Sejumlah anggota DK PBB kembali menyerukan Rusia agar hentikan pemboman Aleppo dan daerah sekitarnya. Seruan dilontarkan menjelang pertemuan di München untuk dorong lagi perundingan perdamaian yang macet.
Iklan
Sekelompok negara anggota DK PBB kembali menyerukan Rusia untuk menghentikan aksi pemboman yang jadi aksi mendukung gerak maju pasukan pemerintah Assad dan milisi pendukung rezim Suriah. Seruan dilontarkan mengingat pemboman makin meningkatkan penderitaan penduduk Aleppo yang sudah sengsara.
15 anggota DK PBB menggelar pertemuan tertutup setelah menerima panggilan dari Selandia Baru dan Spanyol, yang bersama Inggris serta Perancis mendesak Rusia untuk mengijinkan bantuan kemanusiaan di kawasan yang dikepung, serta melaksanakan gencatan senjata.
Sejak rezim Suriah mulai mengepung Aleppo dan memutuskan jalur pertolongan dan bahan pangan, sekitar 50.000 warga Suriah yang lari ke Turki terkatung-katung di perbatasan yang ditutup Turki. PBB memberi peringatan bahwa ratusan ribu orang menghadapi risiko terputus dari bantuan kemanusiaan.
Rusia tidak menganggap serangan sebuah kesalahan
Duta Besar Rusia bagi PBB, Vitaly Churkin tidak menunjukkan penyesalan menyangkut serangan di Aleppo, bahkan menuduh anggota DK PBB menyalahgunakan krisis kemanusiaan untuk kepentingan politik.
"Mereka menggunakan masalah kemanusiaan untuk memainkan peran destruktif untuk kepentingan proses politik," kata Churkin. "Eksploitasi situasi kemanusiaan di Suriah untuk kepentingan propaganda ini tidak akan menyebabkan Rusia berhenti memberikan bantuan kemanusiaan yang kami lakukan bekerjasama dengan pemerintah Suriah."
Churkin menekankan kembali, bahwa Rusia berada di suriah atas undangan pemerintah resmi di Damaskus dan Presiden Bashar al Assad.
"Krisis Aleppo disebabkan Rusia"
"Serangan udara Rusia adalah penyebab langsung krisis sekitar Aleppo," demikian dinyatakan Duta Besar Selandia Baru bagi PBB, Gerard van Bohemen, kepada reporter, setelah pembicaraan dengan petugas urusan kemanusiaan PBB. Ia menegaskan telah menyerukan Rusia untuk menunjukkan sikap enggan dan bekerjasama dengan PBB.
Palang Merah Internasional menyatakan, pemboman menyebabkan "tekanan tak terkira" terhadap warga sipil. "Suhu sangat dingin, dan tanpa bahan pangan yang cukup, air dan tempat berlindung, pangungsi berusaha selamat dalam kondisi menyedihkan," kata Marianna Gasser, kepala Komite Palang Merah Internasional di Suriah.
Pertemuan di München
Wakil sejumlah negara, termasuk AS, Rusia, Arab Saudi dan Iran bertemu di München untuk mendiskusikan dihidupkannya kembali perundingan perdamaian yang macet segera setelah dimulai pekan lalu.
Kalompok oposisi Suriah yang didukung Arab Saudi menyatakan hanya akan berunding, jika pasukan Rusia dan pemerintah Suriah berhenti melancarkan serangan, dan bantuan kemanusiaan bisa disalurkan ke kota-kota yang dikepung dan tahanan dibebaskan. Dilaporkan, AS mendesak oposisi Suriah untuk berunding tanpa menetapkan syarat apapun, walaupun pada saat bersamaan mengadakan pembicaraan dengan Rusia untuk adakan gencatan senjata bagi kemanusiaan.
ml/as (afp, ap, rtre, dpa)
Inilah Aktor Utama Perang Suriah
Konstelasi konflik Suriah kini makin rumit. Perang dipicu ketidakpuasan rakyat atas rezim di Damaskus. Tapi di belakang layar juga ada negara lain yang ikut terlibat, baik yang punya kepentingan atau tunggangi konflik.
