Bencana nuklir Fukushima picu kontaminasi radiasi pada lingkungan dan kehidupan. Kini diteliti efek jangka panjang paparan radiasi dosis rendah pada tubuh hewan ternak.
Iklan
Dampak Radiasi Fukushima Pada Organisme
01:05
Bencana atom di Fukushima Jepanmg setelah meledaknya reaktor nuklir Daiichi akibat gempa dan tsunami 2011 menyisakan banyak pertanyaan bagi warga lokal. Terutama apa dampak kontaminasi radiasi dari reaktor nuklir yang mengalami peleburan inti bahan bakarnya pada makhluk hidup? Apakah memicu penyakit? Atau mutasi genetika membahayakan?
Kini sejumlah ilmuwan Jepang mencoba menjawabnya dengan melakukan penelitian pada ternak sapi yang masih dipelihara di kawasan bencana yang sebetulnya merupakan zona tertutup. Sesaat setelah bencana nuklir Fukushima terjadi, pemerintah di Tokyo mengeluarkan perintah evakuasi puluhan desa dengan radius 30 km dari pusat bencana nuklir. Zona ini dinyatakan sebagai kawasan tertutup, karena kontaminasi tinggi radiasio nuklir.
Fukushima Dua Tahun Setelah Bencana Atom
Gempa bumi hebat disusul tsunami dahsyat memicu peleburan inti di beberapa reaktor PLTN Fukushima. Besaran bencana 11 Maret 2011 ternyata amat luar biasa. Diperlukan puluhan tahun hingga tugas pembersihan tuntas.
Foto: REUTERS
Bencana Hebat
Sedikitnya 19.000 orang tewas akibat tiga bencana berturutan yang melanda Jepang 11 Maret 2011. Mula-mula gempa bumi hebat mengguncang kawasan pesisir timur laut, yang kemudian memicu tsunami dahsyat. Bencana alam ini menyebabkan peleburan inti di beberapa reaktor atom PLTN Fukushima. Ini merupakan bencana atom terbesar setelah Chernobyl pada 1986.
Foto: Reuters/Kyodo
Kerugian Milyaran
Bencana Fukushima ditaksir menimbulkan kerugian lebih tinggi dari perkiraan semula. Operator PLTN, Tepco pada November 2012 mengumumkan, pembayaran ganti rugi kepada korban dan pembersihan instalasi akan menelan biaya sekitar 97 milyar Euro. Tepco juga memperhitungkan, proses pembersihan blok reaktor yang rusak bisa berlangsung selama 40 tahun.
Foto: Itsuo Inouye/AFP/Getty Images
Tugas Berbahaya
Masker pelindung pernafasan dan baju pelindung : Itu perlengkapan sehari-hari para pekerja di blok reaktor nomor 4. Di dalam kompleks reaktor yang mengalami peleburan inti, paparan radiasi tetap tinggi, dua tahun setelah bencana. Di dalam bangunan yang tercemar berat radiasi, tidak ada manusia yang diperbolehkan bekerja, sebagai gantinya adalah robot generasi baru.
Foto: Reuters/Kyodo
Robot Super
Tugas pembersihan dan dekontaminasi di reaktor yang mengalami kecelakaan diambil alih robot generasi baru yang diberi nama "Jerapah Super". Robot setinggi 2,25 meter dan selebar 80 sentimeter ini bisa mengangkut beban hingga 150 kg. Lengan penjepitnya bisa mencapai ketinggian 8 meter. Robot yang dikendalikan dari jarak jauh itu, akan dikerahkan di lokasi yang tidak bisa dijangkau manusia.
Foto: Yoshikazu Tsuno/AFP/Getty Images
Semua Terkendali
PM Jepang Shinzo Abe, saat peninjauan lahan PLTN pada akhir tahun 2012 mengatakan, menghadapi tantangan yang amat berat. Tapi situasi di puing reaktor atom "dapat dikendalikan". Pemerintah Jepang dihujani kritik tajam sesaat setelah bencana, terkait manajemen krisis dan politik informasi yang dijalankan saat itu.
