Lowongan Kerja Bergaji Rp 2.5 Miliar untuk Halau "Alien"
4 Agustus 2017Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) tak tanggung-tanggung dalam mencari kandidat untuk posisi kosong ini. Tawaran gaji sebesar 187.000 dolar AS atau sekitar Rp 2.5 miliar per tahun hanya salah satu keuntungan.
Asteroid Ancam Bumi
Asteroid yakni batuan dari luar angkasa terus mengancam Bumi. Jatuhnya asteroid besar bisa berakibat fatal, seperti pada peristiwa musnahnya Dinosaurus 65 juta tahun lalu.
Impak Jatuhnya Meteorit Raksasa
Asteroid yang jatuh ke Bumi disebut Meteorit. Sebuah meteorit raksasa yang jatuh 65 juta tahun lalu di semenanjung Yucatan, menimbulkan kawah Chicxulub yang berdiameter 300 km. Para ilmuwan memperkirakan tumbukan metorit ini memicu musnahnya dinosaurus.
Kawah Meteorit
Debu komet yang jatuh ke Bumi biasanya habis terbakar di atmosfir. Tapi pecahan yang lebih besar dari luar angkasa bisa tersisa dan jatuh ke permukaan Bumi. Inilah meteorit. Kebanyakan ukurannya kecil dan tidak berbahaya. Jika cukup besar, bisa menimbulkan kerusakan hebat, seperti misalnya kawah meteorit Barringer di Arizona, AS dengan diameter 1000 meter
Riset Asteroid
NASA melakukan penelitian langsung asteroid besar Vesta di lintasannya dengan mengirim wahana peneliti ruang angkasa DAWN. Dengan terbang mendekati Vesta yang mengorbit Matahari di kawasan sabuk asteroid antara Mars dan Yupiter, diperoleh informasi lebih rinci struktur benda langit itu.
Wahana Menabrak Asteroid
Badan Ruang Angkasa Eropa (ESA) meneliti impak tabrakan satelit dengan asteroid Misi yang diberi nama Don Quijote melakukan skenario: wahana penumbuk Hidalgo dijatuhkan ke Asteroid. Sementara orbiter Sancho mengamati dari jarak aman, dan merekam semua informasi tabrakan itu.
Benda Langit Misterius
Teleskop ruang angkasa Hubble milik NASA mengamati sebuah benda langit misterius. Obyeknya memiliki struktur rumit, dan diduga objek ini bukan sebuah komet melainkan produk akhir dari tabrakan frontal dua buah asteroid yang berkecepatan sekitar 7 kilometer/detik.
Komet dan Bintang Berekor
Komet terdiri dari awan gas dan ekor panjang yang terdiri dari gas, batuan serta partikel debu. Jika ekor yang terdiri dari partikel dan batuan memasuki atmosfir Bumi, gesekan memanaskannya hingga 3000 derajat Celsius. Inilah yang disebut sebagai bintang berekor.
Kandidat terpilih juga diberi kepastian kerja dengan kontrak selama 3 tahun dan kemungkinan perpanjangan hingga 5 tahun.
Anda suka bepergian? Ini akan menjadi salah satu agenda wajib dalam daftar kerja Anda. Bahkan, kandidat terpilih dipastikan ikut mengunjungi Europa dan memastikan tempat ini bisa ditinggali manusia.
Europa yang dimaksud bukan nama benua, melainkan nama salah satu bulan di planet Jupiter.
Jupiter: Dewa Langit Berbalut Jutaan Badai
Selama lima tahun wahana nirawak Juno mengorbit planet Jupiter buat menjawab teka-teki seputar raksasa gas tersebut. Foto-foto yang dikirimkan ke Bumi menampilkan jutaan badai yang berpusar di jantung sang dewa langit
Berjuta Topan dan Badai
Jupiter adalah raksasa gas yang berulangkali menyelamatkan Bumi dari hujan meteor. Intinya diselimuti samudera Hidrogen cair dan atmosfirnya dipenuhi awan Hidrogen dan Helium. Tanpa permukaan berbatu yang menghadang angin, badai di Jupiter bisa berlangsung selama jutaan tahun. Mempelajari pergerakan gas di permukaan Jupiter bisa membantu manusia memahami sistem cuaca di Bumi.
