Misteri Kapten Iryanto di Detik-detik Terakhir Air Asia
3 Februari 2015
KNKT membantah Kapten Iryanto meninggalkan kursinya sesaat sebelum pesawat Air Asia QZ8501 terbang tak terkendali. Sebelumnya Reuters melaporkan sang kapten berniat mereset sistem otomatis pesawat secara manual
Iklan
Komite Nasional Keselamatan Transportasi mengatakan, pihaknya sejauh ini belum menemukan bukti soal pilot yang meninggalkan kurisnya atau sistem pengawasan otomatis yang dimatikan sebelum insiden terjadi.
Sebelumnya dua sumber yang dekat dengan tim investigasi mengatakan kepada kantor berita Reuters, kapten Iryanto tidak berada di tempat duduknya saat melakukan prosedur tidak lazim yakni menarik rem pada sirkuit kontrol saat kopilot kehilangan kendali pesawat Airbus A320 tersebut.
"Sejauh ini tidak ada indikasi kapten meninggalkan kursinya seperti yang dilaporkan Reuters," kata Ertata Lananggalih, penyidik KNKT kepada Reuters di Jakarta. Pesawat Air Asia QZ8501 menghilang dari radar 28 Desember silam saat membawa 162 penumpang, dan jatuh ke laut Jawa dekat Pangkalan Bun.
Kantor berita Reuters sebelumnya melaporkan, investigator menganalisa riwayat perawatan sistem otomatis, Flight Augmentation Computer (FAC) yang berfungsi mencegah pesawat terbang tak terkendali.
Sementara Jumat (30/01/15) lalu, Bloomberg News melaporkan, kedua pilot berupaya mereset FAC selama penerbangan berlangsung dan memutus aliran listrik ke alat tersebut dengan cara melepas sekering yang ada di dalam kokpit. Menurut Reuters adalah kapten Iryanto yang melakukan hal tersebut.
Namun KNKT juga membantah. "Sampai hari ini tidak ada indikasi atau bukti bahwa sekeringnya dicabut," kata Lananggalih. Namun begitu sebuah dokumen yang dibuat oleh tim investigasi dan bocor ke media mencantumkan sekering FAC termasuk salah satu isu yang mendapat catatan khusus oleh investigator.
Sedikitnya ada 30 penyebab kecelakaan yang masuk dalam daftar investigasi, seperti perawatan pesawat yang juga mencakup perawatan FAC. Selain itu daftar itu juga berisi penanggulangan keadaan darurat di dalam kokpit.
Black Box AirAsia QZ 8501 Ditemukan
Setelah pencarian selama 16 hari, tim penyelam Basarnas berhasil menemukan kotak hitam AirAsia QZ 8501. Pesawat tipe Airbus A320-200 itu jatuh ke Laut Jawa 28 Desember 2014 dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Main Body AirAsia QZ 8501 ditemukan
Pihak Basarnas menyatakan, tim pencari sudah menemukan bagian utama pesawat (main body). Diperkirakan masih banyak jenazah korban di dalam badan pesawat itu. Posisinya sekitar 1,7 mil laut dari lokasi ekor pesawat, kata Direktur Operasional Basarnas, Marsma SB Supriyadi di Pangkalanbun, Kalimantan Tengah.
Foto: picture-alliance/Photoshot
Flight Data Recorder (FDR) diangkat
Flight data recorder (FDR) pesawat AirAsia QZ 8501 berhasil diangkat oleh tim penyelam ke atas kapal hari Senin, 12 Januari 2015. Alat ini merekam data.data penerbangan terakhir pesawat tipe Airbus A320-200 itu, yang jatuh ke dasar laut dalam penerbangan dari Surabaya ke Singapura.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Kehilangan kontak di tengah laut
Pesawat AirAsia QZ 8501 kehilangan kontak dengan menara pengawas sekitar 40 menit setelah lepas landas dari bandara Juanda, Surabaya, 28 Desember 2014. Sebelumnya, pilot sempat meminta ijin untuk naik ke ketinggian 28 ribu kaki guna menghindari cuaca buruk.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Dibawa ke Pelabuhan Kumai
Bagian ekor AirAsia QZ 8501 dibawa ke Pelabuhan Kumai, dekat Pangkalanbun, Kalimantan Tengah. Tim penyelam berusaha menemukan kotak hitam yang sudah didteksi lokasinya lewat sinyal ping. Tapi Basarnas menegaskan, prioritas utama adalah mengevakuasi korban.
Foto: REUTERS/Darren Whiteside
Bagian ekor AirAsia diangkat
Bagian ekor pesawat akhirnya berhasil diangkat ke kapal Crest Onyx 11 Januari 2015, setelah upaya itu tertunda beberapa hari karena gangguan cuaca buruk. Tapi black box pesawat tidak ditemukan pada bagian ini.
Foto: Reuters/Darren Whiteside
Diangkat dengan balon pengapung
Bagian ekor AirAsia berhasil diangkat dari dasar laut dengan menggunakan balon gas pengapung khusus. Kerja keras rim penyelam Basarnas akhirnya berhasil menemukan lokasi ekor pesawat dan melakukan pengapungan.
Foto: Reuters/A. Berry
Cuaca buruk hambatan utama
Gangguan cuaca buruk menjadi hambatan utama proses evakuasi korban dan potongan badan pesawat yang ada di dasar laut. Ombak besar dan jarak pandang sangat rendah di bawah air membuat upaya evakuasi tertunda beberapa kali.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Berry
Gambar pertama ekor AirAsia
Basarnas pertama kali merilis foto ekor pesawat di dasar laut 7 Januari 2015. Tapi tim penyelanm tidak menemukan kotak hitam yang dicari-cari. Kapal pencari kemudian menerima sinyal ping dari kotak hitam beberapa ratus meter dari lokasi ekor pesawat.
Foto: picture-alliance/Zuma Press/Xinhua
Kotak hitam diharap bisa menjelaskan musibah
Kotak hitam terdiri dari dua alat rekam, yaitu perekam data penerbangan, Flight Data Recorder (FDR), dan perekam suara kokpit, Cockpit Voice Recorder (VCR). Gambar ini menunjukkan kotak hitam pesawat Asiana Airlines 214 yang jatuh di bandara San Fransisco 7 Juli 2013 saat akan mendarat.
Foto: picture alliance/AP Images
9 foto1 | 9
"Bukan hanya sekering. Itu cuma daftar pertama yang bisa berubah dalam perkembangan investigasi. Mungkin ada 40 atau 35 hal yang masuk dalam diskusi," kata Kepala KNKT Tatang Kurniadi.