Indonesia berhasil menjalankan pemilihan umum dengan relatif lancar. Meski demikian, negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia ini masih menghadapi sejumlah tantangan termasuk melonjaknya keberadaan kaum ekstremis.
Iklan
Pada Rabu (17/04) dunia menyaksikan bagaimana pemilih sebanyak 190 juta orang memberikan suara untuk memilih presiden baru, anggota parlemen dan legislator lokal, dalam pemilu yang berlangsung selama satu hari dengan rekor 245.000 kandidat.
Hasil hitung cepat awal tampak menunjukkan indikasi bahwa Presiden Joko Widodo akan kembali berkuasa. Namun demikian ia memilih untuk menunda perayaan kemenangan sampai adanya hasil resmi dari Komite Pemilihan Umum (KPU).
Pesaingnya, mantan jenderal Prabowo Subianto yang memiliki ikatan kuat dengan penguasa Orde Baru Soeharto pun berkeras dia lah yang memenangkan pemilu.
Bukan kali ini saja Prabowo mengklaim kemenangannya terhadap Jokowi, melainkan juga pada pemilu 2014 lalu.
Terlepas dari berbagai klaim tentang kemenangan oleh masing-masing calon presiden dan wakil presiden, Indonesia boleh berbangga dengan prestasi demokrasinya.
Keadaan ini sangat kontras bila dibandingkan dengan Filipina dan Kamboja, Vietnam dan Laos.
"Di suatu kawasan yang tidak condong ke demokrasi, di mana otoritarianisme meningkat, demokrasi Indonesia benar-benar memiliki bobot - bahkan jika itu berubah lebih konservatif," ujar Christine Cabasset dari Institut Penelitian Kontemporer Asia Tenggara yang berpusat di Bangkok.
Pemilu Serentak WNI di Jerman
WNI yang tinggal Jerman mendatangi tiga Tempat Pemungutan Suara yang disediakan oleh Panitia Pemilihan Luar Negeri (PPLN) di Berlin, Hamburg dan Frankfurt pada Sabtu (13/04), untuk tunaikan hak demokrasi mereka.
Foto: DW/S. Caroline
Warga antusias
Suhu udara yang hanya empat derajat celcius di Frankfurt tidak membuat antusiasme warga surut untuk mendatangi TPS.
Foto: DW/C. Kusumawati
Pemilih di Hamburg
Surat suara yang tersedia di TPS di Hamburg berjumlah 1.035 sudah dengan surat cadangan 2% dari kebutuhan DPT TPS.
Foto: KJRI Hamburg
Dubes Indonesia untuk Jerman ikut memilih
Dubes Indonesia untuk Jerman, Arif Havas Oegroseno, memasukkan surat suaranya ke kotak suara di TPSLN di Berlin.
Foto: DW/S. Caroline
Contoh surat suara
Contoh surat suara untuk pemilihan calon anggota legislatif berikut cara pemilihan yang dianggap sah.
Foto: DW/G. Anggasta
Surat suara tersegel
Logistik pemilu termasuk surat suara yang masih tersegel siap menanti para pemilih yang berhak mencoblos pada Sabtu (13/04) di Jerman.
Foto: DW/S. Caroline
Antusiasme pemilih muda
TPS di Berlin banyak didatangi kaum muda dan para pelajar Indonesia, slaah satunya yaitu Giovenny Rebeccamari Winardi (20) pelajar di Technische Universität Berlin.
Foto: DW/S. Caroline
Persiapan di TPS sejak dini hari
Berdasarkan pengamatan tim Deutsche Welle, panitia sudah terlihat membangun TPS mulai pukul 5 pagi waktu setempat. Berbagai logistik pemilu hingga makanan juga mulai dipersiapkan.
