Militer Ukraina mempersiapkan tahap final untuk mengambilalih kota Donetsk dari tangan pemberontak.
Iklan
Keberhasilan militer Ukraina untuk mendesak pemberontak Ukraina semakin jelas. Kini tentara pemerintah sedang mempersiapkan diri untuk mengambil langkah terakhir yaitu merebut kekuasaan di Donetsk dari tangan pemberontak pro Rusia. Militer Ukraina sebelumnya berhasil memecah belah kekuatan pemberontak. Demikian keterangan seorang juru bicara militer Andriy Lysenko, Senin (11/08).
Lysenko mengatakan, pasukan pemerintah kini berhasil memotong hubungan pemberontak di Donetsk dengan daerah lain yang menjadi markas besar pemberontak, yaitu Luhansk, yang letaknya tidak jauh dari perbatasan dengan Rusia.
"Pasukan 'operasi anti teroris' kini mempersiapkan tahap final untuk membebaskan Donetsk. Pasukan kami memutuskan hubungan sepenuhnya antara Donetsk dan Luhansk. Kini kami berusaha membebaskan kedua daerah. Tetapi lebih baik jika kami membebaskan Donetsk terlebih dahulu. Kota itu lebih penting," demikian pernyataan Lysenko seperti dikutip Reuters.
Pelanggaran HAM di Ukraina
Sebuah laporan PBB menyatakan kejahatan perang mungkin dilakukan separatis di Ukraina Timur. Tapi militer Ukraina juga melakukan pelanggaran.
Foto: picture-alliance/dpa
Perang Datang ke Kota-Kota
Pertempuran antara separatis pro Rusia dan militer Ukraina di sekitar kota-kota Luhansk dan Donetsk. Situasi bagi warga sipil di sana makin kritis, demikian pernyataan Komisi HAM PBB. Mereka terutama menuduh kaum separatis melakukan kejahatan besar.
Foto: picture-alliance/dpa
Kehilangan Ayah dan Putranya
Lebih dari 1.100 orang tewas dalam pertempuran sejak pertengahan April, demikian keterangan PBB. Tidak hanya pelaku bersenjata, namun juga warga sipil, bahkan anak-anak termasuk korban tewas. Warga daerah ini (foto) sedang meratapi tewasnya seorang ayah dan putranya dalam penembakan artileri.
Foto: picture-alliance/dpa
Persenjataan Berat Digunakan
Warga sipil kerap terjebak di antara kedua front, demikian PBB. Baik kaum separatis, seperti di Donetsk, maupun militer Ukraina menggunakan senjata berat di daerah yang penduduknya padat. PBB menuntut kedua belah pihak untuk berhati-hati dan melindungi hidup warga sipil.
Foto: Getty Images
Separatis dan Kekuasaan Mengerikan
Laporan PBB mengemukakan, kaum separatis melancarkan penculikan, penyiksaan dan pembunuhan. Menurut Komisi HAM PBB, kaum separatis “kasar dan brutal” serta “punya perlengkapan baik dan terorganisir.“ Mereka kadang juga dipimpin orang Rusia. Komisi PBB punya 39 pengamat dan mendokumentasikan lebih dari 800 penculikan oleh separatis sejak pertengahan April.
Foto: picture-alliance/AP
Melarikan Diri dari Timur
Lebih dari 100.000 orang meninggalkan kampung halaman mereka. Banyak yang tinggal di tempat penampungan seperti di Kharkiv, untuk menghindari teror separatis dan pertempuran. Muncul juga berita, bahwa warga Rusia yang bermukim di Ukraina timur melarikan diri ke Rusia.
Foto: DW/A. Ainduchowa
Penembakan MH17: Pelanggaran HAM
Tanggal 17 Juli, pesawat Boeing 777 dari Malaysia Airlines jatuh di Ukraina timur akibat ditembak roket. 298 orang di pesawat itu tewas. Pesawat penumpang tersebut kemungkinan besar ditembak separatis pro Rusia. Ini bisa dinilai sebagai kejahatan perang, kata Komisaris HAM PBB Navi Pillay.
Foto: picture-alliance/dpa
Keadilan di Den Haag?
Pihak yang bertanggungjawab bisa diajukan ke Mahkamah Pidana Internasional. Komisaris HAM PBB Navi Pillay memperingatkan: siapapun yang melanggar hukum internasional akan dihadapkan ke pengadilan. Itu juga berlaku atas anggota milisi asing yang terlibat dalam konflik Ