Kerak bumi terpecah jadi sejumlah lempeng tektonik, yang mengambang di cairan magma panas. Pergerakan lempeng adalah pemicu gempa bumi. Cincin Api Pasifik adalah kawasan kegempaan paling aktif.
Iklan
Dinamika Lempeng Tektonik Pemicu Gempa Bumi
03:32
Jika menatap bumi dari angkasa, kita tetap tidak bisa melihat bahwa permukaan bumi terpecah. Menjadi sejumlah lempeng besar dan kecil.
Dan lempeng-lempeng itu terus bergerak. Iniah yang disebut lempeng tektonik. Adalah ilmuwan Jerman, Alfred Wegener yang menggagas teori lempeng tektonik pada 1911. Bahwa kerak bumi tidaklah masif, melainkan terpecah-pecah, terapung di atas cairan magma panas.
Di tengah Samudra Atlantik dua lempeng saling menjauh. Pergerakan itu didorong magma cair yang bergerak dari inti bumi yang panas ke permukaan.
Batu-batuan panas itu kemudian mendingin dan menutup celah yang terbentuk antara kedua lempeng tektonik. Di beberapa lokasi, sebagian bebatuan panas ini muncul ke permukaan bumi.
Bencana Alam Dilihat dari Angkasa
Satu perspektif lain ditunjukkan foto-foto yang diambil dari ruang angkasa. Kengerian bencana yang melanda di bumi tampak menunjukkan kesan yang mendalam, jika dilihat dari ketinggian.
Foto: NASA
Raksasa Terbangun
Setiap kali terbangun dari tidurnya, gunung berapi selalu mendatangkan ketakutan. Tahun 2009, Gunung Sarychev, terletak di Kepulauan Kuril, Rusia, meletus. Pada saat yang sama, Stasiun Ruang Angklasa Internasional ISS tepat berada di atasnya, dan awak ISS berhasil mengabadikan foto ini.
Foto: NASA
Kering menjadi Pemenang
Salah satu misi satelit observasi bumi --- seperti Proba-V milik Badan Antariksa Eropa--adalah membuat foto-foto yang memungkinkan dilakukannya pelacakan perubahan lingkungan dari waktu ke waktu. Foto yang - diambil bulan April 2014, Juli 2015 dan Januari 2016 (kiri ke kanan) ini - memperlihatkan proses mengeringnya Danau Poopo di Bolivia akibat dampak perubahan iklim.
Foto: ESA/Belspo
Jangan Bermain Api
Setiap tahunnya, kebakaran hutan memusnahkan jutaan hektar hutan dan ekologi di berbagai belahan dunia, seperti juga di Indonesia. Tampak dalam foto yang diambil tanggal 15 September 2015 ini, Pulau Sumatera dan Kalimantan diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan.
Foto: NASA/J. Schmaltz
Hujan yang Tidak Diharapkan
Tahun 2013, Eropa diguyur hujan berkepanjangan. Hal ini menyebabkan banyak sungai besar meluap, termasuk juga Sungai Elbe. Tampak dalam foto, lumpur yang dibawa Sungai Elbe menutupi wilayah sekitar Wittenberg, di negara bagian Sachsen-Anhalt.
Foto: NASA/J. Allen
Titik Pusat Badai
Badai angin kerap menyebabkan kerusakan hebat. Informasi cuaca yang di susun berdasarkan laporan dari satelit sangat penting untuk memonitor perkembangan badai, seperti: intensitas, arah pergerakan, kecepatan angin. Foto yang diambil pada 25 November 2015 di Samudera Pasifik, dekat Meksiko, ini membantu untuk memprediksi kekuatan badai tropis Sandra, yang mencapai kecepatan 160 km/jam.
Foto: NASA/J. Schmaltz
Gletser Lenyap di Argentina
Satelit memerankan peran penting dalam memantau perubahan iklim. Misalnya, lewat informasi yang dikirim dari ruang angkasa, ilmuwan dapat mendokumentasikan bagaimana gletser di seluruh dunia meleleh, dan menyebabkan peningkatan permukaan air laut. Foto yang diambil dari Stasiun Luar Angkasa Internasional ISS, ini menunjukkan proses melelehnya gletser Upsala di Argentina antara 2002-2013.