Bintik Hitam Misterius
Citra teranyar yang dijepret oleh wahana nirawak NASA, Juno, menampilkan keunikan Jupiter yang belum pernah dilihat sebelumnya: Berjuta badai berpusar secara acak, seakan tanpa struktur yang baku. Terutama kemunculan mata badai berwarna hitam pekat menjadi teka teki yang hingga kini belum terpecahkan oleh ilmuwan.
Api dari Jantung Planet
Dengan rata-rata temperatur minus 145 derajat Celcius, cuaca terhangat di Jupiter bisa membuat Bumi membeku dalam sekejap. Tapi berbeda dengan Bumi, suhu di Jupiter berubah sesuai ketinggian, lantaran panas tidak datang dari Matahari, melainkan memancar dari bagian dalam planet. Sebab itu pula musim badai di Jupiter bisa berlangsung selama 70 tahun.
Keindahan Badai
Citra teranyar yang dijepret Juno diolah oleh ilmuwan amatir Jason Major dengan memanipulasi warna untuk memperjelas detail pada pusaran badai dan formasi awan Jupiter. Untuk membuat gambar menjadi lebih spektakuer, ia memusatkan fokus pada salah satu pusaran badai Jupiter sehingga terlihat seperti lukisan. NASA kemudian mempublikasikan hasil olahan Major.
Bintik Merah Raksasa
Gambar ini diambil Juno pada Desember 2016 dari jarak 459.000 kilometer. Bintik merah raksasa dan saudara kecilnya, Oval BA, terlihat jelas ketika sebagian planet bermandikan warna hijau dan biru. Pada gambar ini, formasi awan tebal di Kutub Selatan Jupiter menyembunyikan jutaan badai yang berpusar di bawahnya.
Pojok Penuh Gejolak
Kawasan di barat Bintik Merah Raksasa atau selatan sabuk Ekuator merupakan salah satu bagian langit Jupiter yang paling bergolak. NASA mengklaim gambar ini memiliki resolusi yang jauh lebih baik ketimbang foto serupa yang dibuat dari Bumi atau wahana lain sebelumnya. Tahun 2010 sabuk awan yang dulunya membagi kawasan ini tiba-tiba menghilang dan membuat takjub ilmuwan.
Mutiara Maut
The Pearl atau Mutiara Jupiter merupakan kumpulan pusaran badai raksasa yang terletak pada 40 derajat lintang selatan. Kawasan yang juga disebut "Rangkaian Mutiara" ini menyimpan delapan badai sekaligus yang berputar dengan kecepatan lebih dari 600 kilometer per jam. Sejak 1996, formasi badai berbentuk oval ini berfluktuiasi dari enam hingga sembilan pusaran.
Petugas Pelindung Planet
Misi untuk mengawasi pendaratan wahana angkasa di Europa akan menjadi tugas pertama yang diemban "planetary protection officer" alias petugas pelindung planet.
Jabatan ini begitu penting sebab ia bertugas memastikan agar bumi tidak terkontaminasi "alien" saat eksplorasi luar angkasa berlangsung. "Pelindung planet bekerja untuk menjaga agar benda-benda asing di luar angkasa tidak mencemari planet-planet, bulan apalagi bumi saat misi eksplorasi luar angkasa berakhir," demikian isi lowongan pekerjaan ini seperti yang dicuplik di usajobs.gov.
Planet Mirip Bumi dan Penemuan Benda Langit Lainnya
Banyak planet mirip Bumi dijaring astronom. Sebagian diselimuti samudera nitrogen dan yang lain mengorbit terlalu dekat dengan bintang induk. Penemuan benda langit lainnya juga berhasil diungkap. Berikut daftarnya!
Gliese 667C
Eksoplanet yang berjarak 22 tahun cahaya ini memiliki massa 4,5 kali lipat lebih besar ketimbang Bumi. Ilmuwan sebenarnya tidak begitu yakin Gliese 667C adalah planet batuan. Namun, letak orbitnya yang berada di zona hijau membuat planet merah ini masuk dalam daftar eksoplanet paling mirip Bumi. Gliese 667C mengorbit bintang induknya dalam waktu 28 hari.
