Dialek dan Budaya Jerman Yang Tetap Bertahan di AS
Oliver Sallet
24 Juli 2019
Lebih 300 tahun lalu, migran Jerman menyeberangi Atlantik untuk mencapai benua Amerika, dan menetap antara lain di Pennsylvania. Bahasa dan budaya negeri asalnya diteruskan ke keturunan mereka.
Iklan
Norman Sunday, petani berusia 82 tahun yang tinggal di Berk County, negara bagian Pennsylvania, keturunan migran Jerman yang berasal dari wilayah Pfalz dan datang ke Amerika pada abad ke-18. Di Berk County memang banyak petani keturunan Jerman. Dia sendiri tidak bisa berhasa Jerman lagi dengan fasih, tetapi orang tuanya masih berkomunikasi dalam dialek Jerman yang disebut Pennsylvania Dutch.
"Ich kann's ned gud schwätze, aber ich verstehe" ("Aku tidak bisa berbicara dengan lancar, tapi aku bisa mengerti"), kata Sunday dalam dialek lokal itu.
Patrick Donmoyer dari University of Pennsylvania ingin melestarikan warisan Jerman ini untuk generasi mendatang. Di Pusat Warisan Budaya Jerman di Kutztown, Berks County, dia mengajar Pennsylvania Dutch, dalam dialek aslinya disebut Pennsylvania Deitsch, di Museum dan Pusat Kebudayaan yang gedungnya dibangun tahun 1870 dan dulunya jadi gedung sekolah Jerman.
Masih banyak penutur
Bahasa Pennsylvania Dutch tidak terancam punah, kata Donmoyer. Karena di sekitar wilayahnya saja ada sekitar 40.000 orang yang bertutur dalam dialek itu. Di seluruh Amerika Serikat sekitar 400.000 penutur. Jumlahnya terus meningkat karena banyak komunitas agama Amish dan Mennonites yang menggunakan bahasa itu sebagai bahasa ibu mereka. Secara tradisional, kemunitas itu terdiri dari keluarga besar.
Sekitar 30% penduduk di Pennsylvania adalah keturunan Jerman. Banyak mereka yang juga masih berbicara bahasa Jerman di rumah, kata Patrick Donmoyer. Sedangkan dialek Pennsylvania Dutch telah berkembang menjadi dialek tersendiri selama 300 tahun terakhir.
Tidak hanya bahasa, budaya lokal Jerman juga turut diimpor ke Pennsylvania, berupa arsitektur rumah dan lumbung yang khas. Banyak hiasan rumah yang kemudian berkembang menjadi bentuk seni regional yang berbeda dari aslinya.
How sweet are German-US relations?
04:03
Budaya lama lahir baru
Di Festival Rakyat Kutztown, Patrick Donmoyer menunjukkan cara melukis bintang dengan tradisi lokal. Warna-warna kontras seperti kuning dan hitam memberi kesan bahwa bintang-bintang berputar. Matahari, bulan dan bintang selalu memainkan peran penting bagi orang-orang di darat, katanya.
Festival Rakyat Kutztown yang dikenal luas menarik 130.000 pengunjung setiap tahun, yang datang untuk mengalami gaya hidup imigran Jerman di Berk County. Di "Wursthaus", orang bisa mendapatkan sosis gaya Jerman, sementara sebuah band memainkan musik yang berasal dari Bayern di Jerman selatan.
Pemain terompet Leon Moll fasih berbahasa Pennsylvania Deitsch. Namun sejak kematian orang tuanya, dia sudah jarang berbicara dalam bahasa tersebut. Sedangkan anak-anaknya sudah tidak menggunakan bahasa itu lagi. Di Festival Rakyat Kutztown, budaya lama migran Jerman yang datang 300 tahun lalu hidup kembali selama sembilan hari. (hp/ml)
Orang-Orang Jerman Yang Berpengaruh di Amerika Serikat
Dari Levi Strauss, Hannah Arendt, Henry Kissinger sampai Donald Trump: Sejak dulu migran Jerman dan keturunannya berpengaruh pada perkembangan budaya dan politik AS. Tapi tidak banyak orang tahu akar Jerman mereka.
