Melania Trump, istri calon presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump, melayangkan gugatan ke pengadilan terhadap media yang menyebutnya pernah menjadi escort atau pendamping.
Iklan
Gugatan Melania diajukan ke pengadilan Montgomery, Maryland, AS. Mail Media, Inc. yang mempublikasikan Daily Mail Online dituntut Melania Trump dengan pasal pencemaran nama baik. Media tersebut, menurut Melania Trump, telah menghancurkan reputasinya dengan menulis di media, bahwa sang istri calon presiden AS itu sempat menjadi escort atau pendamping di tahun 1990-an. Webster G. Tarpley yang mempublikasikan weblog mendapat gugatan serupa.
Pengacara Melania Trump, Charles Harder, mengatakan dalam sebuah pernyataan: "Mereka membuat beberapa pernyataan tentang Melania Trump yang 100% palsu dan sangat merusak reputasi pribadi dan secara profesional."
Inilah Wajah Islamofobia Barat
Mereka menunggangi dan bahkan ikut menggulirkan gelombang Islamofobia demi keuntungan politik. Celakanya, isu yang sama bisa menghantarkan mereka ke pucuk kekuasaan.
Foto: picture-alliance/Ralph Goldmann
Donald Trump
Boleh jadi tidak membenci Islam, tapi ia menunggangi gelombang Islamofobia pasca serangan teror di Paris dan penembakan massal di San Bernardino untuk mendongkrak dukungan politik jelang pemilu kepresidenan. Donald Trump juga pernah mengumbar bakal melarang umat Muslim memasuki Amerika Serikat, atas alasan keamanan.
Foto: Reuters/L. Nicholson
Marine Le Pen
Eropa sedang dihantui Le Pen dan kemenangan partainya Front National. Anggota parlemen Eropa ini gemar mengumbar isu anti Eropa dan imigran buat menjaring dukungan. 2010 silam Le Pen mencibir kaum Muslim yang melaksanakan ibadah sholat di jalan lantaran mesjid penuh. Menurutnya hal tersebut adalah sebuah pendudukan, serupa dengan pendudukan NAZI Jerman di era Perang Dunia II.
Foto: Reuters/P. Rossignol
Lutz Bachmann
Pendiri gerakan anti Islam Jerman, Pegida, ini tidak menyembunyikan kekagumannya pada sosok Adolf Hitler. Ia pernah memuat fotonya berseragam NAZI dengan model rambut dan kumis ala sang diktatur. Bachmann gemar menyulut sikap antipati pada Islam lewat media sosial. Terakhir ia menyerang sebuah peternakan karena menyediakan daging halal. "Kita di sini tidak ingin berurusan dengan Islam," tulisnya.
Foto: Reuters/F. Bensch
Geert Wilders
"Tidak ada yang namanya Islam moderat," tutur Geert Wilders. Sosoknya tidak asing lagi buat kaum Muslim. Pendiri Partai Kebebasan ini pernah mendesak agar Belanda melarang Al-Quran, serupa seperti buku Mein Kampf karangan Adolf Hitler. "Akar masalahnya adalah sifat Islam yang fasis, ideologi sakit tentang Allah dan Muhammad seperti yang terulis dalam Mein Kampf Islam: Al-Quran," tulis Wilders.
Foto: Reuters
Dansk Folkeparti
Tahun ini Partai Rakyat Denmark menjelma menjadi kekuatan politik terbesar kedua. Salah satu bintangnya adalah Morten Messerschmidt (gambar), yang gemar menyebut minoritas Muslim Eropa sebagai beban. Dari sederet program yang dijajakan Dansk Folkeparti, sebagian besarnya membidik Islam, antara lain menghentikan migrasi Muslim dan menyamakan Islam dan terorisme berkedok agama
Foto: picture-alliance/dpa
UKIP
Serupa seperti Dansk Folkeparti di Denmark dan Perussuomalaiset di Finnlandia, UK Independence Party alias UKIP mengakomodasi suara ekstrim kanan yang kerap membidik Islam. Salah seorang fungsionaris UKIP, John Kearney, misalnya pernah menyerukan kepada kaum Katholik agar "bersedia mati," demi menangkal dominasi Islam di dunia.
Foto: Reuters/S. Plunkett
6 foto1 | 6
Di pihak lain, media Daily Mail membantah tuduhan tersebut. Dilansir dari situs Daily Mail, pada tanggal 20 Agustus 2016, sebuah artikel diterbitkan dengan topik masa lalu istri yang bisa menggagalkan Trump. Artikel ini membahas apakah tuduhan negatif tentang Melania Trump dapat mempengaruhi kesempatan suaminya, Donald Trump untuk memenangkan pemilu AS. Artikel tersebut antara lain mencatat bahwa kisah masa lalu Melania telah dimuat dalam sebuah buku yang tersedia di Amazon tentang agen model, di mana Melania bekerja di klub pria gentlemen di Milan.
