Sebuah dokumen berfoto eks Menteri KKP Susi Pudjiastuti menjadi viral di media sosial Twitter karena dijadikan bungkus gorengan. Dokumen tersebut menampilkan permohonan pembuatan KTP Susi di Kantor Kecamatan Pangandaran.
Iklan
Mantan Menteri KKP Susi Pudjiastuti bicara terkait dokumen pengajuan KTP-nya viral di media sosial karena dijadikan bungkus gorengan. Apa katanya?
"Kawan-kawan beberapa hari ini saya di mention, DM (direct messages), dan lain-lain, semua tanya apa pendapat saya tentang hal ini (dokumennya dijadikan bungkus gorengan)? Saya harus berpendapat apa? Hal seperti ini bukannya sudah biasa terjadi?" tulis Susi di akun Twitter pribadinya, Senin (27/12).
Susi menyebut hal seperti ini sudah sering terjadi. Dia mengaku bingung harus mengadukan ke mana terkait masalah itu.
Diketahui, dokumen yang terdapat foto Susi Pudjiastuti dengan 2 gorengan bakwan di atasnya ini viral di media sosial Twitter. Dokumen tersebut menampilkan permohonan pembuatan KTP Susi Pudjiastuti di Kantor Kecamatan Pangandaran.
Penjelasan Kemendagri
Sementara itu, Dirjen Dukcapil Kemendagri Zudan Arif Fakrulloh sudah menjelaskan soal viral dokumen Susi ini. Dokumen tersebut, katanya, harusnya dipegang yang bersangkutan setelah diberikan oleh dinas dukcapil terkait.
"Dokumen tersebut adalah dokumen yang dibuat oleh dinas dukcapil yang berupa surat keterangan yang diberikan dan dipegang oleh masyarakatnya," kata Zudan saat dimintai konfirmasi.
"Pada prinsipnya semua dokumen yang ada NIK dan No. KK harus disimpan dengan baik oleh setiap pihak yang berkepentingan," kata Zudan.
Dokumen Rahasia Ungkap Rencana Jerman Kerahkan Senjata Kimia
Jerman Barat berencana untuk membeli dan mengerahkan senjata kimia pada 1960-an. Dokumen militer AS dan Jerman yang diungkap dan dievaluasi oleh tim wartawan, bertentangan dengan bantahan pemerintah Jerman selama ini.
Foto: WDR/Monitor
Janji Jerman
Tidak akan ada lagi perang, Auschwitz, dan senjata kimia. Ini janji Jerman. Jerman bertanggung jawab atas penggunaan gas beracun pertama saat Perang Dunia I dan mayoritas senjata kimia dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, termasuk Zyklon B yang digunakan rezim Nazi hingga 1945 untuk melakukan pembunuhan massal saat Holocaust.
Foto: picture-alliance/dpa/F.Ostrop
Dokumen lama ditemukan
Tahun 1961, Jerman Barat memulai perdebatan dalam pertemuan top secret dengan NATO. Jerman Barat menuntut agar AS tidak menjadi satu-satunya negera dengan kemampuan pengembangan senjata kimia. Dalam dokumen diserahkan kepada wartawan media NDR, WDR dan Süddeutsche Zeitung, tertera bahwa 1963 Menhan Jerman Barat secara diam-diam meminta AS untuk menyuplai pemerintahannya dengan senjata kimia.
Foto: US National Archives/Harvard Sussex Programme
Keraguan Amerika Serikat
"Itu masalah yang sangat serius. Masalah politik yang timbul karenanya bisa sangat besar," ingat Matthew Meselson, pakar senjata kimia yang saat itu menjadi penasihat pemerintah AS. Washington mempertimbangkan proposal Jerman, tapi 1966 memutuskan untuk tidak melakukannya.
Foto: Bundesarchiv Freiburg
Rencana penggunaan senjata kimia
1962 hingga setidaknya 1968, sekelompok kecil pejabat tinggi militer Jerman Bundeswehr melakukan perencaan detail akan kemungkinan melakukan serangan dengan senjata kimia. Dokumen menunjukkan usulan militer untuk membeli 14.000 ton senjata kimia dari AS.
Foto: ZDF
War Games di Braunschweig
1966 kelompok top secret "ABC" didirikan di Sonthofen. 1967 tim pakar menggelar kode permainan perang "Damocles" di sekitar Braunschweig, yang mensimulasi perang dengan menggunakan senjata kimia oleh kedua belah pihak. 1968 menteri pertahanan Jerman Barat saat itu memutuskan untuk "tidak menjadwalkan persiapan pengerahan senjata kimia."
Foto: Bundesarchiv Freiburg
Rencana yang "masuk akal"
Hans-Georg Wieck, mantan pimpinan kementrian pertahanan dan kepala dinas intelijen Jemran BND, ini menyebut rencana tersbeut sebagai hal yang "masuk akal dan benar jika ada ancaman nyata."
Foto: NDR/Panorama
Pemerintah Jerman bersikeras tidak berencana miliki senjata kimia
Bundeswehr dan pemerintah Jerman selalu membantah adanya rencana untuk memiliki atau mengerahkan senjata kimia. Saat dimintai komentar oleh NDR, WDR dan Süddeutsche Zeitung, kementerian pertahanan mengatakan tidak memiliki informasi tentang rencana tersebut mengingat waktu kejadiannya sudah terlalu lama. Penulis: Heinzle, Gürtler, Halasz, Lange (vlz/rzn)
Foto: WDR/Monitor
7 foto1 | 7
Respons Camat Pangandaran
Lebih lanjut, Camat Pangandaran Yadi Setiadi mengatakan akan menelusurinya. Yadi menegaskan pihaknya akan segera melakukan briefing terkait permasalahan ini, intinya mencari tahu mengapa dokumen dengan kop surat Kecamatan Pangandaran itu bisa jadi bungkus gorengan.
"Besok kami akan briefing semua pegawai. Mau ditanyakan, karena selama saya menjabat sebagai Camat belum pernah menyuruh untuk memberikan atau menjual dokumen bekas ke tukang rongsokan," kata Yadi via sambungan telepon, Minggu (26/12).
Namun, untuk mengantisipasi adanya staf atau pegawai yang membuang arsip dokumen, tanpa sepengetahuan dirinya sebagai Camat, Yadi mengaku akan menyelidikinya. (Ed: ha/rap)