Institut Kesehatan Luar Angkasa Perancis mencari pria muda yang bersedia tidur selama dua bulan untuk mengungkap efek gravitasi mikro pada tubuh manusia. Gaji yang ditawarkan cukup fantastis, yakni 230 juta Rupiah.
Iklan
Institut Kesehatan Luar Angkasa Perancis (Medes) mencari pria muda yang bersedia tidak melakukan apapun selama dua bulan. Gaji yang ditawarkan sebesar 16.000 Euro atau setara dengan 230 juta Rupiah.
Meski terdengar ganjil, lowongan pekerjaan tersebut penting untuk membantu ilmuwan memahami dampak gravitasi mikro pada tubuh manusia di luar angkasa. Mereka membutuhkan kandidat yang mau tidur selama 60 hari, berusia antara 20-45 tahun dan tidak merokok, tidak memiliki alergi dan mempunyai Indeks Massa Tubuh antara 22 dan 27.
Bumi Tanpa Bulan
Bulan tanpa disadari, ikut mendikte fenomena cuaca dan kehidupan mahluk hidup di permukaan Bumi. Tapi apa yang terjadi jika Bulan tidak pernah terbentuk? Hasilnya adalah sebuah planet yang penuh fenomena ekstrim
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Theia Membidani Kelahiran Bulan
Bulan telah mendampingi Bumi sejak 4,5 miliar tahun silam. Saat itu Bumi muda bertabrakan dengan obyek langit lain sebesar Mars yang bernama Theia. Peristiwa dahsyat itu melontarkan sebagian permukaan Bumi ke luar angkasa yang kemudian membentuk Bulan. Sebab itu Bulan dan Bumi memilikim komposisi geologi yang serupa.
Foto: picture-alliance/dpa/M. Schutt
Hidup Tanpa Pendamping
Tapi apa yang terjadi jika Theia tidak menghantam Bumi dan Bulan tidak pernah terbentuk? Benda langit satelit Bumi itu mempengaruhi kehidupan mahluk hidup lewat pantulan cahaya dan gaya gravitasinya. Tanpa kedua elemen tersebut wajah planet Bumi akan sama sekali berbeda. Inilah skenario yang dibayangkan ilmuwan jika Bumi tidak memiliki Bulan.
Foto: NASA
Samudera Hampa
Bukan rahasia lagi jika gaya gravitasi Bulan menjadi mesin penggerak pasang surut air lautdi Bumi. Tanpa gravitasi itu gelombang pasang di Bumi akan jauh lebih kecil lantaran Bumi hanya terpengaruh gaya gravitasi Matahari yang kekuatannya cuma 40% dibandingkan gravitasi Bulan.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Lander
Malam Kelam
Tanpa cahaya Bulan, malam hari di permukaan Bumi akan terasa lebih gelap. Tanpa Bulan, obyek langit paling bercahaya di malam hari adalah planet Venus. Namun intensitas cahaya yang dipantulkan planet kecil itu 2000 kali lebih lemah dibanding cahaya bulan purnama. Tapi dengan bertambah gelapnya langit malam, manusia akan bisa melihat bintang dan galaksi dengan lebih jelas.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Rumpenhorst
Separuh Matahari
Tanpa Bulan, siang hari di Bumi hanya akan berlangsung selama enam hingga 12 jam. Selain itu jumlah hari dalam satu tahun bisa mencapai 1.000-1.400 hari. Pasalnya gaya gravitasi Bulan memperlambat kecepatan rotasi Bumi. Saat ini pun rotasi Bumi melambat 1.4 millidetik setiap 100 tahun.
Foto: picture-alliance/chromorange
Petaka dari Langit
Rotasi Bumi yang semakin cepat berdampak pada pola cuaca. Ilmuwan meyakini tanpa Bulan, Bumi akan mengalami musim badai dua kali lebih panjang dan lebih intensif, akibat meningkatnya kecepatan angin dan turbulensi udara. Perbedaan massa pada pergerakan udara juga akan menggandakan jumlah petir.
Foto: Fotolia/Daniel Loretto
Sumbu Liar
Dampak paling dahsyat ada pada sudut kemiringan Bumi. Bulan ikut menjaga sudut kemiringan Bumi terhadap sumbu rotasi pada 23,5 derajat. Tanpanya, Bumi akan alami perubahan berkala sudut kemiringan yang bisa ubah wajah planet secara drastis. Wilayah tropis seperti Indonesia bisa menjadi kutub dan membeku, sebaliknya Antartika dan Arktik lumer dan menghijau. Mars adalah contoh fenomena sumbu liar
Foto: AP
Evolusi Satwa
Banyak satwa yang memanfaatkan cahaya bulan untuk berburu di malam hari, hiu adalah salah satunya. Jika Bumi tidak lagi bermandikan cahaya Bulan, satwa-satwa tersebut harus mencari cara lain untuk tetap bisa berburu mangsa di malam hari. Bayi penyu pun berorientasi pada cahaya bulan ketika menetas dan mencari jalan ke laut.