Foto: NASA
Mengerti Badai Pasir
Badai pasir di Timur Tengah disebut "Haboob" kerap menerjang wilayah padang pasir. Pada September 2015, satelit berhasil mengabadikan badai pasir hebat tengah bergerak ke wilayah pemukiman. Foto seperti ini dapat memberikan gambaran untuk memahami pola bagaimana badai terbentuk, untuk memprediksi kekuatan badai dan mengambil antisipasi yang diperlukan.
Foto: NASA/J. Schmaltz
Gunung Telanjang
Nama ini digunakan NASA untuk menggambarkan Gunung Shasta di Kalifornia, Amerika Serikat. Gunung yang memiliki selimut salju ini merupakan sumber air penting di kawasan. Namun hamparan salju secara bertahap menghilang. Foto yang diambil pada tahun 2013, saat terjadi bencana kekeringan parah ini, memperlihatkan bagaimana salju yang menutupi gunung tersebut telah menghilang hampir seluruhnya.
Foto: NASA/R. Simmon
8 foto1 | 8
Misalnya di Islandia. Pulau itu tumbuh sekitar lima sentimeter setiap tahunnya, karena kedua lempengan saling menjauh. Dan itulah alasannya, mengapa di Islandia, hampir setiap hari terjadi gempa bumi. Untungnya hanya getaran ringan, sehingga tidak ada kerugian apapun.
Penyebab gempa tektonik
Gempa lebih kuat terjadi di mana dua lempeng tektonik saling bertumbukan. Misalnya di benua Asia, 8.000 km dari Islandia. Di sini, lempeng tektonik India dan lempeng Eurasia saling bertumbukan. Ini menimbulkan kekuatan amat besar yang mendorong pembentukan pegunungan Himalaya.
Akibatnya, di pinggiran kedua lempeng timbul tegangan tinggi. Tegangan yang terus bertambah akhirnya mencapai satu titik optimal dan energi dilepaskan yang menyebabkan gempa bumi.
Di negara kawasan Himalaya, Nepal, tahun 2015 gempa bumi berkekuatan 7,5 skala Richter menghancurkan ribuan rumah penduduk dan kuil tempat ibadah. Ribuan orang meninggal dunia.
Gempa laut picu tsunami
Di kawasan perairan dekat pantai Jepang juga dua lempeng bertumbukan dan juga saling menekan. Pinggiran kedua lempeng tektonik akhirnya tertekan ke bagian dalam bumi. Sebuah lempeng melengkung menyusup di bawah lempeng dengan berat jenis lebih tinggi.
Jika tegangan akibat tumbukan lempeng tektonik dilepaskan tiba-tiba, terjadilah bencana alam berupa gempa bumi hebat. Gempa bumi kuat di laut bisa memicu bencana lainnya. Tsunami.
Tsunami Aceh Dulu dan Sekarang
Aceh adalah kawasan yang terparah diterjang tsunami 2004. Masyarakat internasional langsung menyalurkan bantuan. Bagaimana kemajuan pembangunan di sana? Bandingkan foto dulu dan sekarang.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Paling parah
Provinsi Aceh di utara Pulau Sumatra adalah kawasan terparah yang dilanda tsunami. Sedikitnya 130.000 orang tewas di kawasan ini saja. Gambar ini diambil 8 Januari 2005 di Banda Aceh, dua minggu setelah amukan tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Rekonstruksi
Sepuluh tahun kemudian, Banda Aceh bangkit kembali. Jalan-jalan, jembatan, pelabuhan sudah dibangun lagi. Bank Dunia menyebut Aceh sebagai "upaya pembangunan kembali yang paling berhasil". Gambar ibukota provinsi Aceh ini dbuat Desember 2014.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pengungsi
Setelah diguncang gempa berkekuatan 9,1 skala Richter dan diterjang gelombang raksasa yang tingginya lebih sepuluh meter, banyak penduduk Aceh jadi pengungsi. Di seluruh Asia Tenggara, 1,5 juta orang kehilangan tempat tinggal. Gambar ini menunjukkan penduduk yang melihat puing-puing rumahnya beberapa hari setelah bencana tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun kembali
Bencana tsunami Natal 2004 mengundang perhatian besar warga dunia yang ramai-ramai memberikan bantuan. Banyak bangunan yang akhirnya diperbaiki, banyak kawasan yang berhasil dibangun kembali. Gambar ini dibuat Desember 2014 di Lampulo, Banda Aceh. "Kapal di atas rumah" jadi peringatan tentang peristiwa mengerikan itu.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Kehancuran di sekitar Masjid
Gelombang raksasa yang melanda Aceh menewaskan lebih dari 100 ribu orang dan mengakibatkan kerusakan parah. Gambar ini dibuat Januari 2005 dan menunjukkan kawasan Lampuuk di Banda Aceh yang hancur, kecuali Masjid yang bertahan dari terjangan air.
