1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya
BencanaLibya

Diterjang Badai “Daniel” 2.000 Warga Libya Diyakini Tewas

12 September 2023

Badai Laut Tengah, Daniel, meluluhlantakkan Libya dan memicu banjir hebat yang menjebol dua bendungan dan menyapu pemukiman penduduk. Hingga Senin (11/9) sebanyak 2.000 warga dikhawatirkan tewas.

Kerusakan akibat banjir di Derna
Kerusakan akibat jebolnya dua bendungan akibat badai Daniel di Derna, Libya Timur, Senin (11/9)Foto: AA/picture alliance

Kerusakan terbesar terjadi di Derna, kota yang dulu dikuasai kelompok ekstremis Islam dalam perang saudara selama lebih dari satu dekade di Libya. Negeri di utara Afrika itu hingga kini masih terbelah antara dua pemerintahan, di barat dan di timur.

Badai Daniel yang melanda pada akhir pekan kemarin dikabarkan menciptakan banjir bandang yang dipicu oleh jebolnya dua bendungan di hulu sungai. Derna terletak memunggungi pegunungan di tepi laut. 

Warga sempat mendengar suara ledakan di malam hari sebelum menyadari bobolnya dua bendungan di Lembah Derna. "Banjir menerjang dan menyapu semua yang ada di hadapannya," kata Ahmed Abdalla, seorang warga seperti dikutip AP.

Kerusakan akibat banjir di Derna. Menurut otoritas, hingga 6.000 orang masih dinyatakan hilangFoto: AA/picture alliance

Pada Senin (11/9), pemerintah menerbitkan angka korban tewas resmi sejumlah 61 orang, tanpa memperhitungkan jumlah korban tewas di Derna.

Video-video, yang diunggah warga kota ke internet, menampilkan kerusakan total. Sebuah kompleks pemukiman habis tersapu air yang menerjang dari pegunungan menuju pesisir. Gedung-gedung apartemen yang tadinya berdiri kokoh di bantaran sungai, rubuh dan ditelan lumpur. 

Dalam sebuah wawancara telepon, Perdana Menteri di timur Libya, Ossama Hamad, mengatakan, korban jiwa di Derna mencapai 2.000 orang, sementara ribuan orang lainnya masih dinyatakan hilang. Menurutnya, Derna kini sudah didekalarasikan sebagai zona bencana.

Ahmed al-Mosmari, juru bicara militer di timur, mengatakan angka korban di Derna sudah melampaui jumlah tersebut. Adapun korban hilang yang telah dilaporkan mencapai 6.000 orang. Al-Mosmari membenarkan bencana dipicu jebolnya dua bendungan di hulu sungai.

Banjir di kota Marj, Libya TimurFoto: Libya Almasar TV/AP/picture alliance

Kota bekas zona perang

Sejak kejatuhan diktatur Moammar Qaddafi pada 2011, Derna dan pesisir di timur Libyaacap bertukar penguasa dan sempat dijajah kelompok yang berafiliasi dengan organisasi teror, Islamic State.

Derna, bersama Sirte, baru dibebaskan milisi bentukan Khalifa Haftar yang setia pada otoritas di timur Libya pada tahun 2018. Namun perang selama lebih dari satu dekade menyisakan kerusakan besar pada fasilitas publik dan melumpuhkan aparat pemerintahan, yang kemudian menyuburkan pembangunan ilegal di bantaran sungai.

Di Derna, penyintas bencana kesulitan mengakses layanan komunikasi dan tidak memiliki pasokan makanan, obat-obatan dan listrik. 

"Situasinya tragis,” kata Essam Abu Zeriba, menteri dalam negeri di timur kepada stasiun Arab Saudi, Al-Arabiya. Dia mengimbau kepada lembaga bantuan internasional untuk sesegera mungkin menyalurkan bantuan.

Bantuan internasional mulai berdatangan

Turki termasuk negara pertama yang sudah menjanjikan bantuan. Menurut Perdana Menteri Recep Tayyip Errdogan, pihaknya sudah menyiapkan pesawat dengan tim penyelamat dan perlengkapan darurat, tulisnya di Twitter.

Pada saat yang sama, Kedutaan Amerika Serikat di Libya menulis telah menghubungi PBB dan otoritas Libya untuk mengoordinasikan penyaluran bantuan ke wilayah terdampak.

Seruan yang sama disampaikan Koordinator Kemanusiaan PBB di Libya, GeorgetteGagnon, "saya minta mitra lokal, nasional dan internasional untuk bekerja sama memberikan bantuan kemanusiaan bagi korban di timur Libya,” tulisnya di Twitter alias X.

rzn/as (rtr/ap)

Lewatkan bagian berikutnya Topik terkait

Topik terkait

Tampilkan liputan lainnya