Siapa Mau Jadi Kepala Sekolah?
5 September 2014Banyak sekolah di Jerman menghadapi masalah pelik. Kalau seorang kepala sekolah pensiun, hampir tidak ada guru yang berminat mengisi jabatan itu. Jabatan kepala sekolah sekarang tidak menarik lagi. Padahal dulu, jabatan ini dianggap sebagai jabatan terhormat dan prestisius.
"30 sampai 40 tahun lalu, orang antri untuk menjadi kepala sekolah. Sekarang, kita sudah gembira kalau ada satu orang yang mau melamar ", kata Michael Gomolzig, seorang kepala sekolah di negara bagian Baden Württemberg.
Riset: Anak SD tak Perlu PR
Guru tidak seharusnya bebankan segudang pekerjaan rumah (PR) untuk siswa sekolah dasar(SD)? Pakar psikologi Harris Cooper meneliti efek PR selama 25 tahun memaparkan hasil risetnya yang kontroversial.
Belajar sambil bersenang-senang
Anak yang baru mulai sekolah masih akan lewati banyak tahun untuk menuntut ilmu. Guru harus berusaha agar anak-anak menyukai sekolah dan belajar. Atmosfirnya harus dibuat menyenangkan, bukan malah membebani. Jangan sampai PR jadi beban sehingga belajar jadi hal menyebalkan. Copper menulis risetnya di buku: The Battle over Homework: Common Ground for Administrators, Teachers, and Parents,
Merusak hubungan jangka panjang
PR dimaksudkan untuk melibatkanb dan mendekatkan ortu dalam pendidikan anak-anak.Tapi efeknya bisa sebaliknya. Setelah hari panjang di sekolah, sesuatu yang mencakup kata "pekerjaan" tak selalu menjadi apa diinginkan anak sebelum tidur. Ortu dan anak malah bisa bertengkar gara-gara PR dan menimbulkan kenangan traumatis..
PR memberi rasa tanggung jawab palsu
Pekerjaan rumah sehari-hari membantu anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab, tapi ini hanya berlaku ketika mereka sudah masuk SMP. Tapi ketika orang tua harus mengingatkan anak-anak mereka yang masih SD untuk mengerjakan PR setiap malam, tujuan awal ini pudar artinya. Masa kecil adalah masa bermain.
PR sisakan sedikit waktu untuk jadi anak-anak
Karena waktu tersita untuk PR, banyak anak-anak tidak mendapatkan cukup waktu untuk bergerak. Padahal di usia dini, mereka harus melakukan kegiatan fisik, main di luar dan berolahraga dengan teman-teman. Guru dan orang tua dapat mendorong anak-anak untuk lebih sering melakukan aktivitas seperti ini. Biarkan mereka kreatif dan berlatih fisik untuk mengembangkan diri.
Anak perlu istirahat agar produktif di sekolah
Mengerjakan PR mencuri waktu istrirahat anak-anak SD. Anak-anak membutuhkan rata-rata 10 jam tidur dalam sehari. Agar anak-anak menjadi produktif 100% pada hari berikutnya di sekolah, mereka harus memiliki waktu istirahat yang cukup
Alternatifnya: Membaca
Mendorong anak-anak agar senang membaca menurut penelitian jauh lebih baik daripada mengerjakan PR. Orang tua dan guru dapat membantu mencari subyek menarik untuk dibacakan pada mereka atau merangsang mereka untuk membaca sendiri.
Ajarkan tanggung jawab tugas sehari-hari
Alternatif kedua: Ada banyak kebiasaan sehari-hari yang dapat mengajarkan mereka untuk bertanggung jawab, seperti bangun pagi dan bersiap diri ke sekolah, merapikan tempat tidur, atau bahkan merawat hewan peliharaan. Namun ingatkan, bahwa mereka adalah pelajar, yang kewajiabn utamanya adalah belajar.
Kunjungi museum dan lokasi menarik lain
Alternatif lain: mengunjungi museum dan lokasi menarik. Banyak pengetahuan dan pengalaman bisa didapat di sini. Cari pameran atau kegiatan yang akan membangkitkan minat anak-anak. Di Jerman anak.-anak sering diajak ke museum, markas pemadam kebakaran, gedung kesenian, mengunjungi pameran dan tempat menarik lainnya.
Alasannya, tugas kepala sekolah sekarang makin kompleks. Dan citra jabatan itu juga sudah tidak sebaik dulu, tutur Gomolzig.