Foto: Itsuo Inouye/AFP/Getty Images
Rapor Buruk
Jurubicara pemerintah Yukio Edano, saat bencana ibaratnya tamu tetap di stasiun televisi. Ia pada bulan Maret 2011 terus menerus melaporkan posisi aktual bencana kepada media. Tapi ia menutupi parahnya bencana, dan publik hanya diberi informasi yang ditunda sepotong demi sepotong. Akibatnya, pada pertengahan 2012 dibentuk sebuah komisi pakar pemerintah.
Foto: picture alliance/dpa
Nilai Sangat Buruk
Nilai lebih buruk diraih komisi penyidik yang dibentuk operator PLTN, Tepco. Setelah bencana, komisi ini bukan hanya menghalangi penyidikan, tapi juga secara sadar melakukan penipuan dan berusaha menutupi besaran kerusakan yang sebenarnya.
Foto: picture alliance / abaca
Sampah Radioaktif
Karung-karung berisi sampah radioaktif ditimbun sementara di provinsi Fukushima. Saksi dari bencana besar 11 Maret 2011. Operator PLTN, Tepco kemudian mengakui, tidak cukup mempersiapkan diri menghadapi bencana alam. Perusahaan itu pada bulan Juli 2012 dijadikan perusahaan negara, untuk menghindari ancaman kebangkrutan.
Foto: picture alliance/AP Photo
Risiko Kanker Naik?
Pemeriksaan kelenjar gondok pada anak balita. Seberapa besar ancaman bahaya radiasi pada kesehatan? WHO melaporkan beberapa pekan lalu, risiko kanker di kawasan terpapar radiasi, hanya sedikit meningkat. Sebaliknya sebuah organisasi dokter internasional memperhitungkan, ada hingga 80.000 tambahan penderita kanker baru hanya akibat beban cemaran dari luar.
Foto: Reuters
Bermain Penala Geiger
Sejumlah lokasi masih tercemar radiasi berat, bahkan di kawasan pemukiman. Alat pengukur tingkat radiasi organisasi lingungan Greenpeace di sebuah tempat bermain anak-anak di Fukushima menunjukkan nilai 10 Mikrosievert per jam. Dengan cemaran setingggi itu, nilai ambang batas radiasi di Jerman, satu Milisievert per tahun terlampaui hanya dalam waktu 4 jam.
Foto: Reuters
Sendirian di Zona Terlarang
Petani Naoto Matsumara setiap hari masih memberi makan ternak peliharaannya, persis seperti sebelum 11 Maret 2011. Tapi sekarang ia sendirian, hanya ditemani 50 sapi dan dua burung unta. Matsumara secara sadar memutuskan, untuk tetap berada di zona terlarang. Sekitar 160.000 warga harus diungsikan setelah bencana atom, sebagian besar tidak akan bisa kembali ke rumahnya.
Foto: Reuters
11 foto1 | 11
Para petani dan peternak di zona tertutup juga diperintahkan memusnahkan hewan ternaknya. Tapi sejumlah peternak membangkang, dan tetap membiarkan ternak sapinya hidup, walau daging atau susunya dilarang dikonsumsi. Para ilmuwan harusb berterima kasih kepada petani "keras kepala" ini.
Riset efek negati radiasi untuk anak cucu
Seorang peternak "keras kepala" bernama Fumikazu Watanabe mengatakan: "Bagi saya membiarkan ternak sapi tetap hidup, untuk tujuan penelitian, merupakan kewajiban agar generasi mendatang mengetahui, apa dampak negarif radiasi nuklir pada makhluk hidup".
Kini para ilmuwan lintas disiplin keilmuan, terutama pakar radiasi dan pakar peternakan dari beberapa universitas kenamaan di jepang mulai melakukan pengambilan sampel darah dan meneliti efek negatif kontaminasi radiasi di Fukushima.
