Direktur CIA Mike Pompeo Sudah Bertemu Dengan Kim Jong Un
18 April 2018
Media-media AS memberitakan, Direktur CIA Mike Pompeo, yang kini diangkat Donald Trump jadi Menteri Luar Negeri, sudah melakukan kunjungan rahasia ke Korea Utara dan bertemu dengan Kim Jong Un.
Iklan
Media-media AS melaporkan, Direktur CIA dan calon Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo (foto artikel) sudah melakukan pertemuan rahasia dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Pyongyang. Dia melakukan perjalanan diam-diam ke Korea Utara selama akhir pekan Paskah untuk mengatur pertemuan antara Presiden Donald Trump dengan Kim Jong Un.
Sebelumnya, Donald Trump mengatakan pemerintahnya sudah mengadakan "pembicaraan tingkat tinggi" dengan Pyongyang dan menegaskan, para pejabat AS sudah mulai menjajaki pertemuan kedua pemimpin yang direncanakan sekitar akhir Mei.
Berbicara kepada para wartawan di resornya di Florida, Donald Trump mengatakan: "Kami telah melakukan pembicaraan langsung pada tingkat yang sangat tinggi dengan Korea Utara."
Trump mengatakan dia tidak yakin apakah KTT itu akan berhasil atau bahkan akan terlaksana: "Kami akan mengadakan pertemuan yang sangat bagus atau kami tidak akan mengadakan pertemuan yang baik ... Dan mungkin kami bahkan tidak akan bertemu sama sekali. "
Date set for Korean summit
02:03
Pencairan sengketa nuklir dengan Korut
Donald Trump menolak menjawab pertanyaan apakah dia telah berbicara secara langsung dengan Kim Jong Un. Tetapi dia mengatakan, KTT itu adalah sebuah peluang positif: "Saya pikir ada peluang besar untuk memecahkan masalah dunia." Dia menambahkan, ada lima lokasi yang sedang dipertimbangkan untuk pertemuan tersebut.
Bulan Maret lalu, Korea Utara menawarkan kepada AS untuk melakukan pertemuan tingkat tinggi membahas program senjata nuklir yang jadi sengketa. Pertemuan itu adalah lanjutan dari pertemuan tingkat tinggi lainnya antara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in yang direncanakan berlangsung tanggal 27 April.
Presiden AS Donald Trump mengatakan, dia menyetujui perundingan antara kedua negara Korea, yang secara teknis belum mengakhiri perang setelah kesepakatan gencatan senjata ditandatangani tahun 1953: "Mereka memiliki restuku untuk membahas akhir perang." Pengumuman istirahat dengan kebijakan AS sebelumnya. Washington lama berusaha menghentikan program nuklir Utara sebelum membahas perjanjian perdamaian.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe yang sedang berkunjung ke Amerika Serikat memuji niat Trump bertemu dengan pimpinan Korea Utara.
"Saya ingin memuji keberanian Donald dalam keputusannya untuk mengadakan pertemuan puncak mendatang dengan pemimpin Korea Utara," kata Abe. Dia menambahkan, Trump juga telah berjanji untuk membahas masalah penculikan warga Jepang oleh Korea Utara.
Inilah Zona Yang Memisahkan Korea Utara dan Selatan
Selama Olimpiade Musim Dingin di Pyeongchang Korea Selatan, ketegangan antara kedua negara Korea mulai mencair. Kedua negara dipisahkan perbatasan darat sepanjang 248 kilometer. Banyak warganya merindukan reunifikasi.
Foto: Getty Images/C. Court
Terpisah sejak 65 tahun
Sejak 65 tahun semenanjung Korea terpisah menjadi Korea Utara dan Korea Selatan. Setelah tiga tahun perang, pertempuran dihentikan tahun 1953 dengan pembentukan zona demiliterisasi (Demilitarized Zone - DMZ). Perbatasan itu panjangnya 248 Kilometer dan lebarnya sekitar 4 kilometer. Dalam foto di atas: Sebuah jalan utama menuju DMZ di Korea Selatan.
Foto: Getty Images/C. Court
Pagar berduri
Menurut kesepakatan, tidak boleh ada tentara yang ditempatkan di DMZ. Kawasan itu dijaga oleh komisi gencatan senjata yang terdiri dari wakil-wakil kedua negara. DMZ hanya bisa dimasuki atas ijin komisi ini. Pasukan kedua negara berpatroli secara rutin menjaga perbatasannya masing-masing, termasuk di kawasan pantai.
Foto: Getty Images/C. Court
Panmunjom, markas komisi gencatan senjata
Inilah markas komisi gencatan senjara di Panmunjom, tempat perundingan gencatan senjata sampai 1953. Tepat di tengahnya ada garis demarkasi antara Utara dan Selatan dan di atas garis demarkasi ada tiga barak berwarna biru. Barak-barak ini memiliki dua pintu, satu di sisi utara dan satu lagi disisi selatan.
Foto: Getty Images/C. Court
Rumah untuk dua negara
Barak yang berada di tengah adalah untuk pengunjung dari kedua negara, dan dibuka secara bergantian untuk pengujung dari Korea Utara atau dari Korea Selatan. Saat pengunjung memasuki ruangan, penjaga perbatasan dari negara asal pengunjung akan ikut masuk lalu menjaga pintu ke luar ke negara lainnya. Di dalam ruangan, pengunjung bebas melewati garis perbatasan.
Foto: Getty Images/C. Court
Anjungan panorama ke utara
Di Korea Selatan dibangun sebuah observatorium penyatuan kembali dekat kota Gesong. Dari sana pada cuaca cerah pengunjung bisa mengarahkan pandangan jauh ke kawasan Korea Utara.
Foto: Getty Images/C. Court
Tujuan wisata utama
Observatorium reunifikasi menjadi salah satu tujuan utama para wisatawan dalam dan luar negeri. Tahun 2015, ada sekitar 13,2 juta warga Korea Selatan yang berkunjung ke tempat ini untuk melayangkan pandangan ke Korea Utara dengan teropong-teropong yang dipasang.
Foto: Getty Images/C. Court
Bendera seberat 270 kilogram
Di kawasan DMZ Korea Utara terletak desa Kijŏng-dong. Dulu Korea Utara memasang banyak pengeras suara di desa ini untuk menyebarkan propagandanya ke Korea Selatan. Penanda utama desa ini adalah sebuah menara setinggi 160 meter. Di pucuknya berkibar bendera besar Korea Utara dengan berat hampir 270 kg.
Foto: Getty Images/C. Court
Merindukan perdamaian dan penyatuan kembali
Tugu DMZ ini terletak dekat observatorium reunifikasi di Korea Selatan. Banyak wargayna merindukan suasana damai dan penyatuan kembali. Huruf DMZ besar ini ditulisi kata "Cinta" dan "Perdamaian" dalam berbagai bahasa. (Teks: Merlin Bartel/hp/yf)