Foto: AFP/Getty Images/Joel Sagget
Sepuluh tahun kemudian
Masjid di Lampuuk dipugar dan kawasan sekitarnya dibenahi. Rumah-rumah penduduk dibangun kembali di sekitar Masjid. Gambar ini diambil sepuluh tahun setelah kehancuran akibat tsunami.
Foto: AFP/Getty Images/Chaideer Mahyuddin
Gempa bumi hebat
Sebelum tsunami muncul, gempa hebat mengguncang kawasan utara Sumatra, 26 Desember 2004. Gempa itu memicu munculnya gelombang raksasa yang mencapai sedikitnya 11 negara, termasuk Australia dan Tanzania. Gambar ini menunjukkan kerusakan di Banda Aceh.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Dibangun lebih baik setelah perdamaian
Bantuan internasional yang berdatangan ke Aceh membuka peluang bagi masyarakat membangun kembali kawasannya dengan lebih baik. Tahun 2005, perundingan antara pemerintah Indonesia dan kelompok Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menghasilkan kesepakatan damai, setelah ada mediasi dari Eropa.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Pemandangan mengerikan
Jurnalis AS Kira Kay menuliskan pengalamannya ketika tiba di Banda Aceh setelah tsunami: "Mayat-mayat bergelimpangan, terkubur di bawah reruntuhan. Lalu mayat-mayat itu diangkut dengan truk ke lokasi penguburan massal. Bau mayat menyengat". Gambar ini menunjukkan suasana Masjid Raya di Banda Aceh setelah tsunami.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
Masjid Raya
Suasana Masjid Raya sekarang. Aceh kini menikmati status sebagai daerah otonomi khusus, dengan wewenang luas melakukan pemerintahan sendiri. Berdasarkan kewenangan itu, Aceh kini menyebut dirinya Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan memberlakukan Syariat Islam.
Foto: Getty Images/Ulet Ifansasti
10 foto1 | 10
Itulah yang terjadi tahun 2011, ketika gempa berkekuatan 9.0 skala Richter di perairan Sanriku prefektur Miyagi memicu tsunami besar setinggi 38 meteryang melanda pantai timur Jepang.
Kawasan pantai di Fukushima luluh lantak, lebih dari 18.000 orang kehilangan nyawa dan 400.000 warga diungsikan. Tsunami juga menyebabkan meledaknya sebuah reaktor atom pembangkit listrik milik Daiichi.
Cincin api Pasifik
Gempa bumi juga mengancam pantai barat AS. Di sini penyebabnya adalah dua lempeng yang bergesekan di daerah yang disebut Patahan San Andreas. Panjang pinggiran lempeng yang bergesekan sekitar 1.000 kilometer.
Gesekan juga menyebabkan benturan. Kedua lempeng saat ini saling terkait. Sejak kaitan lempeng terbentuk, terhimpun tegangan besar. Para peneliti memperkirakan, seluruh kawasan ini terancam bencana alam yang bisa terjadi kapan saja.
Lempeng-lempeng tektonik di permukaan bumi selalu bergerak dinamis. Sehingga terutama di bagian pinggirnya kerap terjadi gempa bumi. Kawasan gempa bumi paling terkenal adalah yang disebut cincin api Pasifik, yang membentang dari Chile di Amerika Selatan melintasi pantai timur Amerika Utara, Jepang, Filipina, Indonesia hingga ke kawasan kepulauan Tonga.
(DW Inovator)
Gempa Paling Mematikan di Abad-21
Gempa berkekuatan 7,8 yang mengguncang Turki dan Suriah dan menewaskan lebih dari 15.000 jiwa adalah salah satu dari gempa paling mematikan. Inilah daftar gempa paling mematikan di abad-21 versi USGS.
Foto: AP
Turki dan Suriah
Lebih dari 50.000 orang tewas dan ratusan gedung roboh akibat gempa bumi yang mengguncang Turki dan Suriah pada hari Senin, 6 Februari 2023. Layanan Geologi Amerika Serikat mengatakan, gempa berkekuatan 7,8 SR ini berpusat di utara kota Gaziantep, pusat industri utama di dekat perbatasan dengan Suriah. Gempa dilaporkan terasa hingga ke Kairo, Mesir.