Gliese 581D
Planet yang memiliki massa tujuh kali lipat lebih besar ketimbang Bumi ini mengorbit sebuah bintang kecil berjarak 20,3 tahun cahaya dari tata surya. Harapan ilmuwan bertumpu pada letak orbitnya yang berada di zona hijau. Gliese 581D diyakini berbatu dan memiliki air di permukaannya.
Kepler-452b
Planet Kepler-452b mengorbit bintang induknya di zona hijau yang bisa menunjang kehidupan dalam konstelasi persis seperti Bumi. Planet ini memiliki massa yang 60% lebih besar dari Bumi dan berlokasi di Rasi Cygnus yang berjarak 1.400 tahun cahaya dari tata surya, umurnya sekitar 6 miliar tahun dan diyakini punya suhu permukaan yang memungkinkan adanya air.
Kepler-186F
Dari semua eksoplanet yang pernah ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler NASA, planet bernomor 186F inilah yang paling menjanjikan. Selain ukurannya serupa Bumi dan memiliki jarak orbit yang relatif aman, Kepler-186F juga diyakini sebagai planet batuan, artinya ia sebagian besar terdiri dari silikat dan besi. Perbedaan terbesar dengan Bumi adalah bintang induknya yang jauh lebih redup.
Kepler-22b
Planet yang berjarak 600 tahun cahaya dari Bumi ini terletak di zona layak huni. Teleskop Kepler menemukan benda langit ini cuma tiga hari setelah mulai berfungsi. Ilmuwan memperkirakan, Kepler-22b adalah planet yang permukaannya sepenuhnya ditutupi air atau juga disebut sebagai planet samudera. Kepler-22b memiliki ukuran 2,4 kali lipat lebih besar ketimbang Bumi.
Kepler-62
Dari sekian banyak sistem tata surya asing yang ditemukan teleskop antariksa Kepler, bintang bernomor 62 adalah yang paling menjanjikan. Planet terluarnya, Kepler-62e dan Kepler-62f, mengorbit di zona layak huni. Ilmuwan yakin kedua eksoplanet memiliki kandungan air yang tinggi.
Kepler-62f
Serupa dengan Kepler-22b, planet ini juga diduga mengandung jumlah air dalam cukup besar dan mengorbit bintang induknya di zona layak huni. Kepler 62 berada di rasi bintang Lyra dan terletak 1.200 tahun cahaya dari Bumi. Dibandingkan Bumi, Kepler-62f berukuran 1,4 kali lipat lebih besar.
Kepler-62e
Sebelum kemunculan Kepler-186f, planet ini dianggap sebagai benda langit yang paling menyerupai Bumi. Kepler-62e ditemukan setelah mengukur kecepatan orbitnya. Selain berada di zona layak huni, Kepler-62e juga memiliki ukuran yang nyaris sama dengan Bumi. Serupa dengan eksoplanet mirip planet Bumi yang sudah ditemukan, Kepler-62e menurut ilmuwan juga merupakan planet samudera.
Kepler-69c
Eksoplanet yang berukuran 70% lebih besar ketimbang Bumi ini berada di rasi bintang Cygnus, sekitar 2.700 tahun cahaya dari Bumi. Karena ukurannya, Kepler-69 mendapat status Bumi super. Awalnya ilmuwan mengatakan planet ini mengitari bintang induknya dari jarak aman. Namun, setelah ditelisik lebih lanjut, Kepler-69c mengorbit bintangnya di batas terdalam zona layak huni, menyerupai planet Venus.
Pemburu kehidupan di luar angkasa
Selama empat tahun berdinas (2009-2013), teleskop antariksa Kepler telah menjaring lusinan planet yang serupa Bumi. Teleskop yang dibaptis dengan nama astronom Jerman, Johannes Kepler, itu membidik benda langit yang bisa menampung kehidupan. Selain jarak dari bintang induk, susunan atmosfer, ukuran planet juga menentukan karena berdampak pada gaya gravitasinya.
Planet Bumi lain?