Foto: DW/G. Anggasta
Pemilu serentak
Dalam pemilu kali ini, warga memilih calon presiden dan wakil presiden sekaligus anggota legislatif. (Teks dan Foto: Arti Ekawati, Anggatira Gollmer, Sorta Caroline, Geofani Anggasta, Caesaria Kusumawati)
Foto: DW/G. Anggasta
8 foto1 | 8
Dilihat dari jumlah partisipasi pemilih dalam pemilu kali ini, sebuah lembaga survei terkemuka mencatat bahwa sebanyak 82 persen warga yang memiliki hak suara aktif mencoblos. Ini adalah jumlah paritispasi tertinggi sejak pemilu legislatif tahun 2004, media lokal melaporkan.
"Orang-orang memilih dan membuat perbedaan. Orang Indonesia telah melakukan hak pilih mereka, terutama bagi pemilih yang lebih muda," kata Bridget Welsh, seorang pakar Asia Tenggara di Universitas John Cabot di Roma.
"Ini pertanda baik untuk tuntutan yang lebih besar bagi tata kelola pemerintahan yang lebih baik," tambahnya.
Ekstremisme meningkat
Meski demikian, Welsh sangat kritis terhadap rekam jejak Jokowi, dan ragu apakah pemimpin berusia 57 tahun itu akan menggunakan modal politiknya untuk melindungi dua dasawarsa kemajuan demokrasi di negeri ini.
"Prediksi saya selama lima tahun ke depan adalah lambat laun kita akan terus melihat penurunan kualitas demokrasi," kata Marcus Mietzner, seorang profesor di Universitas Nasional Australia. "(Tapi) bukan juga dorongan penuh ke (arah) otoritarianisme," tambahnya.
Jokowi sering dituduh kian otoriter menyusul penangkapan aktivis oposisi dengan pasal pencemaran nama baik di bawah Undang Undang ITE yang kontroversial.
Banyak pula yang menyuarakan keprihatinan tentang pengaruh baru militer pada pemerintahannya yang mengincar lebih banyak posisi sipil di negara yang merupakan tempat tinggal ratusan kelompok etnis dan bahasa ini.
Reputasi Indonesia untuk toleransi beragama juga diuji oleh adanya kelompok Islam garis keras yang semakin vokal. Pada 2017 kelompok ini bahkan menuntut Gubernur Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama, dipenjara karena dianggap telah menistakan agama.
"Kedua kandidat mengeksploitasi Islam sebagai isu kampanye," kata Made Supriatma, seorang peneliti tamu di lembaga think tank yang berbasis di Singapura, Yusof Ishak Institute.
"Perang agama ini pasti akan berdampak pada perdebatan politik di Indonesia di tahun-tahun mendatang,"
Seribu Lilin Buat Ahok
Ribuan warga menyalakan lilin di kota-kota besar di Indonesia untuk menyatakan solidaritas untuk Basuki Tjahaja Purnama setelah divonis penjara dua tahun atas dakwaan penodaan agama. Berikut foto-fotonya.
Foto: Reuters/Antara/S. Kurniawan
Solidaritas dalam Lilin
Menyusul vonis penjara dua tahun buat Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus penodaan agama, ribuan warga berkumpul di sejumlah kota di Indonesia sembari menyalakan lilin. Mereka antara lain berdemonstrasi di Tugu Proklamasi, Jakarta, dan Tugu Yogyakarta.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Duka dan Dukungan
"Kita semua di sini mungkin sedih dan terpuruk, saya yakin Pak Ahok butuh support dan dukungan teman-teman semua," kata koordinator Solidaritas Rakyat Jakarta untuk Keadilan, Nong Darol, seperti dilansir Detik.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Husni
Merambat ke Timur
Aksi bakar seribu lilin juga dilakukan masyarakat Minahasa Utara. Selain itu ribuan lain melakukan aksi serupa di Manado. Sementara di Papua, seratusan warga dilaporkan berkerumun di Taman Imbi yang terletak di jantung Kota Jayapura untuk memrotes hukuman penjara atas Ahok. "Ini aksi spontanitas warga yang cinta damai, anti radikalisme, dan kekerasan," kata seorang warga kepada Liputan6.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Membangun Harapan
Sastrawan senior, Goenawan Mohamad, yang mengikuti aksi massa di Tugu Proklamasi, menulis lewat Twitter, "ketika harapan hilang, di hari itu juga harapan dibangun kembali." Selain tokoh lintas agama, Nana Riwayatie yang merupakan kakak angkat Ahok turut hadir. Ia menyampaikan apresiasi atas dukungan masyarakat.