Upaya Atasi Bencana Fukushima
Setelah berulangkali terjadi kegagalan dalam mengatasi kebocoran radioaktif, pemerintah Jepang turun tangan lewat kucuran dana bantuan.
Foto: picture alliance/dpa
Tokyo Ambil Alih Manajemen Krisis
Pemerintah Jepang di bawah Perdana Menteri Shinzo Abe ingin menunjukkan kemampuan mengambil tindakan. Setelah mengumumkan bahwa paparan radiasi di lokasi pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima lebih tinggi daripada yang diperkirakan sebelumnya, Tokyo mengambil alih manajemen krisis.
Foto: Reuters
Dana diambil dari embayar pajak
Pemerintah Jepang mengucurkan dana sekitar 360 juta Euro untuk sistem pengamanan. Dengan kucuran uang itu, diharapkan kontaminasi akibat kebocoran radioaktif di PLTN Fukushima dapat diredam. Dana itu di antaranya dipakai untuk membangun dinding pelindung beku bawah tanah sepanjang 1,5 kilometer di sekitar reaktor.
Foto: Reuters/Kyodo
Pesan Abe
"Dunia menyaksikan apakah kita mampu mengatasi masalah yang terjadi di PLTN Fukushima , " ujar Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe. Beberapa hari sebelum keputusan komite olimpiade menentukan lokasi Olimpiade 2020, pemerintah Jepang mengumumkan intervensi mereka pada periode krisis Fukushima. Tokyo merupakan kandidat lokasi Olimpiade tahun 2020.
Foto: Reuters
Tingginya pancaran radiasi
1.800 millisieverts per jam, tingkat pancaran radiasi yang diukur pada salah satu tangki air di lokasi PLTN. Manusia hanya bisa menahan 4 jam pancaran radiasi, lebih dari itu akan mematikan. Beberapa hari sebelumnya, paparan radiasi di lokasi yang sama baru mencapai 100 millisieverts.
Foto: Reuters/Tokyo Electric Power Co
TEPCO tetap dikritik
Karena manajemen bencana yang tidak memadai -- setelah bencana nuklir tahun 2011-- Tepco dihujani kritik. Sekarang perusahaan pengelola PLTN itu dituduh telah menutupi luasnya bencana dan hanya memberikan informasi yang sangat sedikit pada masyarakat.
Foto: Reuters/Issei Kato
Kebocoran tangki
Setelah gempa dan tsunami, beberapa inti reaktor meleleh. Sejak saat itu, air pendingin dipompa ke reaktor terus-menerus. Air yang terkontaminasi disimpan dalam tangki. Air ini harus diolah kembali sebelum dipakai lagi untuk pendinginan. Masalahnya, setiap hari air tanah merembes dan tercampur dengan air pendingin yang terkontaminasi.
Foto: Reuters
Alarm peringatan
Setelah gempa dan tsunami, beberapa inti reaktor meleleh. Sejak saat itu, air pendingin dipompa ke reaktor terus-menerus. Air yang terkontaminasi disimpan dalam tangki. Air ini harus diolah kembali sebelum dipakai lagi untuk pendinginan. Masalahnya, setiap hari air tanah merembes dan tercampur dengan air pendingin yang terkontaminasi.
Foto: picture-alliance/dpa
Mengalir ke Pasifik?
Untuk mengendalikan banyaknya air dalam penampungan, pihak yang berwenang untuk pengamanan nuklir Jepang NRA tidak menutup kemungkinan memompa air ke laut, asalkan kontaminasi radioaktif berada di bawah ambang batas. Menurut Kepala NRA Shunichi Tanaka langkah tersebut " tak terelakkan " karena tidak ada kapasitas penyimpanan yang cukup untuk sejumlah besar air pendingin yang terkontaminasi.
Foto: Reuters
8 foto1 | 8
Prof. Kaiji Okada, guru besar peternakan dan pertanian dari Universitas Iwate mengatakan."Efek radiasi nuklir dosis rendah jangka panjang dari pelumeran inti nuklir reaktor atom pada tubuh organisme, berbeda dengan efek bom atom. Sejauh ini kami belum bisa menarik kesimpulan apapun dari efek kontaminasi Fukushima."