Foto: DHA/AFP
Port au Prince, Haiti
Sedikitnya 320.000 tewas, 300.000 lainya cedera akibat gempa berkekuatan 7,3 pada skala Richter yang mengguncang Haiti 12 Januari 2010, dengan episentrum sekitar 25 km di barat ibu kota Port au Prince. Bencana kemanusiaan di Haiti berlarut akibat sangat buruknya manajemen krisis dari pemerintah serta penjarahan brutal oleh warga yang selamat dan kelaparan.
Foto: AP
Aceh, Indonesia
Sekitar 230.000 orang di 14 negara tewas akibat tsunami dahsyat yang melanda Samudra Hindia, 26 Desember 2004. Tsunami dipicu gempa berkekuatan 9,1 pada skala Richter, yang episentrumnya berada Samudra Hindia, sekitar 85 km di barat laut Banda Aceh. Jakarta mengklaim, korban terbanyak sekitar 165.000 orang berasal dari Indonesia mayoritasnya dari Banda Aceh.
Foto: AFP/Getty Images/Choo Youn Kong
Sichuan, Cina
Hampir 90.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter yang mengguncang Sichuan di Cina, pada 12 Mei 2008. Lebih dari lima juta bangunan runtuh. Korban kebanyakan tewas tertimpa bangunan yang runtuh, karena pembangunannya tidak mematuhi standar keamanan. Lebih dari lima juta warga Sichuan jadi tunawisma karena rumahnya hancur.
Foto: AFP/Getty Images
Kashmir, Pakistan
Lebih 84.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7,6 pada skala Richter yang melanda kawasan Kashmir Pakistan di pegunungan Himalaya, 8 Oktober 2005. Episentrum gempa terletak di sekitar kota Muzaffarabad. Juga dilaporkan 1.300 korban tewas di kawasan Kashmir India, dan puluhan tewas di Afganistan.
Foto: AFP/Getty Images/E. Feferberg
Bam, Iran
Lebih 40.000 orang tewas dan 30.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,6 pada skala Richter yang melanda Provinsi Bam di Iran, pada 26 Desember 2003. Sekitar 70 persen kawasan kota termasuk bangunan bersejarah terbuat dari lempung juga hancur total. Kebanyakan korban tewas akibat tertimbun bangunan yang runtuh.
Foto: AP
Fukushima, Jepang
21.000 tewas dan lebih 4.000 dinyatakan hilang, akibat tsunami yang melanda Fukushima 11 Maret 2011. Pemicunya adalah gempa dahsyat berkekuatan 9.0 pada skala Richter dengan episentrum di kawasan laut di timur Kepulauan Honshu. Bencana gempa dan tsunami juga diikuti bencana atom, akibat meledaknya pembangkit listrik tenaga nuklir Daiichi di Fukushima.
Foto: picture alliance/dpa
Gujarat, India
Lebih dari 20.000 tewas akibat gempa berkekuatan 7,9 pada skala Richter, yang mengguncang negara bagian Gujarat di India, 26 Januari 2001, bertepatan dengan peringatan Republic Day ke-52. Ini gempa dahsyat pertama di abad ke-21 dengan korban tewas cukup banyak.
Foto: SEBASTIAN D'SOUZA/AFP/Getty Images
Kathmandu, Nepal
Dikhawatirkan hingga 10.000 orang tewas akibat gempa berkekuatan 7.9 pada skala Richter dengan episentrum 80 km di barat ibu kota Kathmandu, yang mengguncang Nepal 25 April 2015. Gempa juga memicu longsor salju (avalanche) yang menewaskan 250 warga dan puluhan pendaki gunung di Himalaya. Sejauh ini dikonfirmasi lebih 7.300 tewas, namun banyak warga yang masih dinyatakan hilang.
Foto: Reuters/N. Chitrakar
Yogyakarta, Indonesia
Sekitar 5.800 tewas dan 36.000 cedera akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter yang melanda Yogyakarta, 26 Mei 2006. Episentrum gempa dangkal ini berada di Samudra Hindia, sekitar 22 kilometer di tenggara Yogyakarta. Lebih 1.350 ribu bangunan hancur dan 1,5 juta orang jadi tunawisma.