Bagaimana pandangan Anda terhadap pemimpin perempuan? Pentingkah bagi Anda keterwakilan perempuan dalam politik? Berikut opini Tunggal Pawestri.
Iklan
Tiap kali mendengar atau membaca mengenai aksi penolakan terhadap pemimpin "kafir", saya selalu merasa deja vu. Aksi tersebut mengingatkan saya terhadap aksi penolakan pemimpin perempuan yang telah muncul lebih dulu, tepatnya di awal tahun 2000-an. Polanya hampir mirip, menggunakan sentimen keagamaan dalam melakukan penolakannya. Menyitir surat dari kitab suci untuk mendukung argumentasinya.
Pasca tumbangnya orde baru dan masih dalam semangat untuk memperkuat demokrasi, gagasan untuk meningkatkan keterwakilan perempuan dan menyuarakan pentingnya keterlibatan perempuan dalam politik kian menguat.
Setelah tiga puluh dua tahun perempuan Indonesia disingkirkan dari ruang publik dan terdomestifikasi secara sistematis, perjuangan meningkatkan kepemimpinan perempuan terutama dalam bidang politik menjadi sangat berat.
Perempuan berkiprah dalam politik dan masuk ke ranah publik untuk menjadi seorang pemimpin pada masa itu masih dianggap tabu, menyalahi kodrat dan bertentangan dengan hukum agama. Hal paling sulit saat itu adalah meyakinkan publik bahwa perempuan memiliki hak yang SETARA dengan laki-laki dalam segala bidang-- termasuk bidang politik.
Namun secara perlahan, para politisi, tokoh masyarakat yang berpengaruh dan pemuka agama yang mendukung isu ini mulai teridentifikasi. Kelompok perempuan juga menyadari pentingnya mendapatkan dukungan publik secara lebih luas lagi.
Dibangunlah upaya serius bekerja sama dengan media untuk menyuarakan pendapat dari mereka yang mendukung keterwakilan perempuan dalam politik. Termasuk meminta para akademisi memberikan pendapat dan kajian ilmiahnya mengenai pentingnya meningkatkan keterwakilan perempuan dalam politik.
Masih banyak tertinggal
Dengan segala daya upaya akhirnya kelompok perempuan mulai mendapatkan dukungan luas dan mampu meyakinkan publik termasuk para pengambil kebijakan (yang mayoritas laki-laki) bahwa perempuan memiliki hak politik yang setara dengan laki-laki.
Kendati masih memiliki banyak kelemahan, disahkannya untuk pertama kali kebijakan keterwakilan perempuan atau afirmasi 30 persen di tingkat legislatif dalam UU Pemilu 12/2003, adalah sebuah pengakuan atas pentingnya perempuan terlibat dalam pengambilan keputusan politik. Sekaligus juga awalan untuk sebuah perjuangan yang lebih panjang. Secara perlahan diskursus pentingnya keterwakilan untuk pengambilan kebijakan merembet ke level eksekutif.
Perempuan di Pucuk Pimpinan
Perempuan di pucuk pimpinan negara jaman sekarang bukan hal aneh lagi. Di Asia dan Eropa, perempuan sudah memegang posisi presiden atau perdana menteri sejak lama. Berikut beberapa di antaranya?
Foto: Reuters/N. Hall
Megawati Soekarnoputri, Indonesia
Megawati Soekarnoputri adalah presiden perempuan pertama Indonesia. Putri presiden pertama Soekarno ini menjadi presiden ke lima Indonesia dari 23 Juli 2001 hinga 20 Oktober 2004. Dalam pemilu putaran kedua 2004, ia kalah suara dari Susilo Bambang Yudhoyono. Megawati adalah ketua umum Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan
Foto: picture-alliance/dpa/D. Alangkara
Angela Merkel, Jerman
Merkel adalah kanselir perempuan pertama Jerman, dan menjabat sejak 2005. Putri seorang pendeta ini besar di bekas Jerman Timur. Ia punya gelar Doktor di bidang fisika, dan dulu aktif di bidang itu. Sejak penyatuan Jerman tahun 1989, nama Merkel mulai terdengar di dunia politik, awalnya sebagai anggota Parlemen Jerman Bundestag. Ia juga pernah pegang beberapa posisi menteri di kabinet Helmut Kohl.
