Diabetes Tipe 2 dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat dan kelebihan berat badan. Namun ilmuwan Jerman membuktikan lewat tikus percobaan, Diabetes Tipe 2 juga bisa diwariskan secara genetis.
Iklan
Diabetes Tipe 2 Bisa Diwariskan Secara Genetis
04:14
Seperti sebuah epidemi: hampir sepuluh persen penduduk dunia mengidap diabetes tipe 2. Tendensinya, meningkat makin cepat. Kegemukan dan faktor genetis memainkan peran penting. Namun, para ilmuwan menduga ada lebih banyak faktor pemicu kenaikan kasusnya.
Di Helmholtz Zentrum, München, para peneliti melacak teka-teki ini. Untuk itu, mereka membutuhkan percobaan di mana mereka dapat mengendalikan kondisi lingkungannya. Tikus sangat cocok untuk penelitian semacam itu. Metabolismenya berfungsi mirip seperti pada manusia.
Ada tikus kurus dan gemuk, yang mengembangkan jenis penyakit seperti manusia. Termasuk diabetes. Sebagaimana kembar identik, tikus ini semua memiliki gen yang sama. Jika kondisinya berbeda, berarti penyebabnya bukan terletak pada genomnya.
10 Fakta Pahit Tentang Gula
Gula ternyata banyak memicu masalah kesehatan. Diabetes, obesitas dan Alzheimer adalah beberapa penyakit yang dipicu konsumsi gula berlebihan. Tapi konsumsi gula perkapita terus naik di seluruh dunia.
Foto: Colourbox
Memicu Diabetes
Gula diubah jadi lemak dua hingga lima kali lebih cepat dibanding karbohidrat. Kandungan fruktosa dari gula juga dimetabolisme dalam hati menjadi lemak hati yang bisa memicu resistensi insulin. Akibatnya: muncul Diabetes tipe 2 yang diidap seumur hidup.
Foto: Colourbox
Meningkatkan Risiko Alzheimer
Konsumsi tinggi gula meningkatkan risiko penyakit Alzheimer. Hasil riset 2013 menunjukkan, resistensi insulin dan tingginya kadar darah yang memicu diabetes, terbukti juga meningkatkan risiko degeneratif sistem saraf yang berkait erat dengan Alzheimer.
Foto: Colourbox
Merusak Flora Usus
Flora usus yang sehat membantu pencernaan dan melindungi organ pencernaan dari bakteri perusak. Makin banyak gula di dalam usus, membantu bakteri penyebab penyakit, jamur dan parasit berkembang biak cepat. Dampaknya: perut kembung, sembelit hingga buang air terus-menerus.
Foto: Colourbox
Risiko Kanker Naik
Sel tumor perlu banyak gula untuk berkembangbiak. Professor Lewis Cantley dari Harvard Medical School meneliti peran gula dan munculnya kanker. Ahli biokimia ini berasumsi konsumsi, tinggi gula mendorong munculnya kanker. Saran Cantley: sedapat mungkin kurangi konsumsi gula.
Foto: Colourbox
Mempercepat Penuaan
Glykation adalah penggulaan jaringan kulit. Dampaknya: molekul gula menempel pada serat kolagen yang memicu pengapuran jaringan. Elastisitas kulit menurun drastis, unsur beracun sulit dibuang lewat kulit dan sel menua dengan cepat. Dengan kulit kering dan mengerut, kita kelihatan lebih tua dari umur sebenarnya.
Foto: Colourbox
Membuat Kecanduan
Otak pengidap obesitas bereaksi terhadap gula mirip seperti pada pecandu alkohol. Untuk mengetes apakah Anda tidak kecanduan gula, jangan konsumsi minuman ringan bergula tinggi dan makanan manis-manis. Jika setelah puasa makanan dan minuman manis dua hari Anda sakit kepala, jantung berdebar dan merasa perlu makan yang manis-manis, artinya Anda kecanduan gula.
Foto: Colourbox
Mempengaruhi Emosi
Gula dalam jumlah sedikit memicu serotonin unsur yang membuat perasaan gembira. Tapi jika terlalu banyak, gula justru memicu perubahan mendadak pada nilai gula dalam darah, yang bisa menyebabkan mudah tersinggung dan emosi tak stabil. Juga bisa muncul depresi dan rasa takut tak beralasan.
Foto: Colourbox
Membuat Agresif
Terlalu banyak konsumsi gula membuat agresif. Pada anak-anak pengidap sindrom hiperaktivitas dan kesulitan konsentrasi (ADHD), asupan gula kadar tinggi makin membuat mereka tak mampu berkonsentrasi, tidak bisa diam dan cenderung agresif.