Isu senada diterbitkan Suzy, majalah Slovenia yang menulis soal dugaan bahwa agen model yang dijalankan oleh Paolo Zampolli, di mana Melania bekerja di New York, beroperasi sebagai penyedia escort atau pendamping untuk klien kaya.
Daily Mail berkilah, artikel yang juga dipublikasikan secara online oleh situs MailOnline/DailyMail.com di bawah judul 'Pemotretan Telanjang, dan Pertanyaan Mengganggu tentang Visa: Masa lalu istri Slovenia Donald Trump' tidak berniat atau membenarkan isu bahwa MelaniaTrump pernah bekerja sebagai escort atau bekerja di 'bisnis seks.' Menurut media itu, artikel bahkan mencakup bantahan dari juru bicara Zampolli.
Jumlah kerugian akibat pemberitaan itu menurut pengacara Melania Trump sebesar 159 juta dollar AS, atau sekitar 190 trilyun rupiah.
Melania Trump, lahir di Slovenia dan pindah ke Amerika Serikat sebagai model pada tahun 1990-an. Dia kemudian menikah dengan Donald Trump pada tahun 2005. Melania adalah istri ketiga calon presiden AS tersebut. Pernikahan mereka dikaruniai seorang anak bernama Barron.
ap/ml (rtr/dailymail/telegraph)
Isu Utama Kampanye Pemilu Presiden AS
Opini rakyat AS terpecah-belah dalam banyak isu politik. Baik urusan pemberantasan terorisme, aborsi atau pembatasan kepemilikan senjata. Ini beberapa yang paling penting.
Foto: Reuters/J. Young
Pembatasan Pemilikan Senjata
Baik di gereja di Charleston, di sekolah dasar di Sandy Hook, atau di bioskop di Aurora, penembakan masal sudah jadi hal yang sering terjadi di AS. Menjelang akhir masa jabatannya, Obama berusaha ketatkan kontrol senjata di negaranya. Tapi ini isu yang memecah-belah warga. Banyak warga AS menolak langkah yang membatasi kepemilikan senjata.
Foto: Reuters/A. Latif
Reformasi Asuransi Kesehatan
Kemungkinan tidak ada isu paling besar yang pisahkan kubu Republik dan Demokrat selain reformasi asuransi kesehatan yang dicanangkan Presiden Barack Obama, dijuluki Obamacare. Itu membuat hampir semua orang AS harus punya asuransi kesehatan. Banyak calon Demokrat ingin perluas Obamacare, sementara sebagian besar calon Republik akan menghapusnya jika terpilih jadi presiden.
Foto: Reuters/J. Rinaldi
Terorisme
Serangan teroris di San Bernardino, yang sebabkan 14 orang tewas, kembali sulut debat soal keamanan nasional dan pemberantasan terorisme. Kandidat presiden dari Partai Republik kritik Obama karena dianggap lemah mengatasi masalah terorisme. Donald Trump, calon dari kubu Republik bahkan usulkan larang masuknya semua orang beragama Islam ke AS.
Foto: Getty Images/AFP/S. M. Haffey
Imigrasi
Di samping itu Trump juga ingin mencegah masuknya orang Meksiko ke AS, dan usulkan pendirian tembok sepanjang perbatasan AS-Meksiko. Calon lainnya lebih liberal, dan usulkan UU imigrasi baru, yang setidaknya menawarkan perspektif bagi 11 juta imigran gelap di AS. Karena semakin kuatnya kemungkinan dukungan dari warga "Hispanic", imigrasi jadi salah satu isu penting pemilu presiden AS.
Foto: Getty Images/AFP/R. Schedmidt
Aborsi
Ini debat yang tak kunjung henti di AS. Pilihannya: "pro-choice" atau "pro-life", antara hak memilih (aborsi), atau hak untuk hidup. Bagi banyak warga konservatif dan kelompok religius AS, aborsi adalah dosa. Banyak calon dari kubu Republik menolak aborsi, karena gerakan pro-choice memperjuangkan hak perempuan untuk memilih aborsi secara legal.
Foto: Getty Images/AFP/M. Ngan
Keadilan Sosial
Distribusi kekayaan di AS sangat tidak merata. Menurut peneliti di Kalifornia, 1% warga terkaya AS memiliki kekayaan sama seperti jumlah kekayaan 90% warga di golongan bawah. Kemungkinannya kecil AS akan punya sistem keadilan sosial seperti di Eropa. Tapi dengan munculnya Bernie Sanders dari Partai Demokrat, kampanye kali ini jadi punya fokus kuat pada kekayaan dan ketidakadilan.