terlalu banyak asupan gula. Padahal diabetes adalah persoalan insulin dalam tubuh. Insulin adalah hormon produksi pankreas yang berguna untuk mengatur jumlah gula dalam darah. Pada penderita diabetes kadar gula darah (glukosa) jauh di atas normal.
Berbeda dengan diabetes tipe 1 yang terjadi karena kerusakan pankreas hingga tak bisa memproduksi cukup insulin dan merupakan kondisi yang dibawa sejak lahir, diabetes tipe 2 diderita oleh mereka yang menjalani pola hidup tak sehat. Diabetes tipe 2 biasanya menyasar mereka yang memiliki berat badan berlebih atau obesitas, ditambah dengan pelaku gaya hidup yang tidak aktif dan kebiasaan menyantap makanan tak sehat.
Dalam kultur Indonesia yang menempatkan nasi sebagai makanan utama dalam jumlah yang sering berlebihan, menghindari diri dari serangan diabetes tipe 2 menjadi tantangan sendiri. Belum lagi di kalangan masyarakat urban menengah ke atas, karena tuntutan pekerjaan di luar rumah, sudah jamak memiliki asisten rumah tangga dalam jumlah yang tak tanggung-tanggung. Pasangan suami istri dengan dua anak kadang bisa memiliki lima orang asisten: dua orang supir, dua orang babysitter, dan satu orang asisten rumah tangga. Pekerjaan-pekerjaan domestik rumah tangga seperti membersihkan rumah, merawat tanaman di halaman, atau mengurusi anak yang bila dikerjakan sendiri membuat tubuh lebih banyak bergerak, nyaris lenyap dari rutinitas harian. Bila tak digantikan dengan olah raga cukup dan teratur, jelas berpotensi mengundang datangnya diabetes.
Tanda-tanda Umum Gejala Diabetes
Pada diabetes, gula darah yang tinggi bertindak bagaikan racun. Diabetes sering disebut ‘pembunuh senyap’ jika gejalanya terabaikan. Jika Anda memiliki gejala ini, segera tes gula darah.
Foto: Fotolia/Dmitry Lobanov
Meningkatnya frekuensi buang air kecil
Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
Foto: Fotolia/Zsolt Biczó
Rasa haus berlebihan
Karena hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu. Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan beberapa "cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah tinggi," jelas Dr. Collazo-Clavell seperti dikutip dari Health.com.
Foto: Fotolia/Artusius
Penurunan berat badan
Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar.
Foto: Fotolia/PeJo
Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.
Foto: Colourbox
Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak.
Foto: picture-alliance/dpa
Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Rose
Infeksi jamur
"Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi," demikian Dr. Collazo-Clavell menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.
Foto: picture-alliance/OKAPIA KG, Germany
Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.
Foto: Colourbox
Keletihan dan mudah tersinggung
"Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan," kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung.
Foto: Colourbox
Pandangan yang kabur
Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat.
Foto: Fotolia/MAST
Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen. (Ed: ap/as/health/curejoy)
Foto: Colourbox/L. Dolgachov
11 foto1 | 11
Konsumsi gula tidak melebihi 6 sendok teh per hari
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merumuskan sebaiknya konsumsi gula tidak melebihi 25 gram atau 6 sendok teh per hari. Nah, bayangkan, berapa asupan gula bila kita memulai hari dengan sarapan mi instan dengan campuran dua telur dan minum teh manis hangat, makan siang lauk rendang Padang dan gulai otak dengan nasi berlimpah dan minum teh botol, makan malam nasi goreng berwarna gelap akibat kecap manis dan minum jus sirsak yang ditambah gula.
Seorang teman, Nayu Novita, ibu dari dua orang anak usia sekolah dasar mengaku meskipun telah berusaha memberi makanan sehat pada kedua anaknya dengan memperbanyak konsumsi sayur dan buah, tetap saja sulit untuk mengontrol kebiasaan anak makan, terutama bila anak sedang berada dalam lingkungan sekolah. "Saya coba untuk melarang anak tidak jajan di sekolah, tapi namanya anak-anak ya tetap sulit dilarang. Untunglah belakangan saya agak lega, karena jajanan sekolah sekarang diseleksi oleh tim bentukan dari orang tua murid. Tak ada lagi makanan yang mengandung MSG, minuman bersoda, apalagi permen,” ujar dia.
Ide menyediakan makanan sehat di lingkungan sekolah ini sangatlah bagus. Alangkah baiknya juga bila diikuti oleh dunia profesional. Nah, bayangkan bila kantor tempat Anda bekerja memfasilitasi gaya hidup sehat dengan menyediakan kantin sehat, atau hanya membolehkan pedagang makanan sehat di lingkungan kerja. Tentu pekerja akan ‘dipaksa' untuk makan makanan sehat, dan syukur-syukur bisa terbawa menjadi kebiasaan bahkan saat di luar lingkungan kerja.
5 Penyakit yang Bisa Dipicu oleh Pemanasan Global
Suhu lebih hangat berarti virus yang beku bisa meleleh, serangga pembawa penyakit bisa bepergian lebih jauh dan penyebaran penyakit akan menjadi global. Berikut lima penyakit yang bisa dipicu oleh perubahan iklim.
Foto: Reuters/P. Askin
Antraks
Agustus 2016, seorang anak meninggal dunia di Siberia akibat antraks dan 20 warga didiagnosa terjangkit bakteri berbahaya itu. Antraks juga membunuh 2300 rusa di wilayah tersebut. Antraks berasal dari bangkai rusa yang mati 75 tahun lalu saat terakhir kali antraks menyebar disana. Bangkai yang selama ini membeku mencair akibat naiknya suhu dan mengaktifkan kembali bakteri yang ada di dalamnya.
Foto: Reuters
Kolera
Menurut pakar penyakit menular Dr. David M. Morens: "Kolera ada berada dalam peringkat teratas di daftar penyakit yang harus diwaspadai karena perubahan iklim. Kolera mudah mewabah di suhu hangat. Jadi semakin hangat bumi, semakin berbahaya."
Foto: AP
Zika dan Virus Nil Barat
Nyamuk Aedes aegypti adalah pembawa utama virus Zika. Para ilmuwan memperingatkan, dengan suhu yang terus meningkat dan sebanding dengan daerah tropis, nyamuk akan lebih luas jangkauan penyebarannya. Menurut hasil studi UCLA, hal yang sama akan terjadi dengan penyebaran virus Nil Barat yang dibawa oleh nyamuk Culex.
Foto: Reuters/U. Marcelino
Penyakit Lyme
Jumlah penderita penyakit Lyme meningkat drastis. 11.700 kasus dilaporkan tahun 1995, dan di tahun 2013 jumlahnya 27.203. Penyakit bakterial ini menyebabkan kelelahan, demam, sakit sendi, ruam kulit dan komplikasi pada sistem saraf. Udara yang lebih hangat berarti telur caplak akan lebih cepat menetas, sehingga caplak punya kesempatan lebih besar untuk mencari manusia yang bisa diinfeksi.
Foto: AP
Virus Tak Dikenal
Semakin banyak virus "kuno" yang terbangun dari tidurnya akibat pemanasan global. Sejak 2003 setidaknya ada 4 yang diketahui. Virus terakhir adalah Mollivirus sibericum, virus raksasa berumur 30.000 tahun yang hanya bisa menginfeksi organisme bersel tunggal, tidak manusia maupun hewan. Walau demikian, ilmuwan memperingatkan akan kemunculan virus-virus patogen baru. vlz/yf (berbagai sumber)
Foto: Reuters/P. Askin
5 foto1 | 5
Minimnya informasi dan kurangnya edukasi
Minimnya informasi dan kurangnya edukasi membuat masyarakat terjebak dalam situasi yang menjerumuskan mereka pada serangan diabetes. Padahal tindakan pencegahan adalah hal yang paling penting. Menjaga pola makan sebenarnya bukan hal yang terlalu sulit dilakukan bila terus-menerus dicoba, apalagi bila dokter dan para ahli tempat kita berkonsultasi tak putus-putusnya mengingatkan. Mengubah kebiasaan memang membutuhkan upaya serius. Tentu tak segampang membalikkan telapak tangan mengubah kebiasaan makan nasi dua piring dengan lauk ayam goreng menjadi makan ikan bakar dengan sayur berlimpah dan sejumput nasi, misalnya.
Peran orang tua sangat penting dalam membiasakan anak-anak untuk memiliki gaya hidup sehat dan aktif, melahirkan generasi yang sehat. Masalahnya, bila orang tua sendiri membiasakan diri makan asal kenyang dan enak, enggan bergerak apalagi berolah raga, bagaimana mungkin anak-anak akan mengadopsi gaya hidup sehat? Pada dasarnya anak-anak akan melihat apa yang dilakukan orang tua mereka sebagai sebuah kenormalan. Sudah saatnya kita menormalkan gaya hidup sehat hingga anak-anak pun akan melihat bahwa berolah raga setiap hari adalah sebuah kebutuhan, dan setiap makanan yang masuk ke dalam tubuh tak hanya demi kenikmatan yang sering mengundang datangnya penyakit, termasuk diabetes.
Penulis: Uly Siregar (ap/vlz)
Bekerja sebagai wartawan media cetak dan televisi sebelum pindah ke Arizona, Amerika Serikat. Sampai sekarang ia masih aktif menulis, dan tulisan-tulisannya dipublikasikan di berbagai media massa Indonesia.
@sheknowshoney
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.
Manfaat Pare Bagi Kesehatan
Pahit rasanya, namun segudang manfaat manis yang bisa dipetik dalam mengkonsumsi Momordica Charantia atau pare.
Foto: Imago/Imagebroker
Menurunkan tingkat gula darah
Pare baik diikonsumsi penderita diabetes tipe-2. Polipeptida-p, yang dapat ditemukan pada buah, biji, dan jaringan buah Momordica Charantia (atau pare melon), ternyata mengandung efek hipoglikemik. Efek hipoglikemik adalah kadar gula darah yang rendah. Bagi penderita diabetes tipe.-2 yang mengkonsumsinya menunjukkan kadar gula darah berkurang.
Foto: Imago/Imagebroker
Anti mikroba
Daun dari pare diketahui memiliki sifat anti mikroba. Mereka sangat berguna melawan mikroba E. Coli, Staphylococcus, Pseudomonas, maupun Salmonella. Buah pare yang pahit ini juga bisa digunakan untuk melawan bakteri. Buah ini telah digunakan untuk melawan tuberkulosis dan H.pylori, yang menyebabkan sakit maag.
Foto: Imago
Menyembuhkan luka dan anti jamur
Menggosok bubuk pare pahit ke tempat-tempat luka menyembuhan luka dan regenerasi jaringan. Minyak atsiri yang berasal dari bijinya juga terlihat memiliki khasiat anti jamur.
Foto: Colourbox/praisaeng
Anti virus
Buah dan biji dari pare telah terbukti mengandung khasiat anti virus. Pare mengaktifkan limfosit, yang merupakan bagian dari sel darah putih dalam sistem kekebalan tubuh. Benihnya mengandung protein antivirus yang disebut MAP30, yang telah terbukti dapat menghambat replikasi dan infeksi HIV. Alpha-momocharin yang dikandungnya juga terbukti memiliki aktivitas anti-HIV.
Foto: Imago
Menurunkan kadar lemak darah
Lemak utama yang menunjukkan penurunan adalah kolesterol dan trigliserida. Pare terbukti mengurangi jumlah apolipoprotein B dan mengurangi pembentukan apolipoprotein C, yang dikenal sebagai kolesterol "jahat". Di sisi lain, pare meningkatkan pembentukan apolipoprotein A-1, yang merupakan komponen utama kolesterol "baik".
Foto: Imago/Blickwinkel/McPHOTO
Anti kanker
Pare mengandung antioksidan. Mengonsumsi pare dengan teratur membantu mencegah sel kanker berkembang biak. Lektin yang diisolasi dari bijinya terbukti memiliki khasiat anti kanker. Lektin terlihat menghambat sintesis protein dan DNA pada limfosit leukemia. Ekstrak dari protein pare diklaim bisa menghambat pertumbuhan tumor prostat dan pada beberapa penelitian berpotensi melawan sel kanker lain.
Foto: picture-alliance/dpa/empics/S.Kelly
Menyembuhkan bisul
Ekstraknya tidak hanya menyembuhkan bisul, tapi juga terlihat memiliki efek penghambatan pertumbuhan. Penelitian ini juga berfokus pada bisul yang terbentuk dengan indometasin dan diethyldithiocarbamate, dimana ekstrak pare juga menunjukkan efek positif.
Foto: Imago
Menurunkan rasa sakit
Studi pada tikus menunjukkan bahwa ekstrak dari bijinya memiliki efek analgesik atau menghilangkan rasa sakit.
Foto: Colourbox/Diego Cervo
Memperlambat proses pembekuan darah
Pare mencakup protein yang disebut inhibitor tripsin, yang merupakan bagian dari protein yang disebut protease. Pare pahit mengandung tripsin inhibitor I dan II. Penghambat tripsin ini terlihat menghambat faktor kunci dalam proses pembekuan darah seperti XIIa dan Xa pada tingkat yang berbeda.
Foto: DW
Melawan obesitas
Pare meningkatkan aktivitas enzim AMPK. Protein ini memungkinkan penggunaan glukosa lebih banyak, dimana glukosa akan berubah menjadi pati dan energi bagi tubuh untuk digunakan. Karena penggunaan AMPK yang meningkat, tubuh mengalami kekurangan glukosa dan tubuh menggunakan lemak dan bukan untuk energi. Penggunaan lemak ini untuk energi akhirnya menyebabkan penurunan berat badan.
Foto: Colourbox
Konsultasikan dengan dokter
Penderita diabetes atau penyakit lain yang ingin mengkonsumsi pare sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter. Ibu hamil dan menyusui tak disarankan mengkonsumsinya. Dari penelitian pada tikus, terlihat Α-trichosanthin bersama dengan A-momorcharin yang dikandung pare menghambat kehamilan selama tahap implantasi embrio pada tikus hamil. Ed(ap/hp/selfhacked)