Foto: Colourbox
Melemahkan Kekebalan Tubuh
Kadar gula terlalu tinggi, membuat sistem kekebalan tubuh kesulitan memerangi bibit penyakit. Sesaat setelah konsumsi gula, efektifitasnya turun hingga 40 persen. Gula juga memusnahkan khasiat Vitamin C yang dibutuhkan sel darah putih untuk memerangi bibit penyakit. Gula juga cenderung memicu munculnya peradangan dalam tubuh.
Foto: picture-alliance/dpa
Menurunkan Kinerja Memori
Riset di RS Charité di Berlin menunjukkan, tingginya kadar gula darah sebabkan mengecilnya Hipocampus, yakni bagian otak yang penting bagi memori jangka panjang. Dalam ujicoba, orang yang kadar gula darahnya normal menunjukkan prestasi mengingat jauh lebih baik dibanding yang kadar gula darahnya tinggi.
Foto: Colourbox
10 foto1 | 10
Para peneliti memberi makan tikus dengan diet kaya kalori selama enam minggu. Sebagai dampak pola makan yang salah, tikus menjadi tambun dan mengembangkan gejala diabetes - mirip seperti manusia. Ada dugaan: tikus bisa mewariskan karakteristik ini pada keturunannya.
Pewarisan penyakit secara genetis
Pewarisannya hanya bisa lewat sel telur dan sperma. Untuk menyingkirkan pengaruh lainnya dari tikus induk tambun, peneliti hanya mengambil sperma dan sel telur untuk inseminasi buatan.
24 jam kemudian telur yang telah dibuahi berkembang jadi embrio tikus. Para peneliti menaruhnya pada rahim ibu pengganti.
Ibu tikus yang dititipi embrio ini sehat dan langsing. Tak hanya melahirkannya, induk titipan ini juga merawat anak-anak tikus. Induk tikus tambun tidak lagi memainkan peranan pada anak-anaknya. Jadi mereka tidak bisa menjadi panutan pola makan yang buruk.
Johannes Beckers, peneliti dibetes mengatakan: "Kami dapat mengesampingkan, bahwa kontak sosial dengan orang tua, efek rahim atau bahkan selama proses menyusui, memainkan peranan. Kami dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa, bakteri usus ditularkan dari satu generasi ke berikutnya. Artinya semua perubahan yang kami amati dari generasi anak tikus ini, hanya berkaitan dengan informasi yang ada di sel germinalnya."
Jangan Biarkan Anak Anda Minum Soda
Anak Anda hobi jajan minuman bersoda? Bagi mereka mungkin terasa nikmat, manis dan menyegarkan. Tapi jika Anda sayang anak, sebaiknya hentikan kebiasaan itu. Simak efek mengerikan minuman soda pada anak-anak.
Foto: Colourbox/Monkey Business Images
1. Kandungan dalam soda menimbulkan kecanduan
Sifat candu pada soda berasal dari kandungan minuman itu, kafein misalnya. Studi menunjukkan kafein menimbulkan ketergantungan. Anak-anak tidak kebal terhadap ketergantungan ini. Kandungan gula menimbulkan efek serupa. Sementara soda dengan pemanis buatan sebenarnya mengelabui otak karena membuat peminumnya selalu ingin lagi.. Jika mengkonsumsinya berlebihan, sulit pula untuk berhenti.
Foto: Fotolia/ Nitr
2. Soda tidak ada gizinya
Soda tidak memberikan nutrisi yang sangat dibutuhkan tubuh kita. Sebaliknya, soda malah menekan nafsu makan. Mengkonsumsi soda dapat menyebabkan anak-anak hanya ingin makan sedikit dari yang mereka butuhkan untuk bahan bakar tubuh. Mereka yang sering minum soda bisa kekurangan vitamin A, kalsium, dan magnesium serta mineral penting lainnya.
Foto: Imago/Indiapicture
3. Soda merugikan otak anak-anak
Otak anak berkembang hingga mereka remaja. Ketika minum soda, mereka mengkonsumsi bahan kimia yang mengubah otak. MSG bersembunyi dalam asam sitrat soda dan penambah rasa buatan. Penelitian menunjukkan, excitotoxin dalam MSG merusak neuron di otak tikus. Tingginya tingkat excitotoxin bisa menjadi pemicu tumor otak, alzheimer dan parkinson, gangguan belajar dan perilaku.
