Donald Trump Siap Dertemu Dengan Iran Tanpa Prasyarat
31 Juli 2018
Presiden AS Donald Trump menyatakan siap berbicara dengan Presiden Iran Hassan Rouhani, jika Iran menginginkan. Iran menanggapi dengan seruan agar Trump kembali ke kesepakatan nuklit 2015.
Iklan
Presiden AS Donald Trump hari Senin (30/7) mengatakan bahwa dia siap bertemu dengan pemimpin Iran tanpa prasyarat.
"Saya pasti akan bertemu dengan presiden Iran jika mereka ingin bertemu. Saya tidak tahu bahwa mereka siap. Mereka mengalami kesulitan saat ini," kata Trump dalam konferensi pers dengan Perdana Menteri Italia, Giuseppe Conte. "Saya akan bertemu dengan siapa pun," kata Trump. "Tidak ada yang salah dengan pertemuan."
"Saya percaya mereka mungkin akhirnya ingin bertemu. Saya siap untuk bertemu kapan saja mereka mau," tegasnya.
"Baik untuk negara, baik untuk mereka, baik untuk kita dan baik untuk dunia. Tidak ada prasyarat. Jika mereka ingin bertemu, saya akan bertemu," kata Donald Trump menandaskan.
Sanksi setelah penarikan sepihak
Komentar Trump dilontarkan di saat Washington sedang mempersiapkan sanksi-sanksi baru terhadap Iran, menyusul keputusan Trump awal tahun ini untuk secara sepihak menarik Amerika Serikat dari kesepakatan nuklir 2015 antara Iran dan enam kekuatan besar global. Kesepakatan itu dibuat sebagai tanggapan terhadap kekhawatiran bahwa Iran sedang mengembangkan bom atom.
Keputusan Trump menarik diri dari kesepakatan nuklir sempat membingungkan sekutu Eropanya yang kemudian mencoba menyelamatkan kesepakatan nuklir itu.
Beberapa jam setelah komentar Trump, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo membantah sudah ada rencana pertemuan dengan Presiden Iran Hassan Rouhani.
"Jika Iran menunjukkan komitmen untuk membuat perubahan mendasar dalam cara mereka memperlakukan rakyatnya sendiri, mengurangi perilaku buruk mereka, dapat menyetujui bahwa ada baiknya untuk masuk dalam perjanjian nuklir yang sebenarnya demi mencegah proliferasi, maka presiden mengatakan dia siap untuk duduk dan berbincang dengan Rouhani" kata Pompeo kepada stasiun siaran CNBC.
Tanggapan Iran
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Garrett Marquis mengatakan, Presiden Trump terbuka untuk berdialog dan mencabut sanksi hanya "jika ada perubahan nyata, yang ditunjukkan dengan berkelanjutan dalam kebijakan Teheran."
Menanggapi komentar Donald Trump, Iran mengatakan Amerika Serikat harus lebih dulu kembali ke kesepakatan nuklir tahun 2015 sebelum melakukan pertemuan tingkat tinggi.
"Menghormati hak-hak bangsa Iran, mengurangi permusuhan dan kembali ke kesepakatan nuklir adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk membuka jalan perundingan antara Iran dan Amerika," kata Hamid Aboutalebi, penasihat Presiden Rouhani, lewat akun Twitternya pada hari Selasa.
Ambisi Program Atom Iran
Iran berulang kali menegaskan, program atomnya murni hanya untuk tujuan sipil. Tapi, pemanfaatan energi atom untuk tujuan sipil dan keperluan militer, hanya terpaut satu langkah.
Foto: Getty Images/AFP
Apa Niat Terselubung Iran?
Sejak bertahun-tahun memperluas know-how di bidang teknik nuklir. Badan energi atom internasional-IAEA meyakini, Iran hingga paling tidak hingga tahun 2010, berusaha membuat bom atom.
Foto: aeoi.org.ir
Ingin Bukan Berarti Bisa
Tapi juga diketahui, untuk memproduksi senjata atom yang berfungsi, termasuk sistem roket peluncurnya, merupakan tantangan teknologi sangat berat. Sederhananya, ada lima langkah yang harus ditempuh, dan tidak semua negara memiliki kemampuan itu.
Foto: aeoi.org.ir
Langkah Pertama : Material
Untuk membuat bom atom diperlukan unsur Uranium yang diperkaya atau Plutonium dengan kemurnian tinggi. Dalam hal ini Iran memiliki cukup cadangan Uranium, misalnya dari pertambangan Sarghand, yang ditambang untuk reaktor nuklir sipil. Artinya syarat pertama sudah terpenuhi.
Foto: PD
Langkah Kedua : Pengayaan Uranium
Uranium harus diperkaya menggunakan peralatan sentrifugal gas, agar lebih mudah meluruh. Untuk senjata atom, diperlukan pengayaan hingga 85 persen. Iran membeli sentrifugal canggih itu dari luar negeri, lewat perusahaan bayangan. November 2012 dilaporkan, Iran sudah mencapai tingkat pengayaan 20 persen.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Ketiga : Hulu Ledak Nuklir
Uranium yang diperkaya kadar tinggi saja tidak cukup, untuk membuat bom atom yang bisa meledak. Para teknisi dan insinyur juga harus mampu mencetak logam berat itu menjadi bentuk tententu, agar lewat impuls terarah, bisa dipicu reaksi berantai. Sejauh ini tidak diketahui, apakah Iran sudah menguasai teknik ini.
Foto: picture-alliance/dpa
Langkah Keempat : Pemicu Ledakan
Teknik pemicu ledakan pada bom atom mirip sumbu peledak senjata konvensional. Iran sudah menguasai tekniknya. Selain itu, para ilmuwan Iran sudah membuat model algoritma dan melaksanakan ujicoba simulasi sifat-sifat hulu ledak.
Foto: AFP/Getty Images
Langkah Kelima : Sistem Roket Pengangkut
Iran juga sudah sukses mengujicoba roket yang bisa dimuati hulu ledak nuklir. Roket jarak menengah Shabab-3 sebuah varian dari roket Korea Utara Nodong-1, mampu mencapai sasaran sejarak 2000 kilometer.
Foto: picture-alliance/dpa
Keinginan Memiliki Senjata Nuklir
Tanpa pengawasan, sebuah program atom untuk tujuan sipil nyaris tidak bisa dibedakan dari yang bertujuan militer. Pada dasarnya instalasi tekniknya sama. Pertanyaan apakah Iran mampu membuat bom atom, atau sudah direalisasikan, jawabannya sangat tergantung dari keinginan para penguasa di negara itu.