"Dulu, adalah sebuah prestasi kalau bisa menjadi kepala sekolah. Itu jabatan terhormat. Sekarang, orang hanya mengalami stres", ujar Gomolzig.
Perjalanan Sekolah yang Mempertaruhkan Nyawa
Semangat anak-anak kecil ini sungguh luar biasa. Demi merengkuh ilmu, mereka mengambil risiko berbahaya ke sekolah. Menentang arus sungai, memanjat tebing, Bahkan ada yang lima jam berjalan kaki sampai sekolah.
Tangga darurat
Dengan berhati.-hati, murid Desa Atule’er, Liangshan Yi , Sichuan, Cina memanjat kembali ke desa setelah lelah menuntut ilmu di sekolah. Mereka mencengkram tangga bambu/kayu dan tanaman rambat di tebing terjal agar tidak terjatuh. Penduduk desa menggunakan tangga yang sama untuk pergi ke pasar terdekat sekitar seminggu sekali, guna menjual paprika dan kenari atau membeli kebutuhan sehari-hari.
Dua jam perjalanan
Murid dari Desa Atule’er terbiasa merambat sambil memanjat tebing saat pulang ke rumah selepas sekolah. Lebih dari 70 keluarga tinggal di desa Atule’er, yang berketinggian sekitar 800 meter di atas Sungai Meigu, Liangshan Yi, ini. Demi bisa bersekolah, belasan murid, yang berusia 6 sampai 15, disertai dengan 3 orang dewasa secara teratur menghabiskan 2 jam mendaki tebing.
Memanjat hampir 1 km
Memanggul ransel, anak-anak sekolah ini mendaki tebing terjal sepanjang 800 meter di Zhaojue, daerah otonomi Liangshan Yi, Provinsi Sichuan, Cina. Mereka pulang sekolah dan dalam perjalanan ke rumah. Setelah nasib anak–anak ini mendapat perhatian masyarakat internasional, mereka dijanjikan akan mendapat tangga baja untuk menggantikan tangga bambu yang rapuh ini.
Lima jam ke sekolah
Menuju sekolah, murid-murid SD ini menyusuri kaki gunung di tebing gunung yang berbatasan dengan sungai Dadu di Desa Gulu, Wusihe, Hanyuan. Sekolah dasar yang dituju melekat ke tebing curam. Untuk sampai ke sekolah, siswa harus berjalan kaki di jalur-jalur curam selama lima jam. Bahaya mengintai, jika ada angin menerpa saat dalam perjalanan.
Bawa perlengkapan di tengah intaian bahaya
Siswa mengangkut barang mereka untuk kembali ke sekolah di jalur lembah pegunungan terjal di Desa Nongyong, Dahua Yao, Guangxi Zhuang, Cina. Rumah anak-anak tersebar di antara pegunungan & jauh dari sekolah. Sebagian besar dari mereka mendapat akomodasi di sekolah selama semester berlangsung. Namun, ketika musim panas, mereka harus melakukan perjalanan berbahaya ini, antara rumah dan sekolah.
Andalkan ban karet
Para pelajar SD di provinsi Rizal, Filipina ini menggunakan ban karet sebagai sarana melayari sungai untuk pulang pergi sekolah. Jarak dari rumah ke sekolah sekitar 2 km. Jika arus sungai meluap, ancaman bahaya semakin besar. Di Filipina, akses terhadap pendidikan, terutama di daerah pedesaan, masih menjadi masalah, tetapi tingkat pendaftaran tetap relatif tinggi, yakni mencapai 85 persen.
Dengan rakit bambu darurat
Siswa SD Filipina menyeberangi sungai dengan rakit bambu darurat di hari pertama tahun ajaran baru di sebuah desa terpencil di provinsi Rizal, timur Manila, Filipina. meskipun hanya 62 persen menyelesaikan sekolah tinggi. Di Filipina, meski minat mendaftar sekolah tergolong tinggi, hanya 62 % yang lulus pendidikan tinggi
Murid Indonesia juga pernah mengalami
Beberapa anak Indonesia di pelosokl juga pernah mengalami nasib serupa. Tampak anak-anak SD menyeberangi sungai menggunakan jembatan rusak parah di Lebak, Provinsi Banten. Sekian lamanya pemerintah meremehkan risiko bahaya bagi anak-anak yang setiap hari pergi ke sekolah. Mengerikan melihat anak-.anak kecil melalui bahaya di atas jembatan miring yang rusak itu.
