Didorong Migrasi, Populasi Jerman Bertambah 300.000 Orang
25 Januari 2024
Populasi Jerman kini mencapai 84,7 juta jiwa, bertambah sekitar 300.000 orang pada tahun 2023, yang sebagian besar didorong oleh migrasi.
Iklan
Populasi Jerman bertambah sekitar 300.000 orang pada tahun 2023, kata Kantor Statistik Jerman, Destatis, hari Kamis (25/1).
Pada akhir tahun 2023, populasi Jerman telah mencapai 84,7 juta orang, kata Destatis. Pertumbuhan tersebut tetap sejalan dengan tingkat rata-rata yang terlihat antara tahun 2012 dan 2021, kata kantor tersebut.
Namun peningkatan tersebut jauh lebih rendah dibandingkan tahun 2022, ketika terjadi peningkatan yang luar biasa besar, yaitu sekitar 1,1 juta orang, terutama didorong oleh masuknya warga Ukraina yang melarikan diri dari invasi Rusia.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, migrasi bersih, atau neraca antara orang yang beremigrasi dan berimigrasi, merupakan faktor pendorong pertumbuhan penduduk, mengingat jumlah penduduk Jerman tanpa migrasi menunjukkan penurunan bertahap.
Kami Berasal dari Sini: Kehidupan Keturunan Turki-Jerman dalam Gambar
Untuk merayakan ulang tahun ke-60 kesepakatan penerimaan pekerja migran asal Turki di Jerman, museum Ruhr memamerkan foto-foto karya fotografer asal Istanbul, Ergun Cagatay.
Fotografer Ergun Cagatay dari Istanbul, pada 1990 mengambil ribuan foto warga keturunan Turki yang berdomisili di Hamburg, Köln, Werl, Berlin dan Duisburg. Ini akan dipajang dalam pameran khusus “Kami berasal dari sini: Kehidupan keturunan Turki-Jerman tahun 1990” di museum Ruhr. Pada potret dirinya dia memakai pakaian pekerja tambang di Tambang Walsum, Duisburg.
Dua pekerja tambang bepose usai bertugas di tambang Walsum, Duisburg. Dipicu kemajuan ekonomi di tahun 50-an, Jerman menghadapi kekurangan pekerja terlatih, terutama di bidang pertanian dan pertambangan. Menindak lanjuti kesepakatan penerimaan pekerja migran antara Bonn dan Ankara pada 1961, lebih dari 1 juta “pekerja tamu” dari Turki datang ke Jerman hingga penerimaan dihentikan pada 1973.
Ini foto pekerja perempuan di bagian produksi pelapis interior di pabrik mobil Ford di Köln-Niehl. “Pekerja telah dipanggil, dan mereka berdatangan,” komentar penulis Swiss, Max Frisch, kala itu. Sekarang, komunitas Turki, dimana kini sejumlah keluarga imigran memasuki generasi ke-4, membentuk etnis minoritas terbesar di Jerman dengan total populasi sekitar 2.5 juta orang.
Foto menunjukan keragaman dalam keseharian orang Turki-Jerman. Terlihat di sini adalah kedelapan anggota keluarga Hasan Hüseyin Gül di Hamburg. Pameran foto di museum Ruhr ini merupakan liputan paling komprehensif mengenai imigran Turki dari generasi pertama dan kedua “pekerja tamu.”
Saat ini, bahan makanan seperti zaitun dan keju domba dapat ditemukan dengan mudah di Jerman. Sebelumnya, “pekerja tamu” memenuhi mobil mereka dengan bahan pangan itu saat mereka balik mudik. Perlahan-lahan, mereka membangun pondasi kuliner Turki di Jerman, untuk kenikmatan pecinta kuliner. Di sini berpose Mevsim, pemilik toko buah dan sayur di Weidengasse, Köln-Eigelstein.
Anak-anak bermain balon di Sudermanplatz, kawasan Agnes, Köln. Di tembok yang menjadi latar belakang terlihat gambar pohon yang disandingkan dengan puisi dari Nazim Hikmet, penyair Turki: “Hidup! Seperti pohon yang sendiri dan bebas. Seperti hutan persaudaraan. Kerinduan ini adalah milik kita.” Hikmet sendiri hidup dalam pengasingan di Rusia, hingga dia meninggal pada 1963.
Di sekolah baca Al-Quran masjid Fath di Werl, anak-anak belajar huruf-huruf Arab agar dapat membaca Al-Quran. Itu adalah masjid dengan menara pertama yang dibuka di Jerman pada tahun 90-an. Sejak itu warga Turki di Jerman tidak perlu lagi pergi ke halaman belakang untuk shalat atau beribadah.
Cagatay, sang fotografer berbaur dengan para tamu di sebuah pesta pernikahan di Oranienplatz, Berlin-Kreuzberg. Di gedung perhelatan Burcu, para tamu menyematkan uang kepada pengantin baru, biasanya disertai dengan harapan “semoga menua dengan satu bantal.” Pengantin baru menurut tradisi Turki akan berbagi satu bantal panjang di atas ranjang pengantin.
Tradisi juga tetap dijaga di tanah air baru ini. Di pesta khitanan di Berlin Kreuzberg ini, “Masyaallah” tertulis di selempang anak sunat. Itu artinya “terpujilah” atau “yang dikehendaki tuhan.” Pameran antara lain disponsori Kementerian Luar Negeri Jerman. Selain di Essen, Hamburg dan Berlin, pameran juga akan digelar di Izmir, Istanbul, dan Ankara bekerjasama dengan Goethe Institute. (mn/as)
Jerman mencatat migrasi bersih antara 680.000 dan 710.000 orang, lapor Destatis, sekitar dua kali lipat dari pertumbuhan populasi bersih, yang juga mencatat angka kelahiran dan kematian.
Seperti tahun-tahun sejak reunifikasi Jerman, keseimbangan antara kelahiran dan kematian kembali tercatat negatif pada tahun 2023, karena lebih banyak orang yang meninggal daripada yang dilahirkan, kata Destatis.
Politik migrasi saat ini masih menjadi salah satu topik utama di Jerman. Pemerintah belakangan meningkatkan pengawasan perbatasan dan akan mempercepat proses deportasi kepada pendatang ilegal maupun pemohon suaka yang permohonan suakanya ditolak.
Pada saat yang sama, pemerintah Jerman berusaha memudahkan kedatangan tenaga kerja asing yang memiliki ketrampilan dan berkualifikasi untuk mengisi kelangkaan tenaga kerja.
Pemerintah Jerman baru-baru ini mereformasi aturan hukum imigrasi dan kewarganegaraanm, untuk memudahkan proses naturalisasi dan memungkinkan kewarganegaraan ganda secara umum.
hp/as (rtr, kna)
Jangan lewatkan konten-konten eksklusif berbahasa Indonesia dari DW. Ayo berlangganan gratis newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!