Foto: Colourbox/R. Gusov
4. Soda merapuhkan tulang anak-anak
Minum soda dapat menguras kalsium yang sangat dibutuhkan tulang. Jika konsumsi fosfor dalam soda terlalu tinggi, bisa memicu turunnya kalsium sehingga kepadatan tulangpun terganggu. Kafein dalam soda juga mengganggu penyerapan kalsium pada tulang. Anak-anak yang kenyang minum soda, sulit mengkonsumsi susu atau minuman yang kaya kalsium lainnya, dalam jumlah yang dibutuhkan tubuh.
5. Soda menyebabkan gangguan perilaku
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku anak-anak peminum soda. Ini bisa dari kafein, gula, pewarna buatan, atau lonjakan gula darah. Menurut sebuah survei yang respondennya lebih dari 3000 ibu menunjukkan: anak-anak yang minum soda yang lebih agresif dan memiliki kesulitan untuk bisa fokus atau konsentrasi.
Foto: picture-alliance/Denkou Images
6. Soda menghancurkan gigi anak-anak
Gula maupun asam dalam soda tidak baik untuk gigi. Asam sitrat dan fosfor berlebihan bisa mengikis enamel gigi dan menyebabkan kerusakan. Berkombinasi dengan sifat adiktif soda, gigi yang sering terkena minuman berbahaya ini bisa mengalami erosi gigi.
Foto: luna/Fotolia.com
7. Soda bisa menyebabkan diabetes pada anak
Dalam sebuah percobaan, tikus di laboratorium diberi pemanis buatan: aspartam yang bisa ditemukan di soda diet. Hasilnya, ditemukan tanda awal dari sindrom metabolik dan diabetes tipe 2. Yang menakutkan, hanya minum soda sedikit pun tidak mengurangi risiko itu. 12 ons soda sehari dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 hingga seebesar 22%.
Foto: Fotolia/Dmitry Lobanov
8. Soda memicu kelebihan berat badan
Sebuah studi yang dilakukan pada anak usia 3-5 tahun menunujukkan: konsumsi minuman manis bersoda secara signifikan meningkatkan kemungkinan obesitas. Bahkan memilih soda diet untuk menghindari gula tidak akan mencegah hal ini, karena aspartam meningkatkan hasrat besar akan gula, dimana otak terus memerintahkan agar tubuh mengkonsumsi lebih banyak gula.
Foto: AP/S. Aivazov
9. Soda dapat menyebabkan penyakit jantung
Satu botol/kaleng soda sehari dapat meningkatkan risiko kardiovaskular sebesar 61%. Mengingat soda bisa menimbulkan kecanduan, anak-anak yang mulai minum soda di usia dini cenderung mengkonsumsinya secara teratur. Mereka yang mengkonsumsinya sejak kecil lebih berisiko terkena sakit jantung. daripada seseorang yang mulai minum soda di usia dewasa.
Foto: Imago/UIG
10. Soda dapat menghambat pencernaan
Soda dan kafein bersifat menaikkan laju urinasi sehingga menyebabkan dehidrasi, terutama jika kebiasaan minum air tergantikan soda. Gula dan kafein dapat meningkatkan tingkat asam lambung yang mengarah ke sindrom iritasi usus. Apa alternatif pengganti soda? Air putih dan susu pilihan terbaik. jus buah tentu pilihan yang lebih baik daripada soda, tetapi tetaplah waspada terhadap kadar gulanya.
Para peneliti sekarang mengamati perkembangan lebih lanjut dari anak-anak tikus ini, dan membandingkannya dengan anak tikus dari induk yang ramping. Semua mendapat makanan yang sama.
Perlu diingat, tikus-tikus ini secara genetis identik dan tumbuh dalam kondisi lingkungan yang sama. Satu-satunya perbedaan: orang tua biologisnya gemuk atau langsing. Dan ini nampak jelas menentukan.
Keturunan tikus gemuk lebih cepat mengidap diabetes, ketimbang anak tikus yang induknya ramping. Kecenderungan ini hanya bisa diwariskan. Namun, kecenderungan ini didapat dari orang tua yang mula-mula memiliki pola makan yang salah.
Ayah dan ibu meneruskan kecenderungan diabetes dan kelebihan berat badan pada anak-anaknya.
(DW Inovator)
Tanda-tanda Umum Gejala Diabetes
Pada diabetes, gula darah yang tinggi bertindak bagaikan racun. Diabetes sering disebut ‘pembunuh senyap’ jika gejalanya terabaikan. Jika Anda memiliki gejala ini, segera tes gula darah.