Sebenarnya bukan jembatan
Siswa SD pergi ke sekolah melalui jembatan gantung yang menghubungkan desa Suro dan desa Plempungan di Boyolali, Jawa Tengah. Rangkaian batang besi sepanjang 30 meter dan lebar 1,5 meter yang terletak 10 meter di atas sungai ini sebenarnya bukan jembatan, tetapi saluran irigasi yang mengalirkan air dari waduk Cengklik ke sawah sekitarnya.
Serikat Guru Jerman, GEW, sekarang mengangkat tema ini sebagai isu penting. Terutama di kawasan terpencil, makin sulit mencari guru yang mau menjadi kepala sekolah.
"Kadang-kadang hanya ada satu calon yang melamar. Jadi kalau orang itu prestasinya tidak bagus, terpaksa harus diambil juga", kata Ilka Hoffman dari GEW. "Di banyak tempat, jabatan itu sering tidak terisi untuk waktu lama".
Murid Sekolah Paling Bodoh di Dunia
Hasil penelitian PISA membuka aib pendidikan di Indonesia, Malaysia dan negara-negara Amerika Selatan. Murid sekolah di sebelas negara ini dinilai berprestasi paling rendah di bidang matematika, membaca dan sains
#1. Peru
Dari 65 negara yang disurvey dalam Program Penilaian Pelajar Internasional 2012, Peru berada di urutan paling buncit. Untuk itu PISA menganalisa kemampuan murid sekolah berusia 15 tahun di tiga bidang, membaca, matematikan dan ilmu pengetahuan alam. Hasilnya Peru mendapat skor umum sebesar 375. Nilai tertinggi diraih murid Shanghai dengan nilai 587 dan rata-rata skor negara maju berkisar 497
#2. Katar
Sekitar 70% murid Katar dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika. Terlebih negeri kecil di Teluk Persia ini mencatat tingkat kehadiran siswa paling rendah. Lebih dari 29% tercatat pernah bolos selama beberapa jam atau berhari-hari, jauh lebih tinggi ketimbang rata-rata internasional yang sebesar 25%. Tidak heran jika Katar mendarat di posisi 64 dari 65 negara.
#3. Indonesia
Bersama Peru dan Qatar, Indonesia yang cuma mendapat perolehan skor sebesar 384 menghuni posisi juru kunci dalam daftar PISA 2012. Indonesia termasuk memiliki jumlah tertinggi siswa yang dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika (76%) dan ilmu pengetahuan alam (67%).
#4. Kolombia
Selain cuma mencatat nilai total sebesar 393, Kolombia juga tercatat sebagai negara peserta dengan ketimpangan terbesar antara murid perempuan dan laki-laki. Di negeri itu murid laki-laki rata-rata mampu mengungguli murid perempuan sebanyak 31 angka di tiga bidang yang diujikan.
#5. Albania
Murid Albania banyak memperbaiki skor PISA sejak pemerintah menggulirkan reformasi pendidikan tahun 2002. Namun begitu negeri pecahan Yugoslavia itu masih berada di urutan terbawah dengan nilai total 395.
#6. Tunisia
Angka siswa yang harus mengulang tahun pelajaran di Tunisia termasuk yang tertinggi di dunia, yakni sekitar 36%. Terlebih jumlah murid yang dikategorikan "berprestasi rendah" di bidang matematika mencapai 68%. Sebab itu Tunisia cuma mendapat skor umum 397 dan mendarat di posisi 59 dari 65 negara.
#7. Argentina
Dua dari tiga murid sekolah di Argentina dikategorikan "berprestasi rendah." Sebab itu negara di Amerika Selatan ini menduduki posisi 59 dari 65 negara. Secara umum Argentina cuma mendapat skor 397 dalam daftar PISA 2012.
#8. Yordania
Secara umum murid Yordania mencetak skor 398 dalam daftar PISA. Uniknya di sini murid perempuan mampu mengungguli murid laki-laki di semua bidang yang diujikan. Kendati memiliki perguruan tinggi berkualitas tinggi dibandingkan negara Arab lain, Yordania masih keteteran membenahi kualitas pendidikan dasar untuk murid sekolah menengah ke atas.