Foto: Getty Images/AFP/J. Macdougall
Benazir Bhutto, Pakistan
Bhutto jadi perdana menteri perempuan pertama Pakistan yang terpilih secara demokratis tahun 1988. Setelah menjabat antara 1988-1990, ia kembali jadi perdana menteri antara 1993-1996. Kedua pemerintahannya dibubarkan presiden antara lain akibat tuduhan korupsi dan upaya kudeta. Ia pergi ke pengasingan di Dubai, dan 2007 kembali berusaha jadi perdana menteri. Desember 2007 ia tewas dibunuh.
Foto: Getty Images
Indira Gandhi, India
Indira Gandhi adalah satu-satunya perdana menteri perempuan India. Ia besar dalam keluarga yang aktif di dunia politik. Ayahnya, Jawaharlal Nehru adalah tokoh utama pejuang kemerdekaan dan PM pertama India. Indira Gandhi jadi perdana menteri dari 1966-1977 dan 1980-1984. Ia tewas dibunuh dua warga Sikh yang jadi pengawal pribadinya.
Foto: picture-alliance/KPA
Corazon Aquino, Filipina
Ia berasal dari salah satu keluarga kaya Filipina. 1954 ia menikah dengan pemimpin oposisi, Benigno Aquino yang tewas dibunuh 1983 setelah pulang dari pengasingan. "Corry" Aquino jadi tumpuan harapan oposisi untuk perangi diktator Ferdinand Marcos. Aquino jadi presiden 1986-1992. Ia adalah presiden perempuan pertama Filipina, sementara yang kedua adalah Gloria Macapagal-Arroyo.
Foto: picture alliance/CPA Media/AMN G.B. Johnson
Park Geun-hye, Korea Selatan
Presiden Korea Selatan saat ini sejak terpilih tahun 2013. Ayahnya Park Chung-hee terkenal sebagai presiden diktator. Ibu dan ayahnya tewas terbunuh dalam serangan yang diarahkan pada presiden Park. Tokoh partai konservatif ini, berjanji mengupayakan penyatuan kedua Korea. Tapi hubungan dengan negara tetangga Korea Utara sampai sekarang tidak membaik.
Foto: Reuters/J. Silva
Tsai Ing-wen, Taiwan
Ia presiden perempuan pertama Taiwan, dan mulai memangku jabatan Mei 2016 lalu. Ia menimba pendidikan di bidang hukum, ekonomi dan politik di Taiwan, AS dan Inggris. Sebelum terjun ke dunia politik, ia sempat mengajar sebagai dosen. Berbeda haluan presiden sebelumnya, Tsai Ing-wen menentang politik pendekatan Taiwan dengan Cina.
Foto: Reuters/T. Siu
Vigdís Finnbogadóttir, Islandia
Ia jadi presiden Islandia mulai tahun 1980 hingga 1996. Dengan masa jabatan 16 tahun, sejauh ini ia adalah perempuan yang memangku jabatan presiden terlama di dunia. Ia jadi presiden perempuan pertama Islandia, dan juga Eropa. Sampai sekarang ia jadi satu-satunya presiden perempuan Islandia. Negara itu juga pernah punya perdana menteri perempuan.
Foto: picture alliance/dpa/A. Brink
Gro Harlem Brundtland, Norwegia
Pertama kali ia jadi perdana menteri 1981, tapi tidak sampai setahun. Setelah itu, ia jadi perdana menteri lagi antara 1986-1989 dan 1990-1996. Ketika jadi perdana menteri kedua kali, ia terkenal karena menunjuk 8 perempuan dari 18 posisi menteri. Selain itu ia juga terkenal karena mendorong penggunaan energi terbarukan serta berbagai kebijakan lain di bidang lingkungan hidup.
Foto: imago/Fotoarena
Margaret Thatcher, Inggris
Ia jadi ketua Partai Konservatif Inggris 1975-1990. 1979 ia jadi perdana menteri Inggris, hingga 1990 dan dikenal dengan julukan "Iron Lady" karena politiknya yang tak kenal kompromi. Sejumlah kebijakan yang berawal dari masa pemerintahannya dikenal dengan sebutan Thatcherism. Thatcher adalah perdana menteri perempuan pertama Inggris, dan jadi perdana menteri yang memangku jabatan paling lama.
Foto: Getty Images
Theresa May, Inggris
Theresa May jadi perdana menteri perempuan kedua Inggris, setelah Margaret Thatcher. 13 Juli 2016 ia resmi mulai menjalankan kewajiban seorang perdana menteri, setelah pertemuan dengan Ratu Elizabeth II. Sebelumnya, ia jadi menteri dalam negeri. Seperti Kanselir Jerman Angela Merkel, Theresa May adalah politisi partai konservatif, dan putri seorang pendeta.
Foto: Reuters/N. Hall
11 foto1 | 11
Tak bisa dipungkiri, ada sedikit harapan bahwa meningkatnya jumlah perempuan dalam posisi pengambilan kebijakan akan berdampak pada kesejahteraan dan kebutuhan mengatasi persoalan yang banyak dialami oleh perempuan Indonesia. Apakah harapan ini terlalu berlebihan atau kita sesungguhnya sedang menggantang asap?
Memberi arti untuk kepemimpinan perempuan
Jika dalam hal kepemimpinan perempuan dalam politik terdapat kemajuan yang menyenangkan, tidak demikian halnya dengan isu lain yang terkait dengan hak perempuan.
Hingga saat ini angka kematian ibu melahirkan masih tinggi. Dalam Human Development Report UNDP 2015, Indonesia berada pada posisi 190 (kematian ibu melahirkan) per 100.000 (kelahiran hidup). Pemerintah melalui Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia 2012 bahkan menyebut angka AKI di Indonesia adalah 359 per 100 ribu kelahiran.
Tahun 2015, sejumlah kelompok perempuan, pegiat HAM dan aktivis anak juga gagal di Mahkamah Konstitusi dalam upayanya untuk menaikkan usia pernikahan bagi anak perempuan menjadi 18 tahun. Padahal salah satu penyebab utama kematian ibu melahirkan, adalah karena usia kehamilan pada anak remaja. Perkawinan anak masih menjadi satu persoalan penting yang harus dihadapi.
Perempuan Yang Berkuasa di Dunia
Perempuan sering jadi korban kekerasan di banyak negara. Namun perempuan juga ada yang duduk di pucuk pimpinan negara dan berperan besar secara internasional. Berikut perempuan paling berkuasa tahun 2014 menurut Forbes.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Büttner
Angela Merkel
Angela Merkel (60) adalah perempuan pertama yang jadi kanselir Jerman. Posisi itu dijabatnya sejak 2005. Sebelum jadi kanselir, Merkel yang bergelar Doktor di bidang fisika sudah memegang posisi penting dalam politik Jerman. Antara lain menjabat sebagai menteri dan menjadi ketua salah satu partai terbesar. Foto: Merkel bersama Presiden AS Barack Obama di Washington.
Foto: picture-alliance/dpa
Janet Yellen
Janet Yellen (68) adalah pakar ekonomi AS. Sejak 1 Februari 2014 ia memimpin bank sentral AS, Federal Reserve Board. Sebelumnya ia pernah bekerja sebagai dosen bidang ekonomi di Harvard University. Karir di bank sentral AS sudah dimulai Yellen yang bergelar Ph.D. sejak 1974.