Foto: picture-alliance/NurPhoto/D. Roszandi
Persatuan di Tugu Proklamasi
Kepada Detik, Charol Vernando, salah seorang simpatisan Ahok mengatakan Tugu Proklamasi dipilih "karena menyimbolkan proklamasi di Indonesia, menyimbolkan persatuan dan kesatuan Indonesia."
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Demonstrasi Lewat Lagu
Sebelumnya warga juga berkumpul di depan markas Brigade Mobil di Depok setelah Ahok dipindahkan dari Cipinang. Aksi serupa digelar di Balai Kota ketika ribuan warga berkumpul sembari menyanyikan lagu nasional di bawah panduan Addie MS.
Foto: Getty Images/AFP/B. Ismoyo
Solidaritas Lintas Negara
Aksi solidaritas untuk Basuki Tjahaja Purnama juga akan digelar di sejumlah kota besar di luar negeri, antara lain di Kanada, Amerika Serikat, Australia dan Jerman. Menurut undangan yang disebarkan di Perth, Australia, aksi tersebut dilakukan untuk menyatakan dukungan kepada Pancasila dan kebhinekaan di Indonesia. (ed:rzn/ap)
Foto: Reuters/Antara/S. Kurniawan
7 foto1 | 7
Intolerasi dan proses berdemokrasi
Keputusan Jokowi memilih ulama konservatif Ma'ruf Amin sebagai calon wakilnya, yang sebagian dianggap untuk menetralisir serangan terhadap relijiusitasnya sendiri, telah menimbulkan kekhawatiran tentang nasib kaum kaum minoritas di bawah pasangan ini selama lima tahun ke depan.
"Reformasi sektor militer adalah suatu keharusan, demikian juga perlindungan hak minoritas dan usaha mengatasi intoleransi dan ekstremis," kata Yohanes Sulaiman, seorang analis politik di Universitas Jenderal Achmad Yani.
Terlihat pula jejak kediktatoran lama Indonesia yang runtuh dalam sistem saat ini.
"Sulit untuk disingkirkan," kata Supriatma. "Semua partai politik didominasi oleh pemain lama, baik secara nasional maupun regional."
.Namun Dewi Fortuna Anwar, profesor peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mengatakan, demokrasi di Indonesia masih dalam proses.
"Fakta bahwa orang tidak turun ke jalan dan membawa senjata jika ingin memperdebatkan hasil pemilu, tetapi melalui proses pengadilan - itu adalah bagian dari demokrasi Indonesia."
ae/hp (AFP)
Kehidupan Waria di Kampung Bandan
Kampung Bandan di Jakarta Utara akan disulap menjadi stasiun megah. Di kampung ini menetap para waria yang hidupnya tergantung pada area itu. Banyak dari mereka mengonsumsi obat anti letih. Simak bagaimana kesehariannya.
Foto: DW/M. Rijkers
Membebaskan diri dari kekangan sosial
Sore hari Kezia sudah selesai merias wajah dan menata rambutnya. Sabtu adalah malam panjang buat waria seperti Kezia. Kezia sudah siap mengamen sebagai pekerjaan utamanya. Lahir sebagai Reza, Kezia memilih menjadi waria dan tinggal di Kampung Bandan, kawasan padat penduduk miskin meski ayahnya tergolong mampu dan sudah membelikan rumah untuk anak laki-lakinya di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat.
Foto: DW/M. Rijkers
Berjalan jauh dengan hak tinggi
Gaun, tas dan sepatu hak tinggi merupakan andalan Darno yang mengubah namanya menjadi Vera, dalam meraup rupiah. Dari jam 19 hingga 2 pagi, Vera menelan sirup obat batuk merek tertentu sebanyak 30 bungkus per hari agar kuat berjalan jauh, mengamen. Pilihan lain.,obat penenang atau pereda sakit yang dibeli dari apotek secara diam-diam. Pemakaian obat secara berlebihan bisa berakibat fatal.