Namun Prof. Okada juga mengakui, pada sejumlah hewan ternak itu ditemukan gejala Leukemia alias kanker darah. "Apakah itu ada kaitannya dengan kontaminasi radiasi nuklir, masih dalam penelitian tim ahli", ujar dia. Okada menambahkan, masih diperlukan monitoring jangka panjang untuk menarik kesimpulan efek radiasi Fukusihma. Tujuannya, untuk mengambil tindakan yang tepat, jika bencana nuklir semacam itu terulang di masa depan.
Hidup di Liang Nuklir Fukushima
Fukushima, kini yang tersisa adalah sebuah kota hantu. Tapi sebagian penduduk bersikeras bertahan di kawasan beracun itu
Foto: Getty Images/K.Ishii
Petaka Dari Laut
Awalnya adalah gempa bumi berkekuatan 9.0 pada skala richter. Disusul gelombang Tsunami dahsyat yang meluluhlantakkan kawasan selatan Jepang dan memicu petaka nuklir yang mengakhibatkan hampir 100.000 penduduk meninggalkan rumah masing-masing.
Foto: Getty Images/C.Furlong
Kematian di Udara
Yang kemudian tersisa adalah kota hantu tak bertuan di kawasan yang terkontaminasi elemen radioaktif. Seakan iblis mematikan sedang mencekam seisi kota dan desa. Karena betapapun kokohnya bangunan dan infrastruktur kota bertahan dari gempa lima tahun silam, kematian tidak datang dari laut atau perut Bumi, melainkan menggelayut di udara yang beracun.
Foto: Getty Images/C.Furlong
Hidup Setelah Bencana
Tidak sedikit penduduk berusaha bertahan di wilayah yang terkontaminasi zat radioaktif, sebagian yang diungsikan bahkan kembali ke kediamannya masing-masing. Sawah kembali diairi, transportasi umum kembali berjalan dan sekolah-sekolah dibuka. Pria tua bernama Kano ini hidup dengan tumpukan tanah yang terpapar zat radioaktif dan seadanya ditutup dengan terpal berwarna biru.
Foto: Bertram Schiller
Di Liang Nuklir Fukushima
Sebanyak 260 kota dan desa sejatinya dinyatakan tertutup oleh pemerintah Jepang lantaran terkontaminasi elemen radioaktif. Kini, lima tahun berselang, beberapa diantaranya kembali dihuni penduduk, seperti seorang ibu di Prefektur Namie Machi ini. Kota yang dulu berpopulasi 21.000 penduduk itu kini menjadi kota hantu.
Foto: Bertram Schiller
Perang Tak Berkesudahan
Pemerintah Jepang hingga kini masih berupaya memerangi dampak bencana nuklir lima tahun silam. Sebanyak 8000 petugas hidup di kawasan bencana buat membebaskan Fukushima dari hantu cemaran nuklir yang masih bergentayangan. Tidak jelas sampai kapan mereka harus bertahan di wilayah tercemar berat radioaktif tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/F. Robichon
Tanah Beracun
Ratusan ribu meter kubik tanah yang terkontaminasi dikumpulkan di dalam kantung hitam. Saat ini belum ada rencana bagaimana membersihkan tanah tersebut. Pemerintah Jepang beberapa tahun silam membeli lahan seluas 500 ratus hektar untuk menyimpan tanah yang terpapar zat radioaktif.
Foto: Bertram Schiller
Dampak Panjang Bencana Nuklir
Program pembersihan Fukushima yang dicanangkan pemerintah Jepang akan berlangsung hingga 50 tahun dan menelan biaya puluhan miliar US Dollar. Namun baru-baru ini Badan Regulasi Nuklir Jepang memperkirakan upaya pembersihan akan berlangsung hingga 80 tahun.