Petugas Damkar Jerman Tidak Percaya Ditelepon Angela Merkel
31 Maret 2020
Ketika Andre Muswieck mengangkat telepon dan mendengar suara Kanselir Jerman Angela Merkel, dia menyangka sedang menjadi korban acara humor di radio.
Iklan
Kanselir Jerman Angela Merkel ingin mengucapkan terimakasih kepada para petugas pemadam kebakaran. Untuk itu dia menghubungi regu pemadam kebakaran yang secara sukarela melakukan isolasi diri di pos pemadam kebakaran. Mereka tidak pulang ke rumah sampai 14 hari, dan selalu siap bertugas jika dibutuhkan.
Ketika telepon berdering pada pukul tujuh malam, kepala regu Andre Muswieck buru-buru menyambar gagang telepon. Merkel lalu menyebut nama dan jabatannya. Tapi Andre Muswieck ingat ada siaran humor di radio, dengan pembawa acara Leif Tennemann, yang sering mengecoh pendengar. Dia lalu menjawab tidak punya waktu untuk lelucon dan mengakhiri pembicaraan.
„Saya tidak mau jadi korban lelucon Leif Tenneman, jadi saya tutup telepon”, kata Muswieck kepada harian lokal Nordkurier.
Tapi Angela Merkel, yang sedang menjalani karantina karena kontak dengan dokter yang positif Covid-19, tidak menyerah. Melalui biro persnya, regu pemadam kebakaran di kota Bergen di pulau Rügen itu piun diberitahu tentang niat Kanselir Jerman.
Isolasi diri agar siap dikerahkan setiap saat
Ketika telepon berdering lagi, seluruh tim pemadam kebakaran sudah siap menyambut. Tim itu memang sedang melakukan isolasi sukarela. Setelah dites negatif Covid-19, mereka memutuskan tinggal selama 14 hari di pos pemadam kebakaran dan berjaga-jaga, jika ada panggilan darurat. Setelah 14 hari, mereka akan digantikan regu lain.
Walikota Bergen Anja Ratzke mengatakan hari Senin (31/3) kepada kantor berita Jerman, DPA, Angela Merkel lalu mengucapkan terimakasih kepada seluruh anggota pemadam kebakaran yang siap bertugas, khususnya tim di Bergen yang secara sukarela melakukan isolasi diri. „Ucapan terimakasih secara langsung dari Kanselir Jermsan sesuatu yang istimewa bagi mereka“, ujar Anja Ratzke.
Andre Muswieck mengatakan, dalam percakapan telepon Angela Merkel juga menceritakan situasi karantina yang harus dijalaninya saat ini.
Jurubicara pemerintah di Berlin mengatakan, Merkel membaca berita di koran tentang regu pemadam kebakaran yang melakukan isolasi sukarela itu, dan siap berpisah dua minggu dari keluarga mereka. Merkel lalu ingin mendengar sendiri pengalaman mereka sekaligus mengucapkan terimakasih.
Percakapan telepon itu sudah berlangsung pertengahan Maret lalu, namun baru minggu ini ramai diberitakan media-media di Jerman.
hp/rzn (dpa)
Bagaimana Kondisi Lockdown di Eropa?
Negara-negara di Eropa secara signifikan telah membatasi aktivitas berkumpul di ruang publik untuk mengerem penyebaran wabah COVID-19. Lalu, bagaimana negara-negara tersebut menerapkan regulasi itu kepada warganya?
Foto: AFP/H. Neubauer
Paris memberlakukan lockdown
Aktivitas di jalan-jalan utama di Paris terhenti total setelah Perancis mengumumkan lockdown secara nasional Selasa lalu. Warga tidak diperbolehkan meninggalkan rumah mereka, kecuali karena alasan penting seperti membeli makanan, mengunjungi dokter atau pergi bekerja. Walikota Paris, menyerukan social distancing yang lebih ketat karena jumlah kasus infeksi yang terus meningkat di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/T. Camus
Berlin menjadi sepi
Kanselir Jerman Angela Merkel pada hari Minggu (22/03) mengumumkan pembatasan ketat pada pergerakan orang di Jerman. Regulasi tersebut mencakup pelarangan pertemuan publik lebih dari dua orang, menjaga jarak 1,5 meter dan penutupan restoran, pub serta bar.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Schreiber
Perbatasan ditutup, orang asing dilarang masuk
Selain membatasi pergerakan warga di dalam negeri, Jerman telah memperketat pembatasan pada orang asing yang memasuki negara. Akibatnya, lalu lintas di bandara tersibuk di Jerman, yaitu di Frankfurt, mengalami penurunan yang signifikan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Probst
Bayern perintahkan warga untuk tinggal di rumah
Negara bagian Bayern di selatan Jerman memberlakukan lockdown di seluruh negara bagian mulai akhir pekan lalu untuk mencegah penyebaran COVID-19. Selama dua minggu, warga tidak diperbolehkan berkumpul dalam kelompok di luar rumah dan restoran, bar serta pub juga ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/S. Babbar
Inggris berlakukan social distancing
Inggris telah menutup semua bar, pub, dan restoran untuk mencegah penyebaran wabah COVID-19. Perdana Menteri Boris Johnson telah mendesak seluruh warga negara untuk menghindari semua perjalanan yang tidak penting dan kontak dengan orang lain.
Foto: AFP/T. Akmen
Milan: Di jantung pandemi
Dalam beberapa minggu terakhir, pusat pandemi COVID-19 global telah bergeser dari Cina ke Italia. Negara ini mengalami peningkatan infeksi dan kematian secara eksponensial. Italia telah memberlakukan lockdown secara nasional sejak 10 Maret.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Bruno
Vatikan ditutup untuk umum
Roma dan Kota Vatikan juga dipaksa untuk sangat membatasi pertemuan publik, setelah wilayah Lombardy utara Italia melaporkan merebaknya kasus COVID-19. Situs wisata religi populer seperti Lapangan St. Peter Di Vatikan pun telah ditutup.
Foto: Imago Images/Zuma/E. Inetti
Spanyol: Salah satu negara paling terpukul di Eropa
Pemerintah Spanyol pada hari Minggu berupaya untuk memperpanjang keadaan darurat negara itu menjadi hampir sebulan sampai 11 April, setelah pertama kali diberlakukan pada 14 Maret. Spanyol saat ini memiliki jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak kedua di Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/X. Bonilla
Austria laporkan laju infeksi melambat
Austria melaporkan kenaikan 15% kasus infeksi baru virus corona selama akhir pekan, jauh lebih rendah daripada puncaknya yang sebesar 40%. Penurunan ini terjadi setelah pemerintah memberlakukan social distancing yang ketat. Namun, pihak berwenang di Wina menargetkan untuk menurunkan jumlah infeksi baru SARS-CoV-2 menjadi satu digit selama tiga minggu ke depan. (fs/as)