Dinas Intelijen AS: Iran Tidak Merakit Senjata Atom
4 Desember 2007
Bulan Oktober lalu, Presiden Amerika Serikat George W. Bush dengan tegas menyatakan, barang siapa yang ingin mencegah Perang Dunia ke-3, dia harus mencegah Iran supaya tidak merakit bom atom. Bush waktu itu mengatakan:"Ya, saya yakin Iran ingin merakit bom atom dan dunia berkepentingan untuk mencegahnya.”
Tidak sampai tujuh minggu kemudian terlihat bahwa kenyataannya sangat berbeda. Sejak tahun 2003 Iran menghentikan perakitan bom atomnya. Demikian laporan hasil penyelidikan 16 Dinas Rahasia Amerika Serikat. Nada yang berbeda hingga kini tetap dinyatakan pemerintah Amerika Serikat.
Stephen Hadley, konsultan keamanan Gedung Putih, berusaha menyelaraskan sikap presiden dan temuan baru tersebut, "Presiden berusaha untuk memperingatkan masyarakat internasional untuk meningkatkan diplomasi dan tekanan terhadap Iran supaya mereka menghentikan program pengayaan uraniumnya. Dan sampai sekarang masih begitu. Karena program itu merupakan langkah awal bagi Iran untuk memproduksi senjata nuklir.“
Kenyataannya, program atom Iran ditujukan untuk kepentingan damai, yaitu pendayagunaan energi nuklir. Tapi, jika Iran memang ingin membangun bom atom, setidaknya mereka tidak akan mampu mencapainya sebelum tahun 2009. Supaya Iran mampu merakit senjata nuklir, mereka memerlukan waktu hingga tahun 2015 untuk mengayakan uranium.
Di dalam laporannya, Dinas-dinas Rahasia Amerika Serikat menyatakan terdapat kemungkinan bahwa Iran akan membangun bom atom. Stephen Hadley menyatakan, "Penilaian kami adalah Iran telah menghentikan programnya di tahun 2003 terutama karena tekanan internasional. Terdapat bukti bahwa Iran menggunakan prinsip penggunaan dana yang berarti tidak ingin membangun senjata atom dengan segera. Prioritas utama mereka adalah pembangunan politik, ekonomi dan militer.“
Dua tahun lalu Dinas Rahasia Amerika Serikat pernah menjelaskan bahwa Iran tidak akan begitu saja bertekuk lutut terhadap tekanan internasional. Namun laporan baru mereka menyebutkan hal yang berbeda. Selain itu Dinas Rahasia juga pernah menyatakan bahwa program senjata atom Iran sudah mencapai tahap akhir, namun kini mereka menyatakan bahwa hal itu tidak benar.
Tentu saja tidak ada orang yang tahu apakah Iran melanjutkan kembali program senjata nuklirnya. Dikatakan Hadley, "Risiko Iran membangun bom atom masih tetap ada. Laporan baru tersebut memberikan harapan bahwa semua masalah dapat diselesaikan dengan diplomasi dan tanpa kekerasan. Setidaknya, itulah yang diupayakan pemerintah di Washington. Dan laporan itu menunjukkan bahwa strategi kita sudah benar.“
Pemerintah Amerika Serikat juga harus melupakan pertanyaan, mengapa dinas rahasia selalu mengganggu dengan pertanyaan penting? Tampaknya mereka sudah menduga bahwa senjata pemusnah massal Irak sebenarnya tidak ada. Konsultan keamanan Bush, Stephen Hadley, menjawab dengan sikap mempertahankan diri. Dikatakannya, Iran merupakan salah satu negara yang dapat merahasiakan rencana-rencananya.