Para pemimpin G7 berjuang untuk bisa mencapai kesepakatan di bidang perdagangan. Terobosan nampaknya tidak bisa dicapai akibat tajamnya perbedaan antara AS dan tujuh negara sekutunya.
Iklan
Jumat kemarin para pemimpin negara-negara G7 harus berjuang keras untuk menutup jurang yang semakin besar, yang disebabkan Donald Trump. Presiden AS itu menggasak peraturan perdagangan global dan perbedaan pandangan di kalangan sekutunya soal perubahaan iklim dan kesepakatan nuklir dengan Iran.
Presiden AS mengatakan, "perkembangan besar" telah tercapai dalam hari pertama pertemuan G7.
Keputusan administrasi Trump untuk menetapkan tarif atas impor baja dan aluminium dari Kanada, Uni Eropa dan Meksiko, dengan latarbelakang alasan "keamanan internasional", sudah menyulut kemarahan sekutu-sekutu AS dan mengancam akan meletusnya perang dagang.
Uang, Pengaruh dan Kuasa: Inilah Kelompok Negara yang Mendominasi Dunia
G20, G7 atau G77, daftar kelompok negara yang bergabung untuk memperjuangkan kepentingan bersama di tatanan global tergolong banyak. Kelompok apa yang mewakili Indonesia dan seberapa besar pengaruhnya? Simak daftarnya.
Foto: Reuters/F. Bimmer
G20: Kekuatan Ekonomi Dunia
Meski bersifat informal, keputusan yang dibuat pada KTT G20 memiliki bobot politik yang besar. Pasalnya ke-20 negara anggota G20 mewakili hampir 90 persen perekonomian global dan memiliki pengaruh besar pada perdagangan dunia dan perubahan iklim. Dua dari tiga manusia di Bumi hidup dan bekerja di salah satu negara G20. Kelompok gabungan negara industri maju dan berkembang ini dibentuk oleh G7.
G7: Ekslusifitas Negara Industri Maju
Tujuh kepala negara dan pemerintahan negara industri maju memiliki instrumen politik lain buat melebarkan pengaruhnya di dunia, yakni G7. Hampir sepersepuluh warga Bumi hidup di negara anggota G7 yang mewakili sepertiga perekonomian dunia. Meski hanya beranggotakan tujuh negara, G7 bertanggungjawab atas seperempat emisi gas rumah kaca di seluruh dunia.
G8: Terkubur Oleh Konflik
Selama enambelas tahun, sampai 2014, negara-negara G7 dan Rusia bertemu secara rutin dalam KTT G8. Namun sejak aneksasi Krimea di Ukraina, Rusia diusir dari kelompok negara kaya tersebut. Keberadaan G8 turut diperhitungkan karena sering mengundang negara berkembang lain untuk berkonsultasi dalam masalah iklim atau perdagangan. G8+5 misalnya mencakup Brazil, Cina, India, Meksiko dan Afrika Selatan.
G10: Kreditur Ekonomi Dunia
Sebelas negara maju, Amerika Serikat, Italia, Jepang, Kanada, Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Swedia dan Swiss, membangun aliansi 10 negara di dalam tubuh Dana Moneter Internasional (IMF). Serupa dengan IMF, G10 memberikan dana pinjaman kepada negara berkembang, seperti kepada Indonesai selama krisis moneter 1998.
G15: Kerjasama di Selatan
Untuk menggandakan pengaruh pada panggung politik internasional, sebanyak 15 negara berkembang tahun 1989 membentuk kelompok G15 yang mewakili lebih dari dua miliar penduduk Bumi. G15 yang kini telah bertambah menjadi 17 negara terutama membidik isu perdagangan dan kerjasama pembangunan antara negara di belahan Bumi selatan.
G77: Kelompok Negara Miskin
Untuk mengimbangi pengaruh negara industri maju, sebanyak 77 negara berkembang memutuskan membentuk G77 dalam sebuah konfrensi perdagangan dunia (UNCTAD). Kini G77 beranggotakan 134 negara. Kendati berjumlah banyak, pengaruh G77 pada politik global terbatas. Hal ini antara lain disebabkan oleh sejumlah negara G77 paling berpengaruh juga merupakan anggota kelompok G20. (Helle Jeppesen/rzn/hp)
6 foto1 | 6
Presiden Perancis Emmanuel Macron berupaya menampilkan wajah optimis setelah bertemu dua kali dengan Trump dalam "diskusi terbuka dan secara langsung", dengan mengatakan, dalam masalah perdagangan "ada jalur kritis, tapi ada juga jalur di mana semua bisa sama-sama maju."