Foto: picture alliance/AP Photo/A. Kots
Bashar al Assad
Presiden Suriah ini bersama rezim di Damaskus adalah penyebab utama pecahnya perang saudara yang dimulai 2011. Rakyat yang tak puas atas kepemimpinannya 4 tahun silam menggelar berbagai aksi protes yang dijawab dengan tembakan peluru tajam. Sumbu peledak perang adalah tewasnya beberapa remaja yang menggambar grafiti anti Assad di tahanan aparat keamanan.
Foto: AP
Pemberontak Suriah
Mereka menamakan diri kelompok oposisi. Dalam kenyataanya mereka adalah kelompok militan yang punya berbagai agenda, dan kebetulan punya satu sasaran, yaitu menumbangkan rezim Bashar al Assad. Kelompok paling menonjol adalah Free Syrian Army, serta Front al Nusra yang merupakan cabang al Qaida di Suriah. Akibat perang saudara, 300.000 tewas dan lebih 12 juta warga Suriah mengungsi.
Foto: Reuters
Islamic State (IS)
Walaupun baru muncul awal tahun 2014, IS merupakan kelompok bersenjata paling kuat dan ditakuti. Kelompok Sunni ini didukung pakar militer bekas pasukan elit Saddam Hussein dari Irak. Anggotanya berdatangan dari berbagai negara Eropa. Kebanyakan anak muda, militan, radikal, dan punya keahlian di bidang militer maupun teknologi informatika. IS kini menguasai kawasan luas di Suriah dan Irak.
Foto: picture-alliance/Balkis Press
Arab Saudi
Merupakan negara pendukung kelompok pemberontak Sunni di Suriah. Arab Saudi terutama ingin menumbangkan rezim Assad dan meredam hegemoni penunjang kekuasaanya, yaitu Iran. Mereka sekaligus juga memerangi IS agar tidak semakin kuat. Riyadh punya kepentingan agar Suriah tidak runtuh, yang akan menyeret Libanon dan Irak serta seluruh kawasan ke situasi chaos.
Foto: picture-alliance/AP/Manish Swarup
Iran
Sebagai negara pelindung kaum Syiah, Iran mendukung milisi Hisbullah di Libanon yang bertempur membela rezim Al Assad. Iran juga mengirim tentara serta penasehat milternya ke Damaskus. Mula-mula kehadiran Iran tidak dianggap. Tapi perkembangan situasi menyebabkan pemain besar lainnya kini mulai merangkul pemerintah di Teheran untuk solusi krisis Suriah.
Foto: AP
Turki
Ankara takut terbentuknya negara Kurdistan di Suriah. Karena itu dengan segala cara hal ini hendak dicegah. Turki juga "melatih" pemberontak Suriah dengan dibantu biaya AS. Presiden Recep Tayyip Erdogan juga berseteru dengan Assad. Selain itu kaum Kurdi di Irak juga makin kuat karena mendapat dukungan Iran. Inilah yang membuat Turki mengerahkan militernya ke perbatasan atau melewatinya.
Foto: AP
Amerika Serikat
Keterlibatan Washington di kawasan dimulai 2003 dengan tumbangkan penguasa Irak, Saddam Hussein. Vakum kekuasaan picu runtuhnya Irak dan destabilisasi keamanan hingga ke Suriah. Kondisi ini yang juga ciptakan Islamic State (IS) yang mampu kuasai kawasan luas di Irak dan Suriah. AS juga membiayai pelatihan pemberontak "moderat" dengan dana 500 juta US Dolar, sebagian menyeberang ke Al Qaida.
Moskow dikenal sebagai pendukung rezim di Damaskus. Akhir 2015 Rusia memutuskan lancarkan serangan udara terhadap IS. Operasi militer ini memicu kecaman di kalangan NATO. AS dan Turki mengklaim serangan udara Rusia ditujukan ke kelompok pemberontak anti Assad. Insiden penembakan jet Rusia oleh militer Turki makin panaskan situasi.