Fidelis Arie divonis 8 bulan penjara karena dianggap bersalah mananam ganja untuk mengobati istrinya. Sontak putusan tersebut mendulang kritik. Dia dianggap sebagai korban perang narkoba yang digagas pemerintah
Iklan
Keputusan Pengadilan Negeri Sanggau yang menjatuhkan vonis penjara 8 bulan kepada Fidelis Arie mendulang kritik dari berbagai pihak. Fidelis yang kedapatan memiliki 36 batang ganja untuk mengobati istrinya juga dikenakan denda sebesar 1 milyar Rupiah atau subsider satu bulan penjara.
Majelis hakim yang diketuai Achmad Irfir Rohman dengan anggota John Sea Desa dan Maulana Abdulah menilai Fidelis bersalah karena perbuatannya memenuhi unsur pidana dalam Pasal 111 dan 116 UU nomor 35 tentang Narkotika. Vonis pengadilan melebihi tuntutan jaksa yang cuma meminta lima bulan penjara dengan denda 800 juta Rupiah.
10 Keajaiban Medis Mariyuana
Ganja bila disalahgunakan bisa merusak kesehatan. Tapi dalam dosis yang tepat, tumbuhan yang satu ini bisa menyelamatkan nyawa manusia dari berbagai jenis penyakit. Berikut manfaat ganja yang telah dibuktikan oleh sains
Foto: Novartis Vaccine
Mencegah Serangan Epilepsi
Tahun 2013 lalu peneliti Virginia Commonwealth University menemukan senyawa dalam mariyuana bisa mencegah serangan Epilepsi. Studi yang dipublikasikan di jurnal ilmiah, Journal of Pharmacology and Experimental Therapeutics, itu menyebut senyawa Cannabinoids bekerja dengan mengikat sel otak yang bertanggungjawab mengatur rangsangan dan rasa tenang pada manusia.
Foto: picture-alliance/dpa/A. Sultan
Meringankan Glaukoma
Sejak lebih dari sepuluh tahun silam National Eye Institute di Amerika Serikat telah menyarankan penggunaan ganja untuk mengurangi gejala Glaukoma. Penyakit ini memicu pembesaran bola mata yang kemudian menekan saraf mata dan menyebabkan gangguan penglihatan. Mengkonsumsi ganja dengan menghisapnya, menurut NEI, dapat meringankan tekanan pada saraf mata.
Foto: picture-alliance/dpa/Leukert
Memerangi Alzheimer
Sebuah studi yang dipublikasikan di The Journal of Alzheimer’s Disease mengungkap, dosis kecil Tetrahydrocannabinol, senyawa yang terdapat di dalam tumbuhan mariyuana, dapat memperlambat pembentukan plak amiloid yang membunuh sel otak dan bertanggungjawab atas penyakit Alzheimer. Selama eksperimen peneliti menggunakan minyak cannabis.
Foto: Colourbox
Membunuh Kanker
Pemerintah Amerika 2015 silam akhirnya mengakui khasiat Mariyuana memerangi penyakit Kanker. Sebelumnya sebuah studi yang dipublikasikan di situs pemerintah cancer.org mengungkap senyawa Cannabinoids mampu membunuh sel Kanker dan memblokir sejumlah pembuluh darah yang dibutuhkan Tumor untuk tumbuh. Cannabinoids antara lain efektif mengobati penyakit kanker usus, kanker payudara dan kanker hati
Foto: Imago/Science Photo Library
Redam Efek Kemoterapi
Berbagai studi mengungkap ganja sangat efektif meredakan dampak samping kemoterapi, yakni rasa mual, muntah dan hilang nafsu makan. Badan Pengawas Obat AS, FDA, sejak beberapa tahun telah mengizinkan terapi obat-obatan berbasis Cannabinoid untuk pasien kanker yang menjalani Kemoterapi.
Foto: Frederic J. Brown/AFP/Getty Images
Meredakan Penyakit Autoimun
Autoimun terjadi ketika sistem kekebalan tubuh manusia membunuh sel-sel sehat ketibang memerangi penyakit. Hasilnya organ tubuh sering diserang radang. Tahun 2014 silam peneliti dari University of South Carolina menemukan senyawa THC di dalam ganja mampu mengubah molekul dalam DNA yang bertanggungjawab mempercepat proses peradangan. Sejak saat itu Cannabis digunakan untuk merawat pasien Autoimun.
Foto: bzga
Melindungi Otak
Peneliti dari University of Nottingham berhasil membuktikan bahwa ganja mampu melindungi otak dari kerusakan yang disebabkan serangan stroke. Studi tersebut menyebut ganja membatasi area di dalam otak yang terkena dampak stroke. Kendati belum diuji klinis, temuan tersebut memperkuat teori lain bahwa mariyuana juga mampu meminimalisir kerusakan akibat trauma atau geger otak.
Foto: Colourbox
Menghambat Sklerosis Ganda
Sklerosis Ganda adalah gangguan pada sistem kekebalan tubuh yang merusak lapisan lemak pelindung saraf manusia. Akibatnya saraf mengeras dan menyebabkan kejang-kejang yang memicu rasa sakit luar biasa. Sebuah studi yang dipublikasikan di Canadian Medical Association Journal tahun lalu menyebut Cannabis dapat meringankan gejala kejang pada pasien Sklerosis Ganda.
Foto: picture-alliance/dpa
Meringankan Rasa Sakit
Sebagian penderita Diabetes mengalami kerusakan saraf di bagian kaki dan tangan. Gejalanya adalah rasa terbakar di bagian tubuh tersebut. Belum lama ini peneliti University of California menemukan Cannabis efektif meringankan rasa sakit yang disebabkan oleh kerusakan saraf. Namun hingga kini Badan Pengawasan Obat AS, FDA, belum memberikan lampu hijau buat terapi ganja untuk pasien Diabetes
Meringankan Efek Samping Hepatitis C
Serupa obat Kanker, terapi obat buat meredam Hepatitis C picu efek samping seperti lelah, mual, otot pegal, kehilangan nafsu makan dan depresi. Namun studi yang diterbitkan di European Journal of Gastroenterology and Hepatology, mengungkap lebih dari 86% pasien mampu menuntaskan terapi Hepatitis C dengan mengkonsumsi ganja. Cannabis diyakini mampu meredam efek samping terapi Hepatitis C
Foto: Novartis Vaccine
10 foto1 | 10
Kepada Kompas Fidelis mengaku terpukul oleh putusan pengadilan. "Saya kecewa, kerena toh istri saya nyawanya tak terselamatkan," ujarnya dari balik jeruji besi. Sejauh ini ia belum memutuskan untuk menggugat putusan tersebut ke jenjang yang lebih tinggi. "Karena apapun keputusannya tidak akan menghidupkan kembali istrinya," kata kakak kandungnya, Yohana LA Suyati.
Fidelis menggunakan ekstrak tanaman ganja untuk mengobati sang istri, Yeni Riawati, yang menderita penyakit langka Syringomyelia. Yeni meninggal dunia setelah Fidelis ditangkap dan tidak bisa melanjutkan terapi. "Fidelis mungkin bertindak kriminal karena menanam ganja. Tapi ia melakukannya dalam situasi darurat," kata Andrea Harsono dari kelompok HAM, Human Rights Watch.
Inilah Wujud Desa Ganja di India
Selama ratusan tahun sebuah desa kecil di kaki pegunungan Himalaya menanam ganja sebagai sumber pemasukan utama. Kini nama desa Malana melegenda di kalangan penggemar mariyuana.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Tenar dan Terpencil
Bertengger di punggung bukit lembah Kullu yang subur, Malana dulu cuma bisa dicapai dengan berjalan kaki selama empat hari dari jalan terdekat. Peraturan dan tradisi desa merujuk pada ajaran dewa Jamlu. Penduduk memilih parlemen dan menyelesaikan perkara di antara mereka lewat pengadilan desa. Hingga beberapa tahun silam kehadiran orang asing akan memicu sikap antipati.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Mendunia Berkat Ganja
Tapi Malana tidak lagi tersembunyi. Selama berabad-abad, penduduk menanam tanaman yang membuat nama Malana melegenda di kalangan penggemar ganja. Desa itu juga menjadi ladang pertaruhan untuk pemerintah India yang tengah berperang melawan "Charas," getah ganja berwarna hitam dan lengket yang membuat nama Malana mendunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Tradisi Kaum Saiwa
Sejak 1985 pemerintah India melarang peredaran ganja. Kepemilikan satu kilogram Charas misalnya akan dihukum paling minim sepuluh tahun penjara. Sebelumnya penjualan Charas dan opium diperbolehkan sejak era kolonialisme Inggris. Pasalnya Charas adalah bagian tak terpisahkan dari budaya dan ritual kaum Saiwa, komunitas agama terbesar kedua di India.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Hanya Ganja di Himalaya
Tapi jauh di utara penduduk telah menanam ganja sejak ratusan tahun. Mereka berdalih marijuana sudah menjadi bagian dari tradisi. Terlebih ganja adalah satu-satunya produk agrikultur yang mereka bisa tanam di lahan tandus pegunungan Himalaya dengan cuaca yang tak kalah bengis. Meski demikian polisi berulangkali datang buat membakar hasil panen yang mereka tanam.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Pelancong Hijau
Terutama "Malana Cream" - minyak getah ganja yang dibuat dari tanaman berbibit unggul - membuat nama desa kecil ini mendunia. Reputasi tersebut memicu kedatangan turis asing dan lokal ke desa terdekat di lembah Parvati. Kebanyakan turis datang untuk menjajal getah ganja yang segar dan tergolong berkualitas paling baik di dunia.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Ramai Panen Ganja
Banjirnya konsumen mengubah kehidupan desa. Tahun 2016 pemerintah lokal memperkirakan terdapat 240 hektar lahan ganja dengan hasil panen mencapai 12.000 kilogram. Jumlah aslinya diyakini jauh lebih tinggi mengingat banyaknya lahan tersembunyi di kaki-kaki gunung yang sulit dicapai oleh aparat keamanan.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
Kucing-kucingan dengan Kepolisian
Menyusul presekusi oleh kepolisian, pemerintah lokal menghimbau penduduk untuk memindahkan lahan ganjanya ke tempat yang lebih terpencil. Kendati upaya yang serius, bisnis ganja di Malana tidak berkurang. Sebab itu politisi lokal mendesak pemerintah pusat untuk mencari pendekatan lain dan serius menyediakan prespektif kerja yang lebih baik untuk penduduk.
Foto: picture-alliance/AP Photo/R. R. Jain
7 foto1 | 7
"Dia menanam atas dasar cinta kepada istrinya. Dia tidak seharusnya dipenjara karena mencintai istrinya," kata Andreas. Institute for Criminal Justice Reform (ICJR) sebelumnya sempat mendesak majelis hakim agar menjatuhkan dakwaan terhadap Fidelis.
"Kasus ini harusnya membuka mata pemerintah, terutama buat presiden yang berbicara tentang perang narkoba... mengakibatkan Fidelis menjadi korbannya."
rzn/ap (reuters, kompas, detik)
Militer Italia Bertanam Ganja
Tak lagi impor dari Belanda, Italia luncurkan proyek percontohan ganja produksi dalam negeri. Yang memproduksinya: militer. Mereka memproduksinya untuk keperluan medis.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Ganja untuk medis
Ganja untuk keperluan medis di Italia diproduksi oleh Angkatan Darat Italia di Stabilimento Chimico Farmaceutico Militare, Florence.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Proyek militer
Memproduksi ganja adalah salah satu kegiatan lembaga kimia dan farmasi militer Italia yang telah berusia 164 tahun. Badan tersebut berbesar hati, karena produksi ganja mereka telah terdaftar di badan obat Italia pada bulan September 2015-- sebagai produk farmasi. Produk akhirnya sangat berbeda dari sebagian besar ganja yang dikonsumsi di seluruh dunia.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Kurangi THC, lebih banyak CBD
Komponen dalam ganja yang menyebabkan efek ‘melayang‘ bagi pengguna disebut- tetrahydrocannabinol (THC). Zat ini kurang bermanfaat dibanding bahan aktif lainnya dalam ganja: cannabidiol anti-inflamasi (CBD). Diperkirakan 2.000 -3.000 warga Italia menggunakan ganja untuk kebutuhan medis, misalnya menghilangkan rasa sakit sklerosis dan spastisitas atau untuk memerangi mual setelah kemoterapi.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
"Saya belum pernah mencobanya!"
"Tidak, saya belum pernah mencobanya, dan saya tidak berniat untuk mencobanya," kata Antonio Medica, kolonel yang bertanggung jawab di laboratorium ganja milik militer Italia di Florence. Dia tertawa ketika suatu kali rekan-rekannya bercanda dan mengatakan bahwa 40 tahun lamanya mereka menghentikan tentara yang ‘nge-ganja ‚ di barak dan sekarang malah memproduksinya sendiri .
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Penyesuaian lingkungan agar tumbuh baik
Produksi ganja dalam ruang steril dan lingkungan tertutup sangat penting. "Itulah satu-satunya cara kita dapat memastikan kualitas produknya konsisten dan bebas dari bahan beracun, khususnya logam berat seperti merkuri, dimana tanaman ini dapat dengan mudah menyerap bila ditanam di ladang," demikian Medica menjelaskan.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Ringankan derita pasien kanker
Pada bulan Januari 2017, parlemen Jerman melegalkan penggunaan ganja untuk keperluan medis, di antaranya guna membantu pasien kanker, setelah menjalani kemoterapi. Obat ini juga membantu meningkatkan nafsu makan dan mencegah penurunan berat badan pada pasien tumor, serta dapat meringankan gejala sklerosis.
Foto: Getty images/AFP/F. Monteforte
Inilah buatan dalam negeri
Seorang apoteker mempersiapkan resep mariyuana di laboratorium. Ganja ‘made in Italia‘ ini baru saja tiba di apotek. Ed: Nadine Berghausen (ap/vlz)