Krisis antara AS dan anggota lain G7 sudah tampak jelas di awal KTT, ketika Trump mengusulkan agar Rusia kembali diperbolehkan ikut kelompok G7. Dulu Rusia termasuk G8, tetapi dikeluarkan dari kelompok itu setelah menganeksasi Krimea. Usul yang disampaikan presiden AS itu tidak ada dalam agenda KTT dan mengalihkan dari masalah yang mendesak.
AS tantang peraturan internasional
Donald Tusk, yang saat ini jadi presiden Dewan Eropa, dan mewakili Uni Eropa dalam KTT mengatakan, administrasi Trump punya pandangan berbeda dari anggota G7 lainnya dalam hal perdagangan, perubahan ikllim dan kesepakatan nuklir.
Ia memperingatkan "keteratruan internasional yang berdasar pada peraturan sekarang menghadapi tantangan. Yang mengejutkan, yang menantang bukan pihak-pihak yang biasanya jadi tersangka, melainkan dari arsitek utama dan penjaminnya, yaitu AS."
Inilah Aktor Utama Penentu Masa Depan Dunia
20 kepala negara dan kepala pemerintahan terkemuka hadir dalam KTT G20 di Hamburg. Inilah aktor utama terpenting yang menentukan nasib dunia saat ini dan di masa depan.
Foto: picture-alliance/dpa/D. Reinhardt
Donald Trump
Tokoh paling penting adalah presiden AS Donald Trump. Lewat keputusan kontroversial, Trump membatalkan sejumlah kesepakatan global terpenting, antara lain Kesepakatan Iklim Paris dan zona perdagangan bebas. Presiden AS ini akan jadi aktor utama paling penting yang menentukan kemana arah politik global saat ini dan di masa depan.
Foto: Picture alliance/AP Images/J. Locher
Angela Merkel
Sebagai tuan rumah KTT G20 di Hamburg, Kanselir Jerman Angela Merkel memainkan peranan sentral sebagai pengimbang politik Trump. Merkel saat ini memegang posisi kuat baik di tatanan Eropa maupun internasional. Dijuluki pemimpin "negara merdeka" global, Merkel diharapkan jadi aktor yang bisa menyelamatkan masa depan dunia.
Foto: Reuters/F. Bensch
Vladimir Putin
Presiden Rusia, Vladimir Putin kini menjadi tokoh penting yang diperhitungkan di dalam G20 maupun di panggung politik internasional. Rusia jadi salah satu pemain utama dalam krisis Suriah, Kora Utara dan Ukraina. Pertemuan Putin-Trump akan jadi acara paling penting dalam KTT G20. Hubungan Rusia-AS saat ini pada posisi terburuk dalam dekade terakhir.
Foto: Reuters
Xi Jinping
Presiden Cina, Xi Jinping berambisi meningkatkan peranan negaranya di tatanan politik dunia. Politik Trump yang memicu isolasi AS, dimanfaat untuk makin mencuatkan peranan XI dalam isu perlindungan iklim dan perdagangan bebas. Dominasi Cina di Asia dan Afrika kini juga makin kokoh. Menjelang KTT G20, Xi juga melakukan pendekatan "Panda" kepada kanselir Jerman, Merkel.
Foto: picture-alliance/AP Photo/L. Hongguang
Recep Tayyip Erdogan
Posisi presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan makin kuat setelah menang referendum konstitusi. Turki kini bisa memainkan peranan menentukan, dalam mencari solusi berbagai konflik, antara lain dalam perang Suriah, perang melawan terorisme serta krisis pengungsi di Eropa. Erdogan kini memainkan kartunya dan menekan Uni Eropa serta Jerman yang dinilai memusuhi dia.