Foto: Fotolia/James Thew
8 foto1 | 8
Sebanyak 24 kandidat yang masuk dalam pilihan akhir akan menjalani fase ujicoba selama dua pekan sebelum menjalani eksperimen tersebut. "Ide studi ini adalah untuk mensimulasikan kondisi nol gravitasi di Stasiun Luar Angkasa Internasional," kata Dr. Arnaud Beck kepada harian Inggris, Guardian.
7 Bahaya Kelamaan Tidur
Biasanya, orang kesulitan untuk bisa tidur cukup. Orang dewasa membutuhkan waktu tidur 7-9 jam. Tetapi ternyata, jika Anda terus-terusan tidur lebih lama dari 9 jam, ini bisa menimbulkan masalah kesehatan.
Foto: Fotolia/lafota
Depresi
Studi terhadap kembar dewasa di tahun 2014 menunjukkan, durasi tidur yang lama meningkatkan resiko terkena gejala depresi. Peserta studi yang tidur antara 7-9 jam memiliki 27 persen sifat bawaan gejala depresi, sementara yang tidur 9 jam atau lebih memiliki 49 persen sifat bawaan gejala depresi.
Foto: Fotolia
Merusak Otak
Studi tahun 2012 yang meneliti perempuan berusia lanjut menemukan, dalam periode enam tahun otak fungsi otak memburuk bagi mereka yang tidur terlalu lama (atau terlalu sebentar). Perempuan yang tidur selama lebih dari 9 jam (atau kurang dari 5 jam) mengalami perubahan pada otak seakan usia mereka dua tahun lebih tua.
Foto: Fotolia/fabioberti.it
Sulit Hamil
Tahun 2013 tim riset Korea menganalisa kebiasaan tidur lebih dari 650 orang yang tengah menjalani proses bayi tabung. Hasilnya, tingkat kehamilan paling tinggi ditemukan pada perempuan yang tidur selama 7-9 jam dan paling rendah pada perempuan yang tidur selama 9-11 jam.
Foto: picture alliance/dpa Themendienst
Diabetes
Di Quebec, peneliti menemukan dalam periode enam tahun, warga yang tidurnya lebih dari 8 jam beresiko dua kali lipat terkena diabetes tipe 2 atau toleransi glukosa terganggu, dibandingkan yang tidurnya 7-8 jam.
Tambah Gemuk
Peneliti di Quebec juga memantau pertambahan berat badan dan kadar lemak selama enam tahun. Mereka yang tidur 9-10 jam, 25 persen lebih mungkin beratnya naik 5 kilo, walau sudah memperhitungkan pola makan dan aktivitas fisik.
Foto: Fotolia/Africa Studio
Masalah Jantung
Hasil riset yang dipresentasikan tahun 2012 di pertemuan American College of Cardiology menunjukkan, tidur selama 8 jam atau lebih berhubungan dengan bertambahnya resiko terkena masalah jantung. Peneliti menganalisa data dari lebih 3000 orang. Peserta yang tidurnya lama, dua kali lebih besar resikonya terkena angina dan 1,1 kali beresiko terkena penyakit arteri koroner.
Foto: picture alliance/blickwinkel
Kematian Dini
Di tahun 2010 dari 16 studi yang berbeda, peneliti menemukan peningkatan resiko kematian dini pada mereka yang tidur terlalu sebentar dan terlalu lama. Tidur lebih dari 8 jam dikaitkan dengan 1,3 resiko lebih besar mengalami kematian dini diantara 1.382.999 peserta studi. Sumber: huffingtonpost.com
Foto: Fotolia/lafota
7 foto1 | 7
"Selama dua pekan pertama ilmuwan kami akan melakukan serangkaian tes dan pengukuran pada sukarelawan. Lalu diikuti dengan periode 60 hari, di mana mereka harus berada di tempat tidur dengan posisi kepala agak menurun, kurang dari enam derajat."
Meski terdengar seperti pekerjaan impian, studi oleh Medes tergolong berat karena sukarelawan harus melakukan kegiatan sehari-hari dari atas kasur seperti makan, mandi atau buang air. "Aturannya adalah setidaknya salah satu sisi pundak tetap bersentuhan dengan kasur atau tempat tidur."
Bagi siapapun yang berniat melamar pekerjaan ini, bisa langsung menghubungi Institut Medes
Galaksi Paling Misterius di Alam Semesta
Memetakan semesta mustahil tanpa menemukan anomali. Beberapa galaksi menyimpan misteri yang hingga kini tidak bisa dijawab ilmu pengetahuan. Mulai dari galaksi bermata iblis hingga yang berjantung ganda. Simak daftarnya
Foto: NASA/R. Lucas
Galaksi Lumba-lumba
Tidak sulit menerka kenapa NGC 2936 dijuluki lumba-lumba. Galaksi ini awalnya berbentuk spiral dan berubah bentuk setelah ditarik gravitasi galaksi eliptis ARP 142 yang bermassa jauh lebih besar. Kuatnya gaya gravitasi ARP 142 membuat NGC 2936 berbentuk lumba-lumba. Pada bagian matanya terletak inti galaksi. NGC 2936 dan ARP 142 akan melebur dalam waktu satu milyar tahun.