Foto: Fotolia/Dmitry Lobanov
Meningkatnya frekuensi buang air kecil
Karena sel-sel di tubuh tidak dapat menyerap glukosa, ginjal mencoba mengeluarkan glukosa sebanyak mungkin. Akibatnya, penderita jadi lebih sering kencing daripada orang normal dan mengeluarkan lebih dari 5 liter air kencing sehari. Ini berlanjut bahkan di malam hari. Penderita terbangun beberapa kali untuk buang air kecil. Itu pertanda ginjal berusaha singkirkan semua glukosa ekstra dalam darah.
Foto: Fotolia/Zsolt Biczó
Rasa haus berlebihan
Karena hilangnya air dari tubuh karena sering buang air kecil, penderita merasa haus dan butuhkan banyak air. Rasa haus yang berlebihan berarti tubuh Anda mencoba mengisi kembali cairan yang hilang itu. Sering ‘pipis‘ dan rasa haus berlebihan merupakan beberapa "cara tubuh Anda untuk mencoba mengelola gula darah tinggi," jelas Dr. Collazo-Clavell seperti dikutip dari Health.com.
Foto: Fotolia/Artusius
Penurunan berat badan
Kadar gula darah terlalu tinggi juga bisa menyebabkan penurunan berat badan yang cepat. Karena hormon insulin tidak mendapatkan glukosa untuk sel, yang digunakan sebagai energi, tubuh memecah protein dari otot sebagai sumber alternatif bahan bakar.
Foto: Fotolia/PeJo
Kelaparan
Rasa lapar yang berlebihan, merupakan tanda diabetes lainnya. Ketika kadar gula darah merosot, tubuh mengira belum diberi makan dan lebih menginginkan glukosa yang dibutuhkan sel.
Foto: Colourbox
Kulit jadi bermasalah
Kulit gatal, mungkin akibat kulit kering seringkali bisa menjadi tanda peringatan diabetes, seperti juga kondisi kulit lainnya, misalnya kulit jadi gelap di sekitar daerah leher atau ketiak.
Foto: picture-alliance/dpa
Penyembuhan lambat
Infeksi, luka, dan memar yang tidak sembuh dengan cepat merupakan tanda diabetes lainnya. Hal ini biasanya terjadi karena pembuluh darah mengalami kerusakan akibat glukosa dalam jumlah berlebihan yang mengelilingi pembuluh darah dan arteri. Diabetes mengurangi efisiensi sel progenitor endotel atau EPC, yang melakukan perjalanan ke lokasi cedera dan membantu pembuluh darah sembuhkan luka.
Foto: picture-alliance/dpa/K. Rose
Infeksi jamur
"Diabetes dianggap sebagai keadaan imunosupresi," demikian Dr. Collazo-Clavell menjelaskan. Hal itu berarti meningkatkan kerentanan terhadap berbagai infeksi, meskipun yang paling umum adalah candida dan infeksi jamur lainnya. Jamur dan bakteri tumbuh subur di lingkungan yang kaya akan gula.
Foto: picture-alliance/OKAPIA KG, Germany
Iritasi genital
Kandungan glukosa yang tinggi dalam urin membuat daerah genital jadi seperti sariawan dan akibatnya menyebabkan pembengkakan dan gatal.
Foto: Colourbox
Keletihan dan mudah tersinggung
"Ketika orang memiliki kadar gula darah tinggi, tergantung berapa lama sudah merasakannya, mereka kerap merasa tak enak badan," kata Dr. Collazo-Clavell. Bangun untuk pergi ke kamar mandi beberapa kali di malam hari membuat orang lelah. Akibatnya, bila lelah orang cenderung mudah tersinggung.
Foto: Colourbox
Pandangan yang kabur
Penglihatan kabur atau atau sesekali melihat kilatan cahaya merupakan akibat langsung kadar gula darah tinggi. Membiarkan gula darah Anda tidak terkendali dalam waktu lama bisa menyebabkan kerusakan permanen, bahkan mungkin kebutaan. Pembuluh darah di retina menjadi lemah setelah bertahun-tahun mengalami hiperglikemia dan mikro-aneurisma, yang melepaskan protein berlemak yang disebut eksudat.
Foto: Fotolia/MAST
Kesemutan atau mati rasa
Kesemutan dan mati rasa di tangan dan kaki, bersamaan dengan rasa sakit yang membakar atau bengkak, adalah tanda bahwa saraf sedang dirusak oleh diabetes. Masih seperti penglihatan, jika kadar gula darah dibiarkan merajalela terlalu lama, kerusakan saraf bisa menjadi permanen. (Ed: ap/as/health/curejoy)