European Southern Observatory (ESO) menemukan planet mirip Bumi ketiga yang mengorbit bintang Proxima Centauri, bintang terdekat dengan matahari pada jarak empat tahun cahaya. Sebuah planet dianggap mirip Bumi jika para ilmuwan menduga planet itu menyediakan beberapa kondisi, seperti kisaran suhu tertentu, gravitasi, atmosfer, dan kemungkinan adanya air.
Penemuan melalui teleskop yang sangat besar
Para astronom menemukan Proxima D melalui Very Large Telescope (VLT) di Gurun Atacama, Cile. Proxima D adalah yang paling ringan dari tiga planet yang ditemukan di sekitar bintang terdekat kita. Peneliti ESO juga menemukan Proxima Centauri b yang agak lebih besar, tetapi dengan teleskop berbeda yang didukung oleh instrumen pencarian planet HARPS.
Teleskop luar angkasa Hubble menawarkan banyak perspektif
Pilar Penciptaan terletak di Nebula Elang sekitar 7.000 tahun cahaya jauhnya. European Space Agency (ESA) dan teleskop luar angkasa Hubble NASA mengambil gambar baru dari formasi melalui spektrum cahaya inframerah. Pilar adalah rumah bagi banyak bintang terang dan muda, termasuk seluruh tata surya.
Pemandangan terbaik Andromeda
Versi asli dari foto galaksi Andromeda yang berhasil diabadikan berukuran 1,5 miliar piksel — gambar paling detail yang pernah diambil dari galaksi tersebut, mencakup 100 juta bintang dan ribuan gugus bintang. Untuk menontonnya secara utuh, seseorang membutuhkan 600 layar HD-TV. Ujung-ujung gambar berjarak 40.000 tahun cahaya. (ha/)
Bukan Pekerjaan Main-main
Lowongan ini bukanlah lelucon, sebab posisi ini telah dirancang sejak tahun 1967 setelah Amerika Serikat menyetujui Kesepakatan Angkasa Luar. Posisi yang sama bahkan tersedia juga di Badan Antariksa Eropa.
Catherine Conley, mantan pelindung planet NASA di tahun 2014 menjelaskan ia harus memastikan bahwa dalam setiap misi ke angkasa luar jumlah kontaminasi benda asing harus kurang dari satu per 10.000.
Membelokkan Asteroid, Menyelamatkan Bumi
Jumlah benda langit yang melintas dekat Bumi tidak terhitung. Dalam tujuh tahun Badan Antariksa ESA dan NASA ingin mengembangkan teknologi yang mampu mengubah arah terbang asteroid dan menyelamatkan Bumi dari kehancuran
Asteroid Kembar
Tahun 2020 ESA akan mengirimkan wahana nirawak buat mengorbit asteorid Didymos. Benda langit berstruktur batuan itu memiliki diameter selebar 800 meter. Uniknya Didymos ditemani oleh sebuah bulan yang oleh ilmuwan dinamakan Didymoon.
Pendaratan di Asteroid
Wahana Asteroid Impact Mission (AIM) direncanakan masuk ke orbit Didymos dan menurunkan robot pendarat - layaknya Rosetta dan Philae 2014 silam. Berbeda dengan misi Rosetta, wahana AIM akan mengirimkan data ke Bumi lewat laser. Ia juga membawa dua satelit mini yang akan mengorbit bulan Didymoon.
Rendezvous dengan Didymoon
Pada 2022 atau dua tahun kemudian, asteroid kembar ini akan terbang melintasi Bumi dalam jarak sebelas juta kilometer. Jarak tersebut tergolong dekat. Pada saat itu pesawat antariksa NASA akan menyambangi bulan Didymoon
Membentur Bulan
NASA berencana mengirimkan wahana yang menghantam Didymoon layaknya komet. Dengan cara itu lintasan Didymoon dan Didymos akan sedikit bergeser. Wahana AIM dan wahana pendaratnya akan menganalisa dampak benturan tersebut. Misi ini bertujuan mencari tahu apakah teknologi yang ada sanggup mengubah arah terbang asteroid yang mengancam Bumi.
