Setiap musim panas, sejumlah besar bintang jatuh dan terbakar di atmosfer Bumi. Nama mereka berasal dari rasi bintang di langit, dari mana mereka muncul. Pada 12 Agustus, sebagian besar Perseid akan turun, namanya berasal dari konstelasi Perseus. Tanggal 28 Juli terlihat Aquariids, dari rasi bintang Aquarius.

Tanggal jatuhnya meteor hampir sama setiap tahun, karena meteor bergerak sesuai tahun matahari, yang sekarang kita gunakan. Setiap tahun, pada hari yang sama, Bumi melewati jalur lintasan meteor.

Saat partikel-partikel kecil masuk ke atmosfer, akan menjadi panas dan terbakar. Meteor ini hanya memiliki diameter satu milimeter sampai satu sentimeter. Semakin besar meteor, semakin indah cahaya lintasannya terlihat di langit malam hari.

Kadang-kadang, hujan meteor juga terjadi di musim dingin, kalau bumi kebetulan melintasi debu peninggalan komet. Pada saat-saat itu, peluang untuk mengamati "bintang jatuh" cukup besar, misalnya pada bulan November dan Desember. Itulah saat-saat Leonides (puncaknya 17 November) dan Geminides (14 Desember) jatuh ke bumi.

Tempat terbaik untuk mengamati bintang jatuh dan memotretnya adalah lokasi yang jauh dari sumber sumber cahaya buatan. Jadi di suatu tempat di alam pada malam musim panas yang hangat, asalkan tidak ada hujan.

Mereka yang tidak takut cuaca dingin dan bisa menikmati berada dalam pakaian hangat yang tebal, punya pilihan lain: Menikmati bintang jatuh pada malam musim dingin di atas gunung. Langit yang cerah dan sistem cuaca bertekanan tinggi membuat kondisinya cukup optimal.

Sekalipun kebanyakan orang mengamati bintang jatuh untuk kepentingan ilmiah, jangan lupa untuk juga mengucapkan keinginan Anda saat melihatnya. Yang penting: Jangan beritahu siapapun, jika Anda ingin keinginan itu terwujud.