1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
PolitikBelanda

Dick Schoof: Mantan Kepala Intelijen Jadi PM Belanda

3 Juli 2024

PM baru Belanda resmi menjabat, setelah partai populis kanan jadi pemenang pemilu. Menggantikan Mark Rutte, Dick Schoof menjanjikan kebijakan suaka yang lebih ketat.

Pengambilan sumpah kepala pemerintahan baru Dick Schoof
Dick Schoof menandatangani Dekrit Kerajaan dengan Raja Willem-Alexander di Istana Huis ten BoschFoto: Remko de Waal/ANP/picture alliance

Mantan kepala intelijen Belanda, Dick Schoof, resmi dilantik menjadi perdana menteri (PM) pada Selasa (02/07). Dalam pemerintahan koalisinya dia berjanji untuk menerapkan kebijakan suaka dan imigrasi Belanda yang "paling ketat dalam sejarah".

Kandidat independen berusia 67 tahun itu menggantikan Mark Rutte, yang akan menjadi sekretaris jenderal NATO berikutnya setelah 14 tahun menjabat PM Belanda.

Geert Wilders mengalah untuk membentuk koalisi

Pelantikan Dick Schoof ini dilakukan setelah tujuh bulan digelarnya pemilihan umum (pemilu), di mana PVV (Partai untuk Kebebasan) yang beraliran populis kanan bentukan politisi kontroversial Geert Wilders berhasil menjadi partai terbesar di Belanda.

Secara umum, pemimpin partai terbesar seharusnya jadi yang paling terfavorit untuk menjadi kandidat PM Belanda. Tetapi Geert Wilders, 60 tahun, politisi anti-Islam dan anti-Eropa tidak menjadi PM demi menenangkan mitra koalisi dari Partai Buruh (BBB), Partai VVD yang liberal-konservatif dan partai baru NSC. Semua pemimpin partai koalisi juga setuju untuk tidak mencalonkan diri sebagai perdana menteri.

Dukungan bagi Populis Kanan Naik Pesat, Akankah Haluan Politik UE Berubah?

00:59

This browser does not support the video element.

Sebagai gantinya, mereka mengajukan calon independen milih Dick Schoof untuk dilantik oleh Raja Willem-Alexander.

Schoof bertekad akan menjadi "perdana menteri untuk semua warga Belanda" dan berjanji untuk tidak akan membiarkan dirinya "dikendalikan oleh Tuan Wilders."

Schoof juga berjanji untuk menerapkan "kebijakan penerimaan suaka yang paling ketat yang pernah ada di negara ini dan solusi paling komprehensif untuk mengatasi masalah migrasi."

Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

Siapa PM Belanda yang baru?

Sebagai mantan anggota Partai Buruh, Schoof berhasil memenangkan hati dari pemimpin oposisi sayap kiri Frans Timmermans, yang menyebutnya sebagai kandidat yang tegas.

Sebagai mantan kepala dinas intelijen, Dick Schoof memimpin penyelidikan Belanda atas jatuhnya pesawat Malaysia Airlines MH17 pada Juli 2014 di atas wilayah timur Ukraina yang dikuasai kelompok separatis.

Semua 298 orang di dalam pesawat, termasuk 196 warga negara Belanda, tewas dalam insiden pesawat yang ditembak jatuh oleh rudal BUK buatan Rusia, yang ditembakkan dari wilayah yang dikuasai militan pro-Moskow.

Dick Schoof harus mampu mengumpulkan semua pengalaman dan kekuatannya untuk bisa menjaga pemerintahan koalisinya. Pelari maraton amatir di waktu luangnya itu juga harus bisa menahan tekanan publik, yang kemungkinan besar akan dia dapatkan dari Geert Wilders, yang tidak asing lagi dengan pernyataan-pernyataan kontroversial di media sosial.

"Dia akan memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjaga konflik ideologis dan pribadinya tetap terkendali, tetapi mengingat pengalamannya yang banyak sebagai kepala lembaga pemerintah, dia akan mampu mempertahankan diri dengan baik," kata Sarah de Lange, profesor politik di Universitas Amsterdam.

"Masih harus dilihat bagaimana dia akan bereaksi jika Wilders mencoba untuk menempatkannya di bawah tekanan dengan mengkritiknya di X," kata Sarah de Lange kepada kantor berita AFP. 

kp/hp (AFP, dpa)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait