Dinasti Baru Penguasa Argentina
30 Oktober 2007Terpilihnya Cristina Fernandes de Kirchner, fisrt lady Argentina menjadi presiden baru, menggantikan suaminya presiden Nestor Kirchner yang akan habis masajabatan, dikomentari dengan tajam oleh harian-harian internasional. Harian Swis Basler Zeitung yang terbit di Basel dalam tajuknya berkomentar : Warga Argentina memilih first lady menjadi presiden. Untuk pertamakalinya dalam sejarah dunia, seorang suami yakni presiden saat ini Nestor Kirchner, meneruskan kekuasaannya kepada istrinya Cristina Fernandes de Kirchner. Tercium bau nepotisme di sini. Akan tetapi realitasnya semua diputuskan dalam sebuah pemilihan umum. Sekarang sebuah republik bergerak menuju monarkhi-kecil. Tapi bahayanya juga amat kecil. Sebab, di Argentina kenyataan amat mudah berubah, dan membuat segala rencana hanya menjadi sampah yang tidak ada harganya.
Harian Spanyol El Peridoco de Catalunya yang terbit di Barcelona juga menulis komentar bernada serupa. Tidak ada yang dapat meragukan lagi, Cristina Fernandes de Kirchner menang telak dalam pemilu presiden. Akan tetapi terdapat kesan, dengan munculnya dinasti baru Kirchner, haluan Peronisme di Argentina merayakan kelahiran kembali. Pasangan suami istri Kirchner dengan cerdik menggiring pemilu menjadi semacam referendum bagi situasi ekonomi yang sedang cemerlang. Tapi mengapa presiden Nestor Kirchner yang amat populer tidak mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya? Hal itu tetap menjadi sebuah misteri. Namun yang jelas, istrinya kini dapat memanen buah dari booming ekonomi.
Harian Inggris The Times yang terbit di London dalam tajuknya menulis : Pemenang pemilu presiden di Argentina menghadapi tugas amat sulit. Jika Cristina Fernandez melajutkan haluan ekonomi dari suaminya, presiden saat ini Nestor Kirchner, hal itu akan menjadi kesalahan besar. Sekarang ancaman inflasi sebesar 20 persen semakin mendekat, dan akan menghacurkan kesuksesan sebelumnya. Selain itu politik luar negeri Argentina yang populis dengan menentang AS di bawah presiden Bush, dan lebih mendekat ke Venezuela di bawah Chavez, akan menghambat penanaman modal asing. Kini presiden Cristina Fernandes de Kirchner harus serius mengahadapi tantangan yang selama ini diacuhkan.
Dan terakhir harian Belanda De Volkskrant yang terbit di Den Haag berkomentar : Warga Argentina ingin ketenangan dan stabilitas. Tentu banyak yang bertanya, mengapa presiden Nestor Kirchner tidak mau mencalonkan diri lagi? Padahal sudah dipastikan ia juga akan menang. Sebaliknya Nestor Kirchner mendorong istrinya Cristina Fernandez untuk tampil. Yang jelas, setelah pemilu presiden hari Minggu lalu, dikukuhkan sebuah landasan politik dinasti baru di Argentina. Tapi bagi warga Argentina semua itu tidak menjadi masalah. Mereka masih ingat krisis ekonomi hebat di tahun 2001 lalu. Dan dinasti Kirchner terbukti sukses menciptakan stabilitas ekonomi serta ketenangan politik.