Iran murka menyusul langkah AS yang mempertimbangkan sanksi baru terkait program rudal balistik miliknya. Sebagai reaksi Presiden Hassan Rouhani malah memerintahkan pembangunan lebih banyak rudal. Cara ini terbukti ampuh
Iklan
Dalam suratnya kepada menteri pertahanan di Teheran, presiden Hassan Rouhani mengecam rencana AS menjatuhkan sanksi terhadap individu dan perusahaan yang membantu program rudal balistik Iran sebagai "intervensi ilegal dan mengancam." Karena itu presiden Iran ini menuntut reaksi yang sepadan dari pihaknya.
Rouhani mendesak menteri pertahanan, Brigadir Jendral Hossein Dehghan, agar "melanjutkan rencana memproduksi berbagai jenis peluru kendali dengan cepat dan keseriusan yang tinggi," karena dibutuhkan oleh militer.
Sikap Rouhani itu justru terbukti ampuh menggertak Amerika Serikat. Laporan terakhir menyebutkan Washington menangguhkan sanksi untuk waktu yang tidak terbatas.
AS mempertimbangkan sanksi tersebut menyusul laporan dua ujicoba peluru kendali antar benua yang digelar Iran dalam lima bulan setelah penandatanganan perjanjian nuklir di Wina, Austria. Ujicoba tersebut dinilai melanggar resolusi PBB.
Eskalasi hubungan diplomatik kedua negara menyusutkan harapan perbaikan situasi di kawasan setelah perjanjian nuklir disepakati Oktober silam.
Washington tuding Pasdaran lakukan provokasi
Baru pekan lalu militer AS menuding Garda Revolusi Iran melakukan ujicoba roket yang salah satunya meledak di dekat Kapal Induk USS Harry Truman di Selat Hormuz. Manuver tersebut dikecam "tidak profesional," karena membahayakan kapal dagang yang berlayar di wilayah perairan tersebut.
Namun Garda Revolusi menepis tudingan AS itu. Jurubicara Pasdaran, Jendral Ramezah Sharif mengklaim pihaknya "tidak merencanakan manuver latihan apapun di wilayah tersebut. " Ia sebaliknya menuduh AS sedang melakukan "perang psikologis" terhadap Iran.
Iran juga jengkel terhadap kebijakan anti teror baru yang disahkan Presiden Barack Obama pertengahan Desember silam. Undang-undang baru itu membatasi perjalanan masuk buat individu yang pernah berpergian ke Iran, Irak, Suriah atau Sudan dalam lima tahun terakhir.
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif yang merupakan salah satu tokoh utama di balik kesepakatan nuklir, menyindir AS dalam pesan pergantian tahunnya. "Banyak yang telah dicapai di tahun 2015 lewat diplomasi. Mari belajar dari sejarah dan mengulangi keberhasilan, bukan kesalahan masa lalu," tulisnya.
Ambisi Program Atom Iran
Iran berulang kali menegaskan, program atomnya murni hanya untuk tujuan sipil. Tapi, pemanfaatan energi atom untuk tujuan sipil dan keperluan militer, hanya terpaut satu langkah.
Foto: Getty Images/AFP
Apa Niat Terselubung Iran?
Sejak bertahun-tahun memperluas know-how di bidang teknik nuklir. Badan energi atom internasional-IAEA meyakini, Iran hingga paling tidak hingga tahun 2010, berusaha membuat bom atom.
Foto: aeoi.org.ir
Ingin Bukan Berarti Bisa
Tapi juga diketahui, untuk memproduksi senjata atom yang berfungsi, termasuk sistem roket peluncurnya, merupakan tantangan teknologi sangat berat. Sederhananya, ada lima langkah yang harus ditempuh, dan tidak semua negara memiliki kemampuan itu.
Foto: aeoi.org.ir
Langkah Pertama : Material
Untuk membuat bom atom diperlukan unsur Uranium yang diperkaya atau Plutonium dengan kemurnian tinggi. Dalam hal ini Iran memiliki cukup cadangan Uranium, misalnya dari pertambangan Sarghand, yang ditambang untuk reaktor nuklir sipil. Artinya syarat pertama sudah terpenuhi.
Foto: PD
Langkah Kedua : Pengayaan Uranium
Uranium harus diperkaya menggunakan peralatan sentrifugal gas, agar lebih mudah meluruh. Untuk senjata atom, diperlukan pengayaan hingga 85 persen. Iran membeli sentrifugal canggih itu dari luar negeri, lewat perusahaan bayangan. November 2012 dilaporkan, Iran sudah mencapai tingkat pengayaan 20 persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Ketiga : Hulu Ledak Nuklir
Uranium yang diperkaya kadar tinggi saja tidak cukup, untuk membuat bom atom yang bisa meledak. Para teknisi dan insinyur juga harus mampu mencetak logam berat itu menjadi bentuk tententu, agar lewat impuls terarah, bisa dipicu reaksi berantai. Sejauh ini tidak diketahui, apakah Iran sudah menguasai teknik ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Keempat : Pemicu Ledakan
Teknik pemicu ledakan pada bom atom mirip sumbu peledak senjata konvensional. Iran sudah menguasai tekniknya. Selain itu, para ilmuwan Iran sudah membuat model algoritma dan melaksanakan ujicoba simulasi sifat-sifat hulu ledak.
Foto: AFP/Getty Images
Langkah Kelima : Sistem Roket Pengangkut
Iran juga sudah sukses mengujicoba roket yang bisa dimuati hulu ledak nuklir. Roket jarak menengah Shabab-3 sebuah varian dari roket Korea Utara Nodong-1, mampu mencapai sasaran sejarak 2000 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Keinginan Memiliki Senjata Nuklir
Tanpa pengawasan, sebuah program atom untuk tujuan sipil nyaris tidak bisa dibedakan dari yang bertujuan militer. Pada dasarnya instalasi tekniknya sama. Pertanyaan apakah Iran mampu membuat bom atom, atau sudah direalisasikan, jawabannya sangat tergantung dari keinginan para penguasa di negara itu.