Dituduh jadi Mata-mata, Peneliti Satwa Liar Iran Ditangkap
21 November 2019
Sekelompok peneliti menggunakan kamera untuk melacak hewan liar langka, tapi malah ditangkap dan dituduh melakukan kegiatan mata-mata. Kasus ini kirimkan sinyal mengerikan bagi para ilmuwan.
Iklan
Sekelompok peneliti lingkungan yang menggunakan kamera untuk melacak hewan langka telah dijatuhi hukuman penjara dengan tuduhan mata-mata di Iran.
Enam dari delapan peneliti yang berusaha melestarikan alam liar Iran tersebut dituduh melakukan kegiatan mata-mata untuk negara asing. Mereka dihukum antara empat hingga 10 tahun penjara oleh pengadilan revolusioner dalam proses pengadilan tertutup, media setempat melaporkan pada Rabu (20/11).
Para peneliti dari Yayasan Persian Wildlife Heritage ditangkap pada Januari 2018. Penangkapan ini mendapat kecaman internasional dari kalangan kelompok konservasi dan ilmuwan.
Direktur pelaksana yayasan tersebut yang merupakan warga negara Kanada-Iran, Kavous Seyed-Emami, juga ditangkap. Namun pengadilan mengatakan dia meninggal akibat bunuh diri di dalam penjara. Keluarganya menuntut dilakukan penyelidikan independen.
Peneliti lain bernama Niloufar Bayani dan Morad Tahbaz dijatuhi hukuman 10 tahun penjara. Tahbaz diketahui memiliki kewarganegaraan ganda AS dan Iran, sedangkan Taher Ghadirian dan Hooman Jokar dihukum delapan tahun, dan Amirhossein Khaleghi serta Sepideh Kashani masing-masing dijatuhi hukuman enam tahun penjara, menurut laporan media setempat.
Satwa Langka Asia Paling Diburu
Meski keberadannya dilindungi pemerintah, perdagangan ilegal satwa langka masih marak terjadi. Mereka diburu untuk dijadikan perhiasan, obat-obatan, hingga santap makan malam mewah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/Bureau of Customs
Trenggiling
Inilah mamalia paling banyak diburu di dunia. Populasi Trenggiling paling banyak di temukan di Indonesia. Setiap tahunnya Indonesia kehilangan 10 ribu trenggiling akibat perburuan liar. Sementara populasinya di dunia telah berkurang sebanyak 80 persen dalam 20 tahun terakhir. Trenggiling termasuk hewan yang lamban bereproduksi, serta memiliki tingkat kematian yang tinggi.
Foto: picture-alliance/Zuma/I. Damanik
Badak Sumatra
Badak Sumatra adalah badak terkecil di dunia. Uni Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) menempatkan badak Sumatra dalam daftar merah hewan yang terancam punah. Diprediksi populasinya kurang dari 100 ekor di dunia. Sementara itu, badak Afrika laris diburu culanya. Di Vietnam, cula badak dianggap sebagai simbol kemapanan. Sebagian masyarakat mengkonsumsinya sebagai pengobatan tradisional.
Foto: cc-by-sa-Charles W. Hardin
Kambing Gurun
Kambing gurun banyak diburu karena daging dan anggota tubuh lainnya yang bisa dihargai sangat tinggi. Masyarakat di Laos banyak mengkonsumsi hewan ini sebagai pengobatan tradisional.
Foto: imago/Nature Picture Library
Beruang
Di zona segitiga emas (Thailand, Laos dan Myanmar) penangkaran beruang kian marak, baik beruang hitam Asia juga beruang matahari. Tentunya mereka berasal dari perburuan liar. Mereka dikurung dalam kandang yang sempit. Di sini empedu mereka diambil untuk pengobatan tradisional.
Foto: AP
Gajah
Gajah di Asia dan Afrika makin diburu akibat perdagangan kulit dan gading gajah yang terus meluas. Sementara di Indonesia, status gajah Sumatra sudah ditetapkan sangat terancam punah. Hal ini disebabkan oleh habitat yang makin mengecil. Dalam 25 tahun terakhir gajah Sumatra kehilangan 69 persen lahan habitat.
Foto: picture alliance/dpa
Gaur
Dikenal juga sebagai lembu raksasa. Hewan mamalia pemakan tumbuhan ini banyak diburu tanduknya untuk dijadikan hiasan dinding. Gaur banyak ditemukan di Asia Selatan, seperti India, juga di beberapa negara Asia Tenggara.
Banyak diselundupkan dan ditangkar juga di kawasan segitiga emas. Kulit macan dijadikan perhiasan dan barang mewah, juga anggota tubuh lainnya digunakan sebagai bahan pengobatan tradisional dan campuran minuman anggur Cina. Harimau Sumatra juga menghadapi konflik lain seperti minimnya hewan buruan, juga berkurangnya lahan habitat.
Foto: Getty Images/D. Kitwood
Burung Maleo
Burung endemik asal Sulawesi Utara ini banyak diburu saat masih di dalam telur. Namun telur burung Maleo juga dipercaya dapat mengobati penyakit. Ancaman kepunahan lainnya datang dari kondisi tanah di habitatnya semakin buruk. Burung Maleo biasa mengerami telurnya di dalam galian tanah berpasir. Di habitatnya di Sulawesi Utara, populasi burung Maleo turun 90 persen sejak tahun 1950-an.
Foto: picture-alliance/dpa/H. Hollemann
Kura-Kura
Permintaan akan hewan ini datang dari seluruh dunia. Kura-kura diperdagangkan baik dalam kondisi hidup atau sudah dijadikan sebagai hiasan. Banyak juga kura-kura yang berakhir di meja makan. Teks: ga/ap (wwf.panda.org, indonesia.wcs.org)
Foto: picture-alliance/AP Photo/Bureau of Customs
9 foto1 | 9
Vonis terhadap Sam Rajabi dan Alireza Kohpayeh, dua terdakwa lain dalam kasus ini, akan dikomunikasikan lebih lanjut dengan kepada pengacara.
Para peneliti ini awalnya ditangkap oleh sayap intelijen Korps Pengawal Revolusi Islam karena diduga menggunakan organisasi satwa liar sebagai kedok untuk melakukan spionase militer.
Para ahli satwa liar kedapatan menggunakan kamera untuk memantau spesies yang terancam punah, termasuk cheetah Asia dan macan tutul Persia. Kamera untuk melacak spesies yang terancam punah adalah alat yang umum digunakan para ilmuwan.
Tuduhan "korupsi di Bumi" terhadap empat orang dari antara mereka telah dicabut bulan Oktober lalu. Tuduhan ini bisa berakibat pada vonis hukuman mati.
Menurut organisasi hak asasi manusia Amnesty International, ada bukti bahwa para konservasionis mengalami penyiksaan dan perlakuan buruk lainnya supaya mengakui apa yang dituduhkan terhadap mereka.