Delegasi di Davos ramai-ramai mengejek Trump saat ia komentari pers. Pada puncak acara ekonomi itu, Trump menggunakan panggung membela jargonnya ‘America First‘ dengan menekankan ‘Amerika terbuka untuk bisnis.’
Iklan
Tak hanya saat di Amerika Serikat, tapi tudingan Trump atas media yang disebutnya sebagai penyebar ‘fake news' karena mengkritik kebijakannya kembali ia suarakan di atas panggung di puncak acara World Economic Forum (WEF) di Davos, Swiss (26/01).
"Sebagai pengusaha, saya selalu diperlakukan dengan baik oleh pers… baru setelah saya menjadi politisi akhirnya saya menyadari betapa menjijikkannya, betapa jahatnya, betapa kejamnya, betapa media bisa menjadi palsu,” ujar Trump ketika berhadapan dengan sekitar 1.500 delegasi internasional.
Para delegasi yang penuh sesak di acara bergengsi di dunia bisnis itu pun mencemooh ucapan Trump pada saat sesi tanya jawab. Di luar gedung, dua demonstran yang menggenakan kaos ‘Not My President” juga menunjukkan sikap protes terhadap Trump, terlebih atas ucapannya setiba di Swiss yang menyebut laporan New York Times terkait topik hubungan Trump dan Rusia sebagai ‘fake news'.
"Dengarkanlah dia, mencela 'berita palsu'. Itulah yang dia lakukan,” ujar salah satu pemrotes, Anya Schiffrin, profesor dari Universitas Colombia dan istri dari ekobom ternama AS, Joseph Stiglitz. Ucapan Schiffrin dikomentari rekannya, Sasha Kramer yang menyebutkan: "Saya percaya bahwa forum ini adalah tentang dialog dan saya rasa kita tidak diberi pilihan untuk berdialog dengan Presiden Trump," kata Kramer kepada AFP.
Presiden AS Donald Trump di Mata Karikaturis Afrika
Presiden AS Donald Trump memang kontroversial. Dia sering menggunakan kata-kata yang tergolong kasar di kancah diplomasi. Para karikaturis Afrika tidak melewatkan kesempatan ini. Berikut contoh beberapa karya mereka.
Foto: Said Michael
Selamat datang di klub...
Beginilah karikaturis Gado menggambarkan penerimaan Donald Trump di klub eksklusif - tanpa menyebutkan apa nama klub itu. Presiden AS mendapat mahkota dari dua koleganya yang memerintah dengan otoriter: pimpinan Uganda Yoweri Museveni dan mantan Presiden Zimbabwe Robert Mugabe yang baru saja dipaksa mengundurkan diri.
Foto: Gado
Penemuan negara Nambia
September lalu dalam pertemuan dengan para pimpinan neara-negara Afrika, Donald Trump memuji kemajuan sistem kesehatan di Nambia. Yang membuat orang bingung: tidak ada negara Afrika yang bernama Nambia. Karikatur ini dibuat oleh <a href="http://www.zapiro.com">Zapiro</a>.
Donald Trump versus Kim Jong Un
Sejak berbulan-bulan, Presiden AS terlibat saling caci dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un soal sengketa program nuklir. Bagi karikaturis Abdulkareem Baba Aminu, kedua pemimpin itu tidak jauh berbeda.
Foto: A. B. Aminu
"Shitholes" countries
Bulan Januari baru-baru ini, Donald Trump menyebut beberapa negara sebagai "shitholes" dalam sebuah pertemuan dengan anggota parlemen AS. Yang dimaksud Trump antara lain Haiti dan negara-negara Afrika. Satu tema lagi yang segera jadi inspirasi bagi karikaturis <a href="http://www.zapiro.com">Zapiro</a>.
Cara Trump mencaci maki
Said Michael menggambarkan cara Trump menghina beberapa negara Afrika, dengan menyemburkan barang-barang sampah. "Apa dia punya masalah dengan wanrna kulit kita? Begitu pertanyaan Sang Karikaturis.
Foto: Said Michael
Mengungsi dari Amerika
Abdulkareem Baba Aminu menggambarkan arus pengungsian baru. "Sehubungan dengan besarnya kebencian yang ditunjukkan oleh Donald Trump terhadap warga kulit hitam, maka kami meninggalkan negaranya. Biar saja dia berulah!" Begitu kalimat yang diucapkan seorang warga kulit hitam pada gambar di atas.
Foto: DW/Abdulkareem Baba Aminu
Donald Trump versus Oprah Winfrey
Bintang TV kulit hitam yang sangat populer Oprah Winfrey saat acara penghargaan bergengsi Golden Globes menyampaikan pidato berapi-api. Para pengamat melihatnya sebagai salah satu kandidat kuat setelah Trump. Karikaturis Gado menggambarkan Trump sedang aktif di akun Twitter-nya dan bertanya nama apa yang bagus buat Oprah: Si Penipu, Si Oprah gemuk atau Si Mulut besar? (Teks: Aarni Kuoppamäk/hp/ts)
Foto: Gado
7 foto1 | 7
"America First”
Tak hanya terkait media yang dianggap menyudutkannya, pada kesempatan yang sama, Donald Trump juga membela jargon yang digaungkannya ‘America First.'