#9. Brazil
Lebih dari 65% murid Brazil gagal menjalani uji matematika. Sebab itu pula Brazil mendarat di posisi 57 dari 65 negara. Negeri raksasa di selatan Amerika ini sebenarnya sudah banyak melakukan perbaikan di bidang pendidikan sejak tahun 2000. Namun begitu statistik mencatat, 36% murid sekolah berusia 15 tahun pernah mengulang tahun pelajaran setidaknya satu kali.
# 10. Uruguay
Seperti negara Amerika Selatan lain, Uruguay juga tercecer di posisi 55 dari 65 negara. Celakanya, prestasi murid di negeri bekas jajahan Portugal ini banyak menurun jika dibandingkan hasil survey tahun 2009. Menurut BBC, Uruguay adalah contoh dimana anggaran pendidikan yang besar saja tidak cukup buat memperbaiki kualitas pendidikan dan prestasi murid.
#11. Malaysia
Dua hal yang menyeret posisi Malaysia ke peringkat 54 dalam daftar PISA 2012 adalah kemampuan membaca dan pemahaman di bidang ilmu pengetahuan alam. Untuk sains negeri jiran itu bahkan tertinggal 81 angka dari rata-rata negara industri maju.
Tuntutan yang tinggi
Kementerian Pendidikan di beberapa negara bagian juga menyadari perkembangan itu. Tapi ini masalah yang cukup rumit, karena setiap negara bagian punya kewenangan sendiri dalam mengurus bidang pendidikan.
Di negara bagian Baden Württemberg misalnya, pos kepala sekolah menuntut kriteria tinggi yang sulit dipenuhi. Jadi banyak pos kepala sekolah yang masih kosong.
5 Pekerjaan Paling Menyenangkan di Dunia
Pekerjaan seperti apa yang menyenangkan? Apakah pekerjaan dengan gaji besar menjadi pekerjaan yang paling menyenangkan di dunia? Berikut lima pekerjaan yang paling menyenangkan, menurut hasil survei Guardian.
Pembuat Desain Teknis
“Mengemukakan desain baru yang menawarkan solusi bagi problem industri, dan melihat desain saya direalisasikan dan dijual.” Menurut Stuart Berry itu membuatnya senang. Ditambahkannya, “Saya mendapat banyak kebebasan untuk menguji ide, mendapat akses ke teknologi paling mutakhir dan belajar ilmu baru setiap hari.
Guru
Apa yang membuat Anda senang? Pendapat Karina Thompson bisa mewakili sebagian besar guru: “Momen ketika cahaya muncul di mata anak-anak karena berhasil mempelajari sesuatu”. Selain itu, katanya, bekerja dengan dengan anak-anak membuatnya selalu muda. “Sepanjang hari saya banyak tertawa. Saya juga senang dengan variasi dan kreativitas dalam pekerjaan ini."
Perawat di Rumah Sakit
Ia senang jika bisa memberikan bantuan konkret bagi pasien, kata Joanne Upton. Ia bekerja pada Clatterbridge Cancer Centre di Inggris, sebagai suster perawat pasien penderita kanker kulit. “Saya bertemu orang-orang yang mengagumkan setiap hari. Walaupun kedengaran klise, mereka benar-benar orang-orang yang memberikan inspirasi positif.”
Dokter
Profesor David Gartry, spesialis bedah mata di Moorfields Eye Hospital, London mengatakan,"Memperbaiki atau memberikan kembali penglihatan kepada pasien adalah operasi paling memberi kepuasan bagi dokter”. Dr. Dan Cooper yang bertugas di International Medical Corps’ Ebola Treatment Centre di Sierra Leone setuju, pekerjaan sebagai dokter memberikan kepuasan.
Tukang Kebun
Tukang kebun penghasilannya tidak besar. Tetapi: “Bekerja di kebun memberi kebebasan. Berada di luar, bekerja dengan alam dan melihat perubahan musim,” kata Susie Atterbury, yang bekerja di taman Therapy Garden, dekat Guildford, Inggris. Innes Smith setuju, “Saya suka variasinya.” Ia bekerja di Atholl Palace Hotel. “Setiap jam dalam setiap hari situasi berbeda. Pemandangannya juga spektakuler.”
Michael Gomolzig menerangkan, pekerjaan sebagai kepala sekolah menuntut seseorang bermental baja. Sebab kepala sekolah sering menjadi sasaran kritik dari berbagai pihak, dari kalangan pengajar, dari murid-murid dan dari orang tua.