Foto: picture-alliance/dpa/C. Charisius
Penggagas Celana Kerja Yang Mendunia: Levi Strauss
Loeb Strauss, seorang Yahudi dari Buttenheim dekat Bamberg, beremigrasi ke Amerika Serikat tahun 1847 pada usia 18 tahun dengan ibu dan saudara perempuannya. Sebenarnya dia ingin menjual terpal tenda kepada para pencari emas - dan melihat bahwa mereka perlu celana kerja yang kuat. Lahirlah celana "Jeans" - dan membuat Levi Strauss, begitu ia dipanggil, dan rekan bisnisnya, Jacob Davis, kaya raya.
Foto: picture-alliance/akg-images
Pionir di Hollywood dan Pendiri Universal Sutidos: Carl Laemmle
Lahir tahun 1867 sebagai putra seorang pedagang sapi Yahudi di Laupheim, Jerman, Karl Laemmle beremigrasi ke AS pada usia 17 tahun. Selama 20 tahun ia kerja serabutan. Tahun 1906 ia mengunjungi bioskop kecil - dan mendapat ide. Dia membuka bioskopnya sendiri, lalu memulai perusahaan distribusi film dan mendirikan Universal Studios pada tahun 1915 - salah satu nama besar di Hollywood.
Foto: picture-alliance/Imagno
Melawan NAZI dengan lagu dan film: Marlene Dietrich
Filmnya "The Blue Angel" dari tahun 1930 menjadikan Marlene Dietrich bintang dunia. Ketika Nazi merebut kekuasaan di Jerman tahun 1933, ia mendukung orang-orang Yahudi yang melarikan diri dan orang-orang Jerman buangan lainnya. Dia juga menyanyikan lagu "Lili Marleen" untuk menghibur pasukan AS - mungkin inilah lagu paling terkenal pada Perang Dunia Kedua.
Foto: Imago/Hollywood Photo Archive/C. Slater
Diusir oleh Nazi: Filsuf Hannah Arendt
Pernah ditangkap dan diasingkan Nazi, Hannah Arendt pergi ke New York tahun 1941. Pada usia 35 tahun itu dia dengan cepat belajar bahasa Inggris dan menjadi warga negara Amerika tahun 1951. Sebagai seorang penulis jurnalis dan filsuf, dia melaporkan persidangan gembong Nazi Eichmann dan membahas berbagai hal. Salah satu tujuannya adalah untuk menjelaskan bagaimana Holocaust bisa terjadi.
Foto: Leo Baeck Institute
Insinyur utama Nazi yang jadi pionir di AS: Wernher von Braun
Insinyur Wernher von Braun merancang roket V-2, yang dibangun pekerja paksa untuk Nazi. Setelah Perang Dunia II, militer Amerika membawanya ke AS. Dia termasuk di antara 1.000 ilmuwan Jerman yang tidak pernah dimintai pertanggungjawaban atas kegiatannya untuk rezim Nazi. Sebagai perancang roket, Wernher von Braun menjadi idola program ruang angkasa NASA.
Foto: picture-alliance/akg-images
Lari ke AS dan berkarir jadi diplomat internasional: Henry Kissinger
Dilahirkan di Fürth tahun 1923 sebagai Heinz Alfred Kissinger, ia beremigrasi ke New York tahun 1938. Selama PD II ia kembali ke Jerman sebagai seorang prajurit AS. Setelah belajar dan mengajar di Harvard, ia menjadi penasehat politik. Puncak kariernya: Menjadi Menteri Luar Negeri AS dan pemenang Hadiah Nobel Perdamaian. (hp/vlz)