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STSci/AURA)
ARP 87
ARP 87 ibaratnya tarian maut dua galaksi, NGC 3808A dan NGC 3808B, yang hampir bertabrakan. Interaksi gaya gravitasi kedua obyek langit raksasa ini mendistorsi bentuknya. NGC 3808A dan NGC 3808B akan terus berdansa dan saling tarik menarik selama dua miliar tahun sebelum menyatu menjadi sebuah galaksi raksasa. ARP 87 berjarak 300 juta tahun cahaya dari Bumi
Foto: NASA, ESA, and The Hubble Heritage Team (STScI/AURA)
Galaksi Antena
Serupa ARP 87, Galaksi Antena adalah hasil perkawinan dua galaksi, NGC 4038/39, yang saat ini berada dalam fase akhir. Tarian maut kedua galaksi spiral ini berawal beberapa ratus juta tahun lalu. Dua gugus bintang berwarna kuning adalah inti galaksi yang belum menyatu. Ilmuwan hanya bisa membayangkan apa yang terjadi jika galaksi Bima Sakti membaur dengan Galaksi Adromeda..
Foto: NASA, ESA, and the Hubble Heritage Team (STScI/AURA)-ESA/Hubble Collaboration
NGC 474
Tidak ada seorangpun yang tahu apa yang terjadi dengan NGC 474. Galaksi berbentuk eliptis ini memiliki halo yang seakan bereaksi terhadap gaya gravitasi berskala besar. Penyebab kemunculan ekor pasang-surut (tidal tail) pada NGC 474 kemungkinan adalah hasil interaksi gravitasi dengan galaksi spiral di dekatnya atau jejak penyatuan dengan galaksi-galaksi yang lebih kecil.
Foto: P.-A. Duc (CEA, CFHT), Atlas 3D Collaboration
Messier 83
Messier 83 adalah galaksi spiral berpalang yang tergolong paling cemerlang di langit Bumi. Kendati terlihat biasa, M83 pernah mengalami ratusan ledakan bintang raksasa alias supernova. Saat ini ilmuwan sedang mengamati enam fenomena supernova pada Messier 83. Keunikan lainnya pada M83 adalah inti ganda yang berpusar pada jantungnya.
Foto: European Southern Observatory (ESO)
NGC 660
NGC 660 tergolong langka di alam semesta. Tipenya dikategorikan sebagai galaksi cincin kutub dan sejauh ini cuma ada belasan dari 10.000 galaksi yang diteliti ilmuwan. NGC 660 memiliki bintang, gas dan debu kosmik yang mengorbit inti galaksi dengan sudut yang nyaris vertikal. Tapi dari mana materi itu berasal? Pada NGC 660 ilmuwan berharap bisa mempelajari efek materi gelap pada cakram galaksi
Biasanya galaksi raksasa berbentuk spiral atau eliptis. Tapi Centaurus A
memiliki keduanya. Galaksi yang berjarak 16 juta tahun cahaya dari Bumi ini adalah satu-satunya galaksi eliptis yang memiliki lengan spiral. Ilmuwan berspekulasi, Centaurus A menyantap galaksi spiral antara 200 hingga 700 juta tahun silam, namun perkawinan semacam itu biasanya tidak menyisakan lengan spiral dalam bentuk utuh
Foto: ESO/Y. Beletsky
Galaksi Mata Hitam
Galaksi bernama Messier 64 ini memiliki julukan lain yang lebih seram, yakni galaksi mata iblis. Pasalnya M64 memiliki cakram berwarna hitam yang terbentuk dari debu kosmik di sekitar intinya. Misteri terbesar M64 adalah ketika cakram bagian dalam berputar searah, cakram terluarnya yang berisikan debu dan bintang bergerak ke arah sebaliknya. Fenomena semacam ini jarang ditemukan pada galaksi lain.
Foto: NASA and The Hubble Heritage Team
Galaksi Sombrero
Selain bentuknya yang menyerupai topi tradisional Meksiko, Messier 104 memiliki misteri yang belum bisa dijawab ilmuwan. Jika disimak lebih dekat M104 memiliki inti galaksi yang terdiri bukan cuma dari satu, melainkan beberapa gugus bintang sekaligus. Selain itu Galaksi Sombrero mengandung bintang-bintang muda yang cemerlang di cakram terluarnya. NASA menyebut M104 berkeperibadian ganda
Foto: NASA/ESA/ Hubble Heritage Team
Obyek Hoag
Sejak lama Obyek Hoag menjadi teka teka buat ilmuwan. Terutama bentuknya yang unik memicu pertanyaan, apakah obyek misterius ini terdiri atas satu atau dua galaksi. Pasalnya di antara gugus bintang di jantung galaksi dan cincin terluar terdapat ruang hampa yang sepenuhnya gelap. Ilmuwan belum bisa mengungkap bagaimana Obyek Hoag terbentuk. Galaksi ini berjarak 600 juta tahun cahaya dari Bumi.