Seorang kepala sekolah harus mampu bersikap terbuka dan mendengar keluhan semua pihak, lalu punya kemampuan manajemen, harus bisa mengajar, dan mengenal perkembangan sekolah dan bidang pendidikan.
"Banyak sekali tuntutannya", kata Gomolzig. Jadi banyak guru yang tidak mau jadi kepala sekolah, sekalipun mendapat bayaran lebih besar.
Asrama Super Mewah Untuk Mahasiswa Super Cerdas
Asrama mahasiwa di Bayern, Jerman ini super mewah. Penghuninya cuma sekitar 50 orang. Di sini mereka tak perlu masak atau cuci pakaian sendiri. Hanya saja, harus super cerdas jika ingin tinggal di sini.
Sudah Mewah, Gratis Pula
Tak perlu keluar uang sepeser pun, modalnya cuma kecerdasan spektakuler jika mau tinggal di asrama mewah Maximilianeum di Bayern, Jerman. Para mahasiswa ini juga tak perlu pusing mencari pekerjaan paruh waktu di sela-sela masa studi mereka, karena semua kebutuhannya dicukupi yayasan Maximilianeum.
Semua Fasilitas Dipenuhi
Di asrama ini, ada karyawan yang siap sedia memasak, membersihkan kamar-kamar dan bahkan mencucikan pakaian mereka. Sewa kamar gratis, makanpun gratis. Tiga kali sehari, setiap harinya, tersedia lengkap mulai dari makanan pembuka, menu utama dan makanan penutup. Yang penting mahasiswa-mahasiswi di sini benar-benar konsentrasi belajar dan merasa nyaman.
Hanya Segelintir yang Diterima
Yayasan Akademik Maximilianeum-lah yang membiayai mereka sepenuhnya agar mahasiswa berbakat itu bisa berkonsentrasi penuh hanya pada studinya. Yayasan ini digagas Maximilian II dari Bayern. Raja dari Bayern itu ingin menyediakan layanan bagi warga sipil, dengan memberi fasilitas studi gratis pada mahasiwa-mahasiswa paling berbakat. Per tahun hanya ada 5-7 anak yang bisa mendapat beasiswa ini.
Nilai Harus Sempurna
Untuk bisa bergabung, calon mahasiswa harus memiliki nilai sempurna, ketika lulus dari pendidikan setara sekolah menengah di Jerman dan mendapatkan rekomendasi dari sekolah. Susanne Zwirlein dan Clara Freißmuth merupakan di antara para mahasiswa yang menerima beasiswa ini.
Lolos dari Ujian Sulit
Mereka juga harus lolos dari dua tahap ujian yang diadakan Departemen Kebudayaan. Mereka harus menunjukkan dapat melakukan lebih dari sekedar punya nilai ujian yang bagus, ujar Hanspeter Beißer, dewan kehormatan yayasan.
Kantor Parlemen
Sekilas seperti asrama normal di Jerman. Tapi tepat di atas kamar-kamar tidur mahasiswa adalah kantor parlemen. Terdapat pintu di lorong yang mengarah langsung ke gedung parlemen. Mahasiswa dapat menghadiri sidang parlemen, beberapa orang lainnya bahkan bisa magang di parlemen. Pada musim panas, mahasiswa dan politisi bergabung dalam acara santai, memanggang makanan di halaman.
Perpustakaan
Perpustakaan yang bisa dimanfaatkan mahasiswa penerima beasiswa ini cukup lengkap. Tapi tentu mahasiswa ini tak melulu harus belajar, mereka juga bebas bermain dan berkegiatan. Di aula, disediakan piano bagi yang hoby musik. Lalu ada kegiatan bersama seperti menari dan kelas bahasa serta rekreasi.
Perlu lebih banyak dukungan
Ilka Hoffman dari Serikat Guru GEW menambahkan, tuntutan masyarakat terhadap seorang kepala sekolah juga sekarang makin besar. Ia diharapkan bisa memahami situasi sosial masyarakat, menyediakan sarana dan dukungan terhadap anak catat, dan membimbing murid yang punya masalah sosial di keluarganya.
Perbedaan Kondisi Belajar di Dunia
Ruang kelas yang Anda kenal mungkin meja dan bangku dengan papan tulis di bagian depan. Tapi ini bukan gambaran ruang kelas di belahan dunia yang lain. Simak galeri foto berikut...