Foto: picture-alliance/dpa
Melinda Gates
Ia adalah seorang pebisnis perempuan dan filantropis asal AS. Ia (50) juga istri pendiri perusahaan Microsoft, Bill Gates. Pasangan itu berkenalan di perusahaan Microsoft, di mana Melinda bekerja sebagai manager proyek. Bersama suaminya ia mendirikan organisasi kemanusiaan Bill and Melinda Gates Foundation. 2006 keduanya mendapat penghargaan Prinz von Asturien untuk kerjasama internasional.
Foto: Brian Ach/Getty Images for The Lasker Foundation
Dilma Roussef
Dilma Rousseff (66) berhasil menang pemilihan ulang untuk memangku jabatan presiden Brasil periode kedua, setelah gagal mendapat 50% suara pada pemilihan pertama. Popularitas Rousseff mulai ternoda akibat kontroversi ongkos penyelenggaraan Piala Dunia 2014, padahal negara sedang dilanda resesi sejak awal 2014. Ekonomi Brasil adalah ketujuh terbesar di dunia.
Foto: Reuters
Christine Lagarde
Lagarde (58) adalah politisi dan pengacara asal Perancis. Sejak Juli 2011 ia menjadi direktur Dana Moneter Internasional (IMF). Mulai Juni 2007 hingga Juni 2011 ia jadi menteri ekonomi dan keuangan dalam kabinet PM Perancis, François Fillon. Baik dalam IMF maupun dalam kabinet Perancis, ia perempuan pertama yang memegang posisi tersebut.
Foto: Reuters/J. Ernst
Hillary Clinton
Clinton (67) adalah politisi AS dari Partai Demokrat. Ia menjabat menteri luar negeri dari 2009 hingga 2013. Dari 2001 sampai 2009 ia jadi senator di negara bagian New York. Tahun 2008 ia kalah dalam persaingan lawan Barack Obama untuk menjadi calon presiden dari Partai Demokrat. Hillary adalah istri Bill Clinton sejak 11 Oktober 1975, yang jadi presiden AS dari 1993 hingga 2001.
Foto: Sullivan/Getty Images
Mary Barra
Barra (52) adalah direktur utama perusahaan otomotif General Motors. Posisi itu dipegangnya sejak Januari 2014. Ia perempuan pertama yang memangku posisi direktur utama perusahaan otomotif bertaraf internasional. Sebelumnya ia sudah menduduki posisi wakil direktur bidang pengembangan produk di GM. April 2014, Barra menjadi sampul majalah Time edisi "100 Orang Paling Berpengaruh di Dunia."
Foto: picture-alliance/AP Photo
Michelle Obama
Obama (50) adalah pengacara, penulis, dan ibu negara AS pertama yang berkulit hitam. Selain bekerja sebagai pengacara, ia juga pernah bekerja di kantor walikota Chicago dan di pusat pelayanan medis Universitas Chicago. Sebagai istri senator, dan kemudian istri presiden, ia jadi ikon fesyen dan panutan banyak perempuan. Ia juga kampanyekan pengentasan kemiskinan, masalah nutrisi dan kesehatan.
Foto: Getty Images
Sheryl Sandberg
Sandberg (45) adalah pebisnis perempuan asal AS. Sejak 2008 ia jadi manajer pelaksana Facebook Inc. Sebelumnya ia jadi wakil direktur utama divisi penjualan online global pada Google dan anggota staf departemen keuangan AS. Sandberg termasuk salah satu perempuan terkaya di dunia dan jadi wakil gerakan perempuan AS yang baru.
Foto: picture-alliance/dpa
Virginia Rometty
Rometty (57) adalah pakar informatika AS. Sejak sejak awal 2012 ia jadi direktur utama dan pemimpin direksi perusahaan IBM. 1981 ia jadi insinyur bagian sistem di perusahaan IBM. 1991 ia beralih posisi ke bidang ekonomi IBM.
