Skandal doping menempatkan Rusia dalam posisi pelik: negeri beruang merah itu terancam dikeluarkan dari Federasi Atletik Internasional dan dicoret dari Olympiade 2016. Ancaman itu cukup memaksa Moskow bersikap kooperatif
Iklan
Jarang ada yang bisa menohok Rusia dari statusnya sebagai kekuatan adidaya. Kecuali ketika Federasi Atletik Ringan Internasional IAAF mengancam mencoret keanggotaan negeri beruang merah itu dan mengeluarkannya dari Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brasil.
Lima atlet dan lima pelatih Rusia saat ini didakwa oleh Badan Anti Doping Dunia, WADA, dengan hukuman sanksi larangan bekerja selama seumur hidup lantaran diduga menggunakan doping.
Bola panas itu diluncurkan ketika WADA memublikasikan laporannya yang mengungkap penggunaan doping secara sistematis oleh Rusia, Senin (09/11/15) lalu. WADA mengklaim Rusia memiliki "budaya kecurangan yang mengakar" dalam tradisi olahraga atletik.
WADA secara eksplisit menuding Menteri Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Rusia, Vitali Mutko, memerintahkan secara langsung "manipulasi sampel doping" yang dikirimkan buat diperiksa. "Situasinya lebih parah dari yang kami duga," ujar Richard Pound, Ketua Komite Doping WADA.
Awalnya Mutko bersikap membatu dengan menuding rekomendasi WADA bersifat politis. Selain itu, ia meragukan organisasi yang bermarkas di Kanada itu akan mampu mengeluarkan sebuah negara dari Olympiade.
Namun menyusul rencana IAAF mencoret keanggotaan Rusia, Mutko terpaksa menanggalkan sikap batunya dan mengumumkan kesediaannya bekerjasama. "Komisi telah bekerja keras menyusun rekomendasi yang bisa membantu Rusia memperbaiki sistem pengawasan dopingnya," bunyi keterangan resmi Kementrian Olahraga Rusia.
Padahal Menteri Olahraga Rusia Vitali Mutko awalnya sempat bersikap keras:
Menurut BBC, Rusia adalah negara kedua di dunia yang paling sering mengalami uji doping oleh WADA.
"Kementrian akan mempelajari studi tersebut, fakta yang mendasarinya dan membuat langkah yang sesuai dengan temuan tersebut." Namun Moskow juga memeringatkan WADA agar selalu bersikap "berdasarkan fakta dan bukti."
Presiden IAAF, Sebastian Coe, memberikan waktu hingga Jumat pekan ini untuk memberikan jawaban. Asosiasi Atletik Ringan Rusia, ARAF, juga mengisayaratkan kesediaan bekerjasama dalam "kemitraan yang serius" untuk mengatasi masalah doping di dunia atletik.
Dunia Ekstrim Olahraga
Tercepat atau yang tertinggi: Perburuan mencetak rekor baru mendorong olahragawan ekstrim mengambil risiko yang lebih besar dan terkadang mengancam nyawa. Berikut kenekatan sejumlah olahragawan.
Foto: picture-alliance/dpa/ Nic Bothma
Buta di Atas Titian
Takut akan ketinggian tidak dikenal oleh Nik Wallenda. Olahragawan AS itu secara nekat meniti tali di antara dua gedung tertinggi di Chicago dengan mata tertutup. "Saya membayangkan bagaimana meniti tali jika saya tidak bisa melihat apapun," ujar Wallenda datar ketika ditanya soal motivasinya.
Foto: Reuters
Di Lintasan Perbatasan
2012 silam Nik Wallenda berjalan di atas seutas tali melewati perbatasan Amerika Serikat dan Kanada - sementara di bawahnya mengalir jutaan liter air ke jurang air terjun Niagara. Aksi nekat Wallenda itu tercatat dalam sejarah sebagai manusia pertama yang berjalan di atas air terjun Niagara.
Foto: Getty Images/J. Moore
Dengan Wingsuit ke Dalam Jurang
Nik Wallenda bukan satu-satunya orang berhobi ekstrim. Olahragawan Swiss, Géraldine Fasnacht terbang dengan Wingsuit dari gunung tertinggi di Swiss, Matterhorn, yang menjulang 4478 meter dari permukaan laut.
Foto: AFP/Getty Images/P. Desmazes
Menghadap Ombak
Dalam olahraga Loncat Tebing, peserta harus berani lompat dari ketinggian 25 meter ke dalam air. Olahraga ini menjadi populer di Acapulco, Meksiko. Kini Loncat Tebing digelar di berbagai negara, termasuk di Indonesia.
Foto: Fotolia/Coco Brown
Lautan di Perut Bumi
Menyelam di dalam gua adalah olahraga yang berbahaya. Arus air yang sulit ditebak sudah menewaskan belasan hingga puluhan penyelam handal. Selain itu air di dalam gua sering dipenuhi gelembung gas yang bisa membuat orang pingsan jika menghirupnya.
Foto: Fotolia/leonardogonzalez
Manusia Air
Selam bebas adalah olahraga ekstrem, di mana penyelam mencoba mencapai kedalaman tanpa bantuan alat pernapasan. Biasanya penyelam mendapat bantuan tali untuk berorientasi. Rekor terlama sejauh ini dicetak oleh penyelam Perancis, Stéphane Mifsud, yang mampu bertahan selama 11 menit 35 detikt di dalam air dengan sekali hirupan nafas.
Foto: picture alliance / Stephan Jansen
Menantang Raksasa
"Big Wave Surfing" adalah jenis ekstrim dari olahraga berselancar, di mana olahragawan berambisi menaklukkan ombak tertinggi, seperti yang terlihat di pantai Mavericks di Kalifornia ini. Di sana ombak bisa mencapai ketinggian 30 meter.
Foto: picture-alliance/dpa/ Nic Bothma
Satu Saja Tidak Cukup
Berenang, bersepeda atau berlari bukan tergolong olahraga ekstrim. Tapi jika ketiganya digabungkan maka terciptalah Triathlon. Progam yang diberikan untuk seorang peserta turnamen bisa membuat nafas anda tercekat, 3,8 km renang, 180 km bersepeda dan 42,195 kilometer berlari.
Foto: Getty Images/M. Garcia
Jatuh dari Langit
Tidak seroangpun pernah loncat lebih tinggi dari Robert Alan Eustace. Manajer asal Amerika Serikat itu melakukan terjun payung dari ketinggian 41 kilometer. Aksi nekat Eustace itu mengalahkan rekor yang dibuat Felix Baumgärtner sebanyak tiga kilometer.
Foto: picture-alliance/EPA/Paragon Space Development/J. Martin Harris