Standar Ruang Kelas
Guru menulis dengan kapur di papan tulis. Ini hampir sama di setiap negara. Tetapi ruangannya berbeda-beda. Ada yang duduk di lantai, di luar, atau bahkan menggunakan laptop.
Buku Digital
Korea Selatan sangat bergantung pada media digital dalam pendidikan. Komputer dan internet ditemukan di setiap ruang kelas. Pemerintah juga berencana untuk mengganti semua buku pelajaran dengan ebook. Anak-anak dari keluarga tak mampu memperoleh tablet secara gratis.
Sulitnya Sekolah di Pedesaan
Ruang kelas ini hanya dilengkapi papan tulis dan bangku kayu. Di Ghana, di atas kertas pelajar diwajibkan bersekolah selama sembilan tahun. Tapi banyak anak-anak di pedesaan yang seringnya tidak bisa berbicara bahasa resmi sekolah, yakni Inggris.
Belajar Menulis dengan TouchPad
Para pelajar di sekolah Jerman ini tidak menggunakan pinsil dan buku tulis, melainkan smartboard dan netbook. Tujuannya adalah mempromosikan interaksi digital dan memperkuat kompetensi media diantara para murid.
Pendidikan Dini di Negara Industri
Di negara-negara industri, bersekolah tidak hanya berarti memperoleh pendidikan dasar. Di Iowa, AS, anak-anak empat tahun ini mendengarnya gurunya secara seksama. 70 persen anak-anak dari negara berpemasukan tinggi sudah memulai pendidikan dini sebelum masuk sekolah dasar. Di negara berpemasukan rendah, hanya 3 dari setiap 2 anak yang pergi ke pre-school.
Kalau Kurang Dana
Di Kenya, anak-anak bisa bersekolah secara gratis selama delapan tahun. Tpi banyak yang putus sekolah. Kebutuhan akan seragam sekolah, sepatu, buku, dan alat tulis, terlalu mahal bagi kebanyakan orangtua. Ruang kelas sekolah-sekolah negeri berada dalam kondisi menyedihkan dan kelebihan murid. Tidak bisa menjadi tempt belajar yang ideal. Mereka yang mampu mengirimkan anaknya ke sekolah swasta.
Belajar di Alam Terbuka
Kalau tidak ada gedung sekolah, belajar pun bisa diimprovisasi. Seperti di Pakistan (foto), anak-anak belajar di taman. Pemerintah Pakistan mengurangi anggaran pendidikan dan menginvestasi lebih banyak uang untuk militer. Para murid yang menjadi korban.
Berusaha Memperoleh Pendidikan Dasar
Di Afghanistan, jumlah besar populasi tumbuh besar tanpa akses ke pendidikan akibat perang dan era Taliban. Hanya satu dari setiap empat perempuan bisa membaca dan menulis, dan hanya 52 persen pria yang terpelajar. Tidak ada cukup banyak sekolah di Afghanistan. Baik guru maupun materi pembelajaran tidak mencukupi.
Perempuan Yang Kalah
Di Sudan Selatan situasinya mirip. Hanya 16 persen perempuan yang bisa membaca dan menulis. Memberi pendidikan bagi anak perempuan menjadi tujuan utama bagi organisasi-organisasi bantuan asing.
Kesenjangan Besar
Murid di pedesaan Brasil seringnya harus belajar di sekolah yang kurang perlengkapannya. Seperti pada foto ini di Monte Alegre. Walau Brasil dianggap sebagai negara industri yang kokoh, kesenjangan antara kaya dan miskin semakin besar. Beberapa warga termiskin di Brasil adalah komunitas petani di wilayah timurlaut.
"Padahal, mereka tidak dibebaskan dari kewajiban mengajar dan masih harus mengurus berbagai masalah tata usaha", kata Hoffmann.
Jadi harus ada dukungan politik yang lebih besar untuk kepala sekolah, bukan hanya bayaran yang lebih besar, tandasnya.
hp/ml (dpa)
Universitas Elit di Jerman
Jerman menjadi rumah bagi beberapa perguruan tinggi bergengsi, karena prestasi penelitian mereka dan rencana inovatifnya untuk masa depan. Berikut di antaranya.
RWTH Aachen
Pas untuk penggila teknik. RWTH Aachen berupaya mengatasi masalah kekurangan pekerja terampil -terutama di bidang teknik- dengan menelurkan lulusan-lulusan berkualitas tinggi. Dari sekitar 5000 mahasiswa asing yang menuntut ilmu di Rheinisch-Westfälische Technische Hochschule ini, sebagian besarnya berasal dari Asia.