Foto: Getty Images/AFP/A. Altan
Emmanuel Macron
Presiden baru Perancis, Emmanuel Macron tiba-tiba jadi tokoh penting dalam pusaran politik Eropa dan dunia. Setelah hengkangnya Inggris dari Uni Eropa atau Brexit, Perancis kini memainkan peranan jadi mitra tandem terpenting bagi Jerman. Paling tidak, Macron ikut memainkan pernanan penting dan menentukan masa depan Uni Eropa dan juga dunia. (as/ml)
Foto: picture-alliance/abaca/C. Liewig
6 foto1 | 6
Tusk menambahkan, langkah Trump akan "menguntungkan mereka yang berusaha mengakhiri masa pengaruh Barat, di mana demokrasi liberal dan kebebasan fundamental akan punah.
Ibaratnya menegaskan perkataan Tusk, Presiden Cina Xi Jinping menyamut kedatangan Presiden Rusia Vladimir Putin di Beijing Jumat kemarin. Keduanya memuji pentingnya kerjasama strategis.
Akibat perbedaan yang mendalam, untuk pertama kalinya dalam sejarah dikhawatirkan bahwa G7 tidak akan mampu mengakhiri KTT dengan komunike bersama.
ml/ap (AFP, AP, dpa, Reuters)
Lika-Liku Kesepakatan Nuklir Iran
Donald Trump telah secara resmi menarik AS dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Pemerintah AS terdahulu telah dengan susah payah menegosiasikannya selama bertahun-tahun dengan lima mitra internasional.
Foto: picture-alliance/epa/D. Calma
Yang menjadi masalah
Fasilitas nuklir Iran Bushehr adalah salah satu dari lima fasilitas yang dikenal oleh pengamat internasional. Israel, Amerika Serikat dan negara-negara sekutu telah sepakat bahwa usaha Iran memperkaya uranium - untuk keperluan energi domestik, menurut para pejabat di Teheran - dapat menjadi ancaman bagi kawasan jika hal itu berujung pada pengembangan senjata nuklir.
Foto: picture-alliance/dpa
Akhir dari masalah
Pada 2006, lima negara anggota tetap Dewan Keamanan PBB (AS, Cina, Rusia, Prancis, Inggris) dan Jerman (P5+1) memulai proses negosiasi yang melelahkan dengan Iran yang akhirnya mencapai kesepakatan pada 14 Juli 2015. Negara-negara tersebut sepakat memberikan kelonggaran sanksi pada Iran. Sebagai gantinya, pengayaan uranium Iran harus terus dipantau.
Foto: picture alliance / landov
Rakyat Iran setuju
Di Teheran dan kota-kota lain di Iran, warga merayakan apa yang mereka yakini sebagai akhir dari isolasi ekonomi bertahun-tahun yang memberi efek serius pada kesehatan dan gizi masyarakat karena kurangnya akses ke pasokan medis dan makanan untuk warga biasa. Banyak juga yang melihat perjanjian itu sebagai bukti bahwa Presiden Hassan Rouhani berusaha untuk membuka Iran ke dunia dengan cara lain.
Foto: picture alliance/AA/F. Bahrami
Peran IAEA
Badan Energi Atom Internasional (IAEA) ditugaskan untuk memantau kepatuhan Iran kepada kesepakatan itu. Direktur Jenderal IAEA Yukiya Amano (kiri) pergi ke Teheran untuk bertemu dengan Rouhani pada bulan Desember 2016, hampir satu setengah tahun setelah kesepakatan itu ditandatangani. Dalam laporan yang disampaikan setiap tiga bulan, IAEA berulang kali menyertifikasi kepatuhan Iran.
Foto: picture alliance/AA/Iranian Presidency
Sang oponen
Setelah delapan tahun dengan Barack Obama, PM Israel Benjamin Netanyahu menemukan sosok presiden AS yang ia inginkan dalam Donald Trump. Meski Trump tidak memiliki pengalaman dalam diplomasi dan ilmu nuklir, ia menyebut perjanjian internasional tersebut sebagai "kesepakatan terburuk yang pernah dinegosiasikan." Hal ini juga menjadi pokok kampanye pemilunya di 2016.
Foto: Reuters/R. Zvulun
Siapa yang masih ada?
Meskipun ada sertifikasi IAEA dan protes dari Kemlu AS, Trump tetap menarik AS dari perjanjian pada 8 Mei. Pihak-pihak lain telah berjanji untuk tetap berada dalam kesepakatan. Diplomat top Uni Eropa, Federica Mogherini (kiri), sudah melakukan pembicaraan dengan para menteri luar negeri dari (ki-ka) Iran, Prancis, Jerman dan Inggris.