Foto: Reuters
10 foto1 | 10
Selain itu, hal yang tak kalah pelik adalah banyaknya peraturan daerah yang diskriminatif. Hingga akhir tahun 2015, Komnas Perempuan masih terus mencatat peraturan daerah yang mendiskriminasi perempuan. Alih-alih berkurang, jumlahnya justru kian bertambah. Saat ini total terdapat 389 perda yang mendiskriminasi perempuan.
Politik Maju Selangkah, Hak Mundur Dua Langkah
Persoalan-persoalan kesehatan, kekerasan rumah tangga dan kekerasan seksual adalah persoalan nyata yang sedang dihadapi oleh perempuan Indonesia. Diperlukan komitmen dari semua pihak untuk mengatasi persoalan ini. Namun tentu saja kuncinya tetap ada di tangan para pengambil keputusan.
Menyerahkan hal ini kepada segelintir perempuan politisi memang kelihatan tidak masuk akal. Namun yang paling tidak masuk akal adalah jika para perempuan politisi justru tidak melakukan apa-apa. Berkah perjuangan perempuan, kita maju satu langkah untuk perkara keterwakilan perempuan, jangan sampai kita harus mundur dua langkah karena kekalahan kita melawan kekuatan patriarki dan menguatnya konservatisme di negara ini.
Perempuan Desa Penguasa Jerman
"Saya ingin mengabdi pada Jerman," demikian janjinya saat dilantik sebagai kanselir perempuan pertama, yang kini dianggap sebagai salah satu perempuan terkuat di dunia.
Foto: Getty Images/S. Gallup
Dari Desa Kuasa Politik Dunia
Siapa yang dulu mengira bahwa Angela Dorothea Kasner akan jadi perempuan paling berkuasa di dunia?! Rajin, rasional, hati-hati, sederhana. Angela besar dalam keluarga Protestan di kota Templin, negara bagian Brandenburg. Ayahnya seorang pendeta, ibunya jadi ibu rumah tangga. Angela punya dua adik.
Foto: imago
Dulu Ketika Berlibur
Angela bersekolah di Brandenburg. Liburan di Himmelfort setelah tamat sekolah tahun 1973 layak diperolehnya, karena mendapat nilai terbaik. Ia terutama pandai di bidang bahasa Rusia dan matematika. Ia adalah pemimpin pemerintahan Jerman pertama, yang besar di Jerman Timur (GDR).
Foto: picture-alliance/dpa
Tahun 1970-an: Ilmu Pengetahuan bukan Rock' n' Roll
Ia kuliah fisika di Leipzig, setelah itu bekerja di Akademi Ilmu Alam di bidang kimia. Ia kemudian menulis disertasi tentang peluruhan radio aktif Zerfallsreaktionen. Ketika itu ia berkenalan dengan suami pertamanya Ulrich Merkel. "Angela menarik perhatian saya, karena ramah, terbuka dan tidak dibuat-buat," demikian kata mantan suaminya. Angela senang bepergian, misalnya ke Praha (foto).
Foto: picture-alliance/dpa
Pria "Baru"
"Suatu hari, ia angkut semua barangnya dan keluar dari kamar milik bersama yang besarnya 10m persegi," kata mantan suaminya. Kamar mandi dan toilet harus mereka gunakan bersama rekan mahasiswa lain. "Ia membawa mesin cuci, dan saya kebagian mebel," ditambahkannya. Angela lalu aktif dalam politik. Ketika jadi anggota CDU, pria baru hadir dalam hidupnya: Helmut Kohl, ketua partai dan pembimbingnya.