"Sebagai presiden Amerika Serikat, saya akan selalu menempatkan Amerika sebagai yang utama. Sama seperti para pemimpin negara lain yang harus menempatkan negara mereka sebagai yang utama juga ," kata Trump seperti dikutip dari kantor berita Jerman, DPA. "Tapi ‘America First‘ tidak berarti Amerika sendiri."
Secara terbuka, Trump menyebutkan bahwa "sekarang adalah saat yang tepat untuk membawa bisnis" ke AS, dengan mengacu pada perombakan pajak AS dan pengurangan peraturan yang baru dilakukan di AS. Meski demikian, ia segera beralih ke topik lain yang menuntut penegakan peraturan perdagangan yang lebih tegas, dan kembali menuding negara yang dianggapnya melakukan praktik yang tidak adil, termasuk dengan mencuri kekayaan intelektual.
"Amerika Serikat tidak akan menutup mata lagi untuk praktik perdaganganyang tidak adil, "katanya." Kita tidak bisa melakukan perdagangan bebas dan terbuka jika beberapa negara mengeksploitasi sistem dengan mengorbankan orang lain. Kami mendukung perdagangan bebas tapi perlu adil dan perlu timbal-balik," ujarnya seperti dikutip dari Reuters.
'Fire and Fury': Buku Heboh Tentang Donald Trump di Gedung Putih
Buku ini bahkan sudah menghebohkan, sebelum dirilis: Tulisan wartawan AS Michael Wolff membuat marah Washington. Padahal disusun berdasarkan wawancara dengan para pejabat tinggi dan dengan Donald Trump sendiri.
Foto: picture-alliance/AP/B. Anderson
Fire and Fury
Petikan-petikan yang diterbitkan media di AS dan Inggris dari buku baru karya jurnalis Michael Wolff "Fire and Fury: Inside the Trump White House" menawarkan pandangan langka dalam kamar kerja Gedung Putih. Inilah beberapa kutipannya.
Foto: picture-alliance/AP/B. Camp
Melania berlinang air mata
Sesaat setelah pukul 8 malam pada malam pemilu, ditayangkan tren tak terduga. Trump benar-benar bisa menang. Don Jr. katakan pada seorang teman bahwa ayahnya, atau DJT, begitu dia memanggilnya, terlihat seperti habis melihat hantu. Melania berlinang air mata - bukan tangis kegembiraan. Dalam waktu kurang dari satu jam, Trump berubah dari tokoh yang tidak percaya, jadi Trump yang mengerikan.
Foto: picture-alliance/AP/V. Mayo
Ivanka Trump Presiden Perempuan Pertama di AS?
Jared Kushner dan Ivanka memutuskan untuk menerima jabatan di Sayap Barat Gedung Putih. Mereka membuat kesepakatan bersama: Jika suatu saat nanti ada kesempatan menjadi presiden, Ivanka yang diusung. Impiannya: bukan Hillary Clinton, melainkan Ivanka Trump yang akan menjadi presiden perempuan pertama di AS.
Foto: picture-alliance/AP/M. Sohn
Menikmati Hidangan Cepat Saji
"Dia sejak lama takut diracun, satu alasan mengapa dia suka makanan McDonald's - tidak ada yang tahu dia bakal muncul dan makanannya sudah siap dihidangkan dengan aman", demikian cuplikan buku tersebut.
Foto: Instagram
Teori Steve Bannon
"Musuh sebenarnya, kata Steve Bannon, adalah Cina". Cina adalah front pertama dalam sebuah Perang Dingin baru. Cina adalah segalanya. Tak ada yang lain. Kalau kita tidak membereskan Cina, kita tidak akan membereskan apapun. Sesederhana itu. Cina ibarat Nazi Jerman tahun 1929 sampai 1930. Orang Cina, seperti Jerman, adalah bangsa paling rasional di dunia, sampai mereka tidak (rasional) lagi."
Foto: picture-alliance/AP/B. Anderson
Bannon: Donald Jr. Bersifat Pengkhianat
Donald Trump Jr, Jared Kushner dan manajer kampanye Paul Manafort, meyakini ada baiknya bertemu dengan wakil pemerintah asing di Trump Tower di ruang konferensi lantai 25 - tanpa pengacara. "Bahkan jika Anda berpikir bahwa dia tidak berkhianat, atau tidak patriotik, atau dia buruk, dan kebetulan saya memikirkan semua itu, Anda seharusnya segera menghubungi FBI," kata Bannon.
Foto: picture-alliance/AP/C. Kaster
Jika Kalahpun Tetap Menang
Andaipun dia kalah, Trump bakal sangat terkenal dan menjadi martir melawan Hillary. Putrinya Ivanka dan menantunya Jared akan menjadi selebriti internasional. Steve Bannon de facto akan menjadi kepala gerakan tea party. Melania Trump, yang oleh suaminya telah diyakinkan bahwa dia tidak akan menjadi presiden, bisa kembali pergi makan siang tanpa gangguan. "Kalah tapi menang." hp/as (dw, ap)