Batu Raksasa
Tidak terhitung jumlah asteorid yang saat ini malang melintang di sistem tata surya. Kebanyakan memiliki diameter selebar beberapa kilometer. Ilmuwan memantau dengan seksama, kendati tidak menemukan benda langit yang berpotensi akan menghantam Bumi dalam waktu beberapa ratus tahun ke depan
Serangan dari Langit
Meteor adalah asteroid atau benda langit lain yang menghantam Bumi dengan kecepatan tinggi dan menyebabkan kebinasaan. Pakar geologi mencatat, Bumi telah berulangkali mendapat serangan dari langit yang kemudian mengubah wajah planet.
Nyaris Binasa
Februari 2013 lalu sebuah asteroid seberat 130.000 ton bernama 2012 DA14 terbang terlalu dekat dengan Bumi. Benda langit itu melintas dalam jarak 27.000 kilometer, yang jauh lebih dekat daripada orbit sebagian satelit.
Peringatan Dini
Badan Antariksa Eropa, ESA, membangun sistem peringatan dini untuk serangan meteor di kota Frascati, Italia. Data dari berbagai teleskop di Bumi dialihkan ke Frascati untuk dianalisa. Dengan cara ini ilmuwan bisa membuat perkiraan, kapan sebuah asteroid akan terbang melintasi Bumi.
Misalnya saja mengawasi agar robot atau wahana antariksa yang melintasi atau mengambil gambar di sebuah planet tidak menyebarkan pencemaran berbahaya.
ts/ap(usa.jobs/independent)
Misteri Penampakan UFO
John Greenewald, blogger dan peneliti UFO, mengunggah hampir 130.000 foto dan rekaman video dari obyek terbang yang tidak teridentifikasi. Berikut kami tampilkan beberapa fotonya. Apakah ini penampakan UFO sungguhan?
Proyek Buku Biru
Dokumen yang terkumpul adalah bagian dari "Project Blue Book." Sebelumnya, hanya bisa ditemukan di arsip nasional dan bukan untuk publik. Proyek ini dijalankan oleh angkatan udara AS (USAF). Tujuannya: menganalisa secara ilmiah obyek terbang yang tidak teridentifikasi dan ancamannya bagi keamanan nasional. Proyek usai tanpa bukti adanya 'alien'. Namun, 700 insiden dinyatakan tidak bisa dijelaskan.
Burung Putih
Insiden Lubbock Lights, demikian nama foto ini sesuai dengan lokasi pengambilannya di Texas pada tahun 1951. Insiden ini dianggap sebagai salah satu kasus UFO paling besar di AS saat itu. Kesimpulan USAF usai menelitinya: cahaya di langit berasal dari refleksi burung plover berdada putih yang terbang dalam formasi.
Awan Lenticular
Banyak penampakan UFO yang pada akhirnya ternyata hanyalah fenomena alam. Seperti pada foto dari Selandia Baru pada tahun 1951. Obyek mirip piring terbang tersebut adalah awan. Angin membentuk awan lenticular seperti lensa, fenomena ini sering terjadi di dataran tinggi seperti di atas pegunungan.
Pesawat atau Planet Venus?
Foto menampilkan cahaya terang yang dikelilingi 'payung terbang'. Peneliti UFO Andrew Hennessey mengatakan kepada DW, citra pada foto mungkin adalah "lampu pesawat, planet Venus, atau pesawat militer khusus". USAF mengatakan cahaya berasal dari bintang Arcturus.
Bukan Hanya Imajinasi
Kapal selam melayang di atas Gedung Putih. Ini montase foto. Hennessey mengatakan foto hendak menunjukkan perkiraan bentuk UFO dari segi budaya di tahun 1950-an. Tapi menurut dia, walau banyak penampakan yang ternyata hanya fenomena alam atau palsu, tidak berarti UFO hanya imajinasi manusia belaka. Terlalu banyak cerita mengenai UFO yang tercacat.
Catatan Hottel
Kali ini foto secarik kertas berisi catatan tidak berasal dari koleksi USAF, melainkan FBI. Guy Hottel adalah agen khusus di kantor FBI Washington. Ia melaporkan adanya penampakan piring terbang dan sosok mirip manusia berukuran kecil di New Mexiko tahun 1950. Insiden di Roswell ini dianggap sebagai kasus UFO yang paling terkenal hingga sekarang.