Universitas Terbuka FU Berlin
Freie Universität -FU Berlin- adalah yang terbesar dari empat universitas di Berlin dan yang pertama diizinkan menyandang status sebagai universitas elit. Perguruan tinggi ini bekerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Brüssel, Kairo, New-Delhi, New York, Moskow, Beijing und São Paulo.
Universitas Humbolt HU Berlin
Universitas di Berlin ini menghasilkan begitu banyak ilmuwan terkenal dan pemenang Hadiah Nobel. Mahasiswi memperoleh perhatian besar di universitas yang menggabungkan pendidikan dan penelitian ini. Dengan konsep: "Pendidikan lewat ilmu pengetahuan: kepribadian, keterbukaan, orientasi", universitas ini menyandang gelar sebagai salah satu perguruan tinggi unggulan di Jerman.
Universitas Bremen
Padang rumput dan pertanian. Begitulah lahan kampus Bremen sebelum universitas dengan 20.000 mahasiswa ini berdiri. Kini, lebih dari 400 perusahaan dan lembaga berdiri di sekitar universitas elit ini. Menitikberatkan pada teknologi dan riset, universitas Bremen menjalin kerjasama dengan berbagai institusi terkemuka, di antaranya: Helmholtz dan Max Planck.
Universitas Teknik TU Dresden
Jurusan teknologi mikro menjadi andalan Universitas Dresden. Tapi itu bukan satu-satunya alasan mengapa ia bergelar "universitas elit". Melainkan juga dalam penelitian medis khususnya terapi regeneratif baru untuk penyakit kekebalan tubuh yang sebelumnya tak dapat disembuhkan. Sekitar 250 pascasarjana berbagai disiplin ilmu, kedokteran, mikrobiologi dan biokimia mendalami penelitian di sini.
Universitas Heidelberg
Universitas Heidelberg peduli akan ilmuwan muda mereka. Universitas ini mempersiapkan profesor muda dalam pekerjaan mereka dan membantu mereka untuk mengatur pengajaran dan penelitian bersama-sama. Di sini terdapat pascasarjana untuk fisika dasar, metode matematika dan komputasi serta biologi molekuler dan sel. Sekitar satu dari lima siswa Heidelberg berasal dari luar negeri.
Universitas Köln
Sewa kamar atau rumah di kota ini cukup tinggi, karena ruang hidup tergolong padat. Namun, ribuan siswa tiap tahunnya berduyun-duyun mendaftar di Universitas Köln. Universitas ini didirikan pada tahun1388. Sekitar 12 persen mahasiswanya merupakan mahasiswa asing. Enam persen tenaga pengajar didatangkan dari mancanegara.
Universitas Konstanz
Kampus Universitas Konstanz menyediakan perpustakaan 24 jam. Ini adalah bagian dari model pembelajaran masa depan. Proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan individu mahasiswa dan mahasiswa pascasarjana dalam rangka mendorong penelitian yang kreatif. Penting bagi Universitas Konstanz: kerjasama yang intensif antara periset muda dan sarjana terkenal dari dalam dan luar negeri.
Universitas Ludwig Maxmillian LMU München
LMU München menarik siswa Jerman maupun mancanegara. Dari hampir 49.000 siswanya, 14 persennya berasal dari luar negeri. Dan mereka semua yakin bahwa nama baik LMU München dapat meningkatkan kesempatan mereka untuk mendapatkan pekerjaan. Di sini, mereka memiliki pilihan antara sekitar 150 bidang studi di 18 fakultas. Dari Mesir Kuno sampai kedokteran gigi dapat dipelajari di LMU.
Universitas Teknik München
Siapa yang ingin menjadi seorang profesor di Jerman, tak selalu mulus. Kontrak kerja dengan jangka waktu pendek dan posisi mengajar yang dibayar rendah. Universitas Teknik München berusaha melepaskan diri dari hambatan ini dengan memilih model seperti di Amerika Serikat. Ilmuwan muda yang dipilih dapat bekerja berjenjang dari asisten profesor hingga profesor dalam waktu tertentu.
Universitas Tübingen
Universitas Tübingen terkenal menghasilkan sastrawan dan pemikir. Sekarang mereka tidak hanya hidup dengan nama-nama besar dari masa lalu, tetapi juga dengan rencana besar untuk masa depan datang sebagai universitas elit.