Foto: Reuters
Tidak Takut Tantangan
Karir Merkel tambah tinggi. 1990 ia jadi anggota parlemen, Bundestag. Ketika Helmut Kohl jadi kanselir, Merkel jadi Menteri urusan Perempuan dan Remaja, walaupun Merkel yang dari Jerman Timur tidak punya koneksi dalam partai dan tidak berpengalaman. Empat tahun kemudian, dalam kabinet Kohl ia jadi Menteri Lingkungan Hidup dan mengurus keamanan reaktor nuklir.
Foto: Reuters
"Terminator" dari CDU
Atas usulan pimpinan CDU, Wolfgang Schäuble, tahun 1998 Merkel jadi Sekretaris Jenderal baru, dan empat tahun kemudian jadi kepala partai. Tahun 2005, CDU menang pemilu, dan Merkel jadi kanselir pertama. Akibat tekanan yang dilancarkan Merkel, CDU semakin bergerak ke tengah, dan sekarang sudah tidak terlalu konservatif.
Foto: Reuters
Ia Bisa Merasa Senang
Ia menguasai dunia politik yang dipenuhi pria. Sepagai pemimpin lokomotif ekonomi Eropa, ia menentukan langkah di jaman krisis finansial, dan ia mengutamakan kepentingan Jerman. Tetapi kritik dari dalam negeri juga ada. Ia dinilai terlalu mengalah dan ragu serta kurang tegas, terutama dalam masalah tindakan spionase oleh badan dinas rahasia AS, NSA.
Foto: Reuters
Bersama Ibu-Ibu Pejabat Tinggi Lainnya
Politik dunia aman di tangan istri. Sehingga suami ke dua Merkel, Joachim Sauer bisa menjalankan kewajiban sebagai "First Lady". Merkel menikah dengan suami ke duanya tahun 1989, sebelum karirnya di dunia politik. Suaminya seorang profesor di bidang fisika dan teori kimia, dan punya dua anak laki-laki dari pernikahan pertama. Sauer tidak senang tampil di muka umum.
Foto: picture-alliance/dpa
"Gedung Putih" Milik Merkel
Gedung Putih atau Istana Élysée? Bagi pasangan suami-istri Merkel/Sauer sudah cukup apartemen di daerah pusat Berlin. Angie tidak perlu kemewahan. Warga Berlin kadang bertemu dengannya ketika berbelanja di supermarket. Ia tetap ingin berbelanja sendiri, dan suaminya, katanya, tetap suka memasak untuknya.
Foto: picture-alliance/dpa
Hobi Berenang
Masa cutinya kerap dilewati Merkel di pulau Ischia, di Italia. Ia senang berenang atau berjalan-jalan di hutan bersama suaminya. Kadang-kadang ia juga tampak bermain ski.
Foto: Reuters
Meyakinkan, Tidak Hanya dalam Politik
Merkel yang berbusana seperti pada pembukaan opera di Oslo jarang terlihat. Merkel suka musik klasik, dan ia sering terlihat berkunjung ke pertunjukan opera karya Wagner di kota Bayreuth.
Foto: Bjorn Sigurdson/AFP/Getty Images
Ia Tahu Apa Artinya "Offside"
Dalam pertandingan penting timnas Jerman, ia sering berada di stadion dan ikut bersorak-sorai. Kemudian ia mengunjungi para pemain di kabin ganti baju, dan membuat "selfie" dengan Lukas Podolski. Menurut jajak pendapat televisi Jerman ARD, sekitar 70% warga Jerman puas atau sangat puas dengan kanselirnya.
Foto: Reuters
12 foto1 | 12
Penulis:
Tunggal Pawestri adalah feminis yang aktif bekerja untuk isu-isu perempuan, seksualitas, keragaman dan HAM. Selain aktif bekerja untuk isu-isu kemanusiaan, saat ini Tunggal Pawestri juga mulai berkiprah sebagai produser film.
@tunggalp
*Setiap tulisan yang dimuat dalam #DWNesia menjadi tanggung jawab penulis.