Foto: DW/M. Rijkers
Ruang hidup di kamar sempit
Di kamar kontrakan berukuran 1,5 x 2,5 meter seharga 400 ribu rupiah sebulan ini, Ella dan Dede tinggal bersama. Pasangan ini sudah hidup bersama selama tujuh tahun. Dede bekerja menyewakan alat mengamen untuk para waria dengan ongkos lima puluh ribu rupiah seminggu.
Foto: DW/M. Rijkers
Komitmen pada kesetiaan
Ella bekerja mengamen tanpa kencan dengan pria lain karena ia sudah berkomitmen setia pada Dede. Sama seperti Vera, Ella mengaku memerlukan obat-obatan agar tidak letih berjalan kaki.
Foto: DW/M. Rijkers
Terbiasa hidup dengan obat anti letih
Kosmetik termasuk kebutuhan utama para waria. Alas bedak, bedak dan umumnya setiap waria bisa dandan sendiri. Namun ada kalanya para waria saling bantu merias wajah teman. Seperti yang lainnya, merekapun mengkonsumsi obat anti letih.
Foto: DW/M. Rijkers
Siap mencari nafkah
Butuh waktu minimal dua jam untuk merias wajah, mengubah raut muka pria menjadi perempuan. Selain rias wajah, rambut palsu atau wig menjadi pelengkap andalan para waria.
Foto: DW/M. Rijkers
Operasi payudara di Singapura
Christine operasi payudara di Singapura pada tahun 2015 silam. Butuh biaya 12 juta rupiah untuk menambah silikon padat seberat 100 cc. Christine mengaku bekerja sebagai PSK di Taman Lawang. Sama seperti Vera dan Ella, Christine mengaku mengonsumsi obat-obatan agar kuat berdiri dan tidak lekas lelah.
Foto: DW/M. Rijkers
Ketika mereka sakit...
Emak tinggal di kamar berdinding tripleks di lantai atas sebuah kamar kontrakan di Kampung Bandan. Sewa kamar sempit ini 250 ribu rupiah sebulan. Hari itu Emak sedang sakit di bagian kanan perut dan rongga dadanya sehingga ia tidak mengamen.
Foto: DW/M. Rijkers
Layanan kesehatan gratis belum diperoleh
“Saya baru mau periksa dokter nanti kalau pulang ke Cikarang,” tutur Emak sendu. Layanan kesehatan gratis bagi warga belum bisa diakses oleh kelompok marjinal ini.
Foto: DW/M. Rijkers
Aktif ikuti kegiatan rohani
Dian waria tertua di Kampung Bandan. Usianya sudah 67 tahun. Ia menjadi waria ketika berusia 19 tahun. Karena sudah tua, Dian cuma mengamen 2 kali seminggu. Waria kerap dinilai tak peduli soal keimanan. Namun Dian, yang baru memeluk agama Kristen, mengaku cukup relijius. Dian aktif mengikuti kegiatan rohani serta datang beribadah setiap Minggu di gereja. Saat beribadah ia memakai pakaian pria.
Foto: DW/M. Rijkers
Akan disulap menjadi stasiun
Terletak di kawasan Mangga Dua, Jakarta Utara, Kampung Bandan dikenal sebagai kampung waria. Saat ini ada sekitar 27 waria yang tinggal di sini, area padat penduduk di pinggir rel kereta api. Biaya sewa kamar bervariasi mulai dari 200 ribu hingga 400 ribu rupiah sebulan.
Foto: DW/M. Rijkers
Tantangan dari luar
Beberapa kalangan warga Kampung Bandan tidak menolak kehadiran para waria. Tantangan sebagai waria justru datang dari kelompok ormas keagamaan yang kerap menyerang waria jika bertemu di kendaraan umum atau di jalanan. Jika kampung ini berubah wajah menjadi stasiun modern, bagaimana nasib mereka nanti?(Monique Rijkers/ap/vlz)