1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaEropa

Petugas Gabungan UE Berjuang Padamkan Kobaran Api di Italia

26 Juli 2021

Italia meminta bantuan Uni Eropa untuk memadamkan api yang berkobar di Pulau Sardinia sejak beberapa hari lalu. Puluhan ribu hektare lahan terbakar dan ratusan penduduk harus mengungsi.

Kobaran api di Pulau Sardinia, Italia, tampak dari kejauhan. Foto diambil pada Minggu 25 Juli 2021
Kobaran api di Pulau Sardinia, Italia, tampak dari kejauhan. Foto diambil pada Minggu 25 Juli 2021Foto: Alessandro Tocco/AP Photo/picture alliance

Petugas pemadam kebakaran hingga hari Senin (26/07) masih bejibaku memadamkan api yang berkobar di Pulau Sardinia, Italia. Di Provinsi Oristano, pemadam kebakaran mengumumkan di Twitter bahwa operasi pemadaman api berlangsung tanpa henti. Enam puluh unit pemadam kebakaran berjuang memerangi api di darat. Sementara, lima pesawat pemadam kebakaran dikerahkan ke lokasi.

Yunani dan Prancis masing-masing mengirim dua pesawat untuk membantu memadamkan api, menurut otoritas pertahanan sipil Italia. Api telah berkobar di bagian barat pulau itu selama beberapa hari. Ratusan orang harus mengungsi dan ribuan hektare lahan telah terbakar, demikian kantor berita ANSA melaporkan pada hari Senin. Angin kencang telah memperparah besarnya kobaran api.

Kebakaran itu "mengerikan," kata seorang perempuan dari daerah itu kepada kantor berita dpa. Udara berbau hangus tercium, api dan asap juga terlihat dari pantai dan bahkan dari tempat-tempat wisata populer. 

Ratusan penduduk di Pulau Sardinia dan sejumlah turis terpaksa diungsikan akibat kebakaran yang melanda puluhan ribu hektare lahan di pulau ituFoto: Vigili del Fuoco/REUTERS

Pesawat pemadam kebakaran dari Prancis dan Yunani tiba di Italia pada hari Minggu menyusul permohonan bantuan untuk menjinakkan api yang berkobar di beberapa bagian Sardinia yang telah memaksa ratusan orang meninggalkan rumah mereka.

"Ini adalah bencana yang belum pernah terjadi sebelumnya," kata Christian Solinas Gubernur pulau itu.

Minta bantuan Uni Eropa

Menteri Luar Negeri Italia, Luigi Di Maio, mengatakan lewat Facebook bahwa badan perlindungan sipil telah meminta bantuan pesawat dari negara-negara Eropa lainnya. Sebuah wilayah yang luas di provinsi Oristano di barat telah "tersungkur akibat kebakaran hebat," kata menteri itu. Dua di antara pesawat bantuan dari luar negeri kini sudah tiba dari Prancis dan dua dari Yunani, kata badan tersebut.

Uni Eropa mengirimkan empat pesawat pemadam kebakaran hutan ke Sardinia sebagai tanggapan atas permintaan dari Italia untuk membantu menjinakkan api

Pesawat Canadair, yakni pesawat amfibi yang dipakai untuk menjinakkan api dengan cara menyiramkan air, terlihat mengumpulkan air di lepas pantai Porto Alabe. Pesawat tersebut kemudian terbang rendah di atas properti di tepi pantai dan menyiramkan air itu di atas vegetasi yang menyala tepat di belakang bangunan warga.

Kebakaran berkobar pada di Pulau Sardinia, Italia, dan hingga kini belum dilaporkan adanya korban jiwa atau cedera akibat bencana ini.

Tingkat bahaya "ekstrem"

Sekitar 20.000 hektare vegetasi telah terbakar, ratusan properti rusak dilalap api serta hewan-hewan mati. Sementara badan perlindungan sipil di Italia mengatakan bahwa tingkat bahaya kebakaran tetap "ekstrem". Angin barat daya yang panas telah membuat upaya pemadaman api semakin rumit. Wilayah itu kini menyatakan keadaan darurat.

Sekitar 7.500 pekerja darurat, termasuk anggota polisi hutan Italia dan Palang Merah, telah diturunkan untuk membantu para pengungsi dan mereka yang berisiko, kata dinas pemadam kebakaran.

Christian Solinas Gubernur Sardinia mengatakan masih terlalu dini untuk mengetahui sejauh mana besaran kerusakan, tetapi dia akan meminta pemerintah untuk mengalokasikan uang dana pemulihan bagi pelaksanaan reboisasi.

Akibat kebakaran ini, setidaknya 1.200 orang telah dievakuasi dari rumah mereka, termasuk para penghuni panti jompo, menurut media setempat, Rai News. Sejumlah turis juga melarikan diri dari desa kecil di tepi pantai Porto Alabe.

ae/hp (dpa, AFP, Reuters, AP)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait