1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

Gencatan Senjata di Timur Ukraina

12 Februari 2015

KTT Ukraina di Minsk sepakati gencatan senjata baru di kawasan konflik di timur Ukraina. Mulai 15 Februari semua senjata berat akan ditarik dari kawasan konflik.

Weißrussland Minsk Ukraine Konferenz Putin Merkel Hollande Poroschenko
Foto: Lazarenko/Ukrainian Presidential Press Service via Reuters

Para juru runding dalam KTT Ukraina yang digelar di ibukota Belarusia menyepakati gencatan senjata baru dan rencana perdamaian di kawasan konflik di timur Ukraina. Gencatan senjata mulai berlaku efektif hari Minggu 15 Februari. Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan hasil perundingan maraton itu Kamis (12/02/15) di Minsk.

Berdasarkan kesepakatan baru itu, semua senjata berat akan ditarik dari kawasan konflik dan akan dibentuk zone demiliterisasi. Pihak Rusia menyebutkan, dalam pernyataan akhir juga akan dicantumkan garansi terhadap integritas dan kedaulatan Ukraina. Putin menegaskan, Ukraina harus melakukan reformasi konstitusi, agar hak warga di kawasan timur negara itu juga dihormati.

Presiden Perancis Francois Hollande mengkonfirmasikan, selain kesepakatan gencatan senjata juga disepakati solusi politik terkait konflik bersangkutan. "Kesepakatan ini memberikan harapan, walau masih banyak yang harus dilakukan," ujar Hollande. Perundingan empat jalur solusi konflik Ukraina dilakukan maraton selama 16 jam sejak Rabu (11/02/15)dengan melibatkan Kanselir Jerman Angela Merkel, Presiden Ukraina Petro Poroshenko serta Putin dan Hollande.

Masih banyak kendala

Walau tercapai kesepakatan gencatan senjata di Minsk, namun Presiden Ukraina Poroshenko menegaskan, hal itu tidak berarti secara otomatis kawasan timur Ukraina mendapat status otonomi penuh. Perwakilan kelompok separatis pro-Rusia di kawasan Krimea, yang sebelumnya menyatakan tdak akan menandatangani dokumen gencatan senjata tersebut, atas desakan Putin akhirnya meratifikasi kesepakatan.

Sementara Menteri Luar Negeri Jerman Frank Walter Steinmeier yang juga menghadiri perundingan di Minsk, memperingatkan, kesepakatan yang tercapai bukan solusi menyeluruh atau terobosan penting. "Akan tetapi kesepakatan Minsk itu merupakan langkah untuk keluar dari eskalasi kekerasan militer dan merupakan momentum menuju pemecahan secara politis," ujar menlu Jerman itu. Ia menegaskan, yang terpenting saat ini adalah agar kedua pihak yang bertikai menghormati kesepakatan.

Sementara dari kota Mariupol di timur Ukraina dilaporkan, gempuran artileri ke kawasan timur kota berlangsung sepanjang malam. Tentara Ukraina sejak Selasa (10/02/15) melancarkan ofensif militer di kawasan selatan kota pelabuhan itu, dan berhasil merebut kembali enam kota dan desa yang sebelumnya dikuasai kelompok separatis pro-Rusia.

as/yf(dpa,afp,rtr,ap)