DK PBB Kecam Uji Coba Atom Korea Utara
26 Mei 2009Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa Bangsa (DK PBB), dalam sidang darurat di New York selama 40 menit, dengan suara bulat mengecam uji coba atom Korea Utara. Ini merupakan isyarat peringatan yang jelas terhadap rejim komunis di Pyongyang. Dan dalam waktu dekat DK PBB akan menyiapkan dan menyampaikan resolusi berikutnya.
Duta Besar Amerika Serikat di PBB Susan Rice mengungkapkan: "Sidang berlangsung singkat. Semuanya menyampaikan pandangannya dan semuanya memiliki pendapat yang sama. Kami memutuskan untuk menyiapkan resolusi baru dengan isi yang lebih keras."
Korea Utara tidak hanya melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB, melainkan juga melanggar perjanjian larangan penyebarluasan senjata atom serta perjanjian untuk menghentikan uji coba atom. Setiap tindakan yang melanggar kedua perjanjian itu akan mendapat jawaban yang tegas. Demikian dikatakan Duta Besar Rusia di Dewan Keamanan, Vitali Tschurkin, yang saat ini juga memimpin Dewan Keamanan PBB. Ia menandaskan: "Uji coba atom jelas merupakan pelanggaran terhadap resolusi nomor 1718 dari tahun 2006, yang diputuskan Dewan Keamanan PBB sebagai reaksi terhadap uji coba atom pertama Korea Utara. Resolusi ini melarang Korea Utara melakukan semua kegiatan yang berkaitan dengan program roket dan senjata atom."
Sebetulnya pemerintah Amerika Serikat tidak benar-benar terkejut dengan uji coba atom Korea Utara yang kedua sejak tahun 2006. Tapi menunjukkan ketidakberdayaannya dalam menghadapi Korea Utara. Dengan menggabungkan sanksi ekonomi dan bantuan kemanusiaan, usaha Amerika Serikat bersama masyarakat internasional di tahun belakangan untuk mengubah sikap Korea Utara, tidak memberikan hasil.
Sekarang, bagi Presiden Barack Obama hanya dapat menunjukkan terkucilnya Korea Utara. "Korea Utara tidak hanya terkucil, melainkan juga mendapat tekanan dunia internasional. Ini semakin jelas, ketika Cina, Rusia, Korea Selatan dan Jepang menyampaikan sikap yang sama, yakni, Korea Utara tidak akan mendapatkan keamanan dan pengormatan, dengan melakukan ancaman menggunakan senjata ilegal."
Sementara itu, Rusia memperingatkan dilakukannya pengucilan dan blokade terhadap Korea Utara. Pintu untuk melakukan perundingan harus tetap terbuka lebar. Demikian dikatakan seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri di Moskow. Pada waktu bersamaan Rusia juga menyampaikan dukungan dikeluarkannya resolusi Dewan Keamanan PBB yang lebih keras terhadap Korea Utara.
Menteri luar negeri negara-negara Asia dan Eropa, yang mengadakan pertemuan di Hanoi, Vietnam, juga menyampaikan kecamannya. Dikatakan, uji coba atom Korea Utara merupakan pelanggaran yang jelas terhadap resolusi PBB, dan pemerintah di Pyongyang dituntut agar kembali melakukan apa yang disebut "pembicaraan enam negara". Tanpa mengindahkan kecaman dunia internasional dan Dewan Keamanan PBB, Korea Utara terus melakukan provokasi, dengan melanjutkan uji coba roket jarak dekat.
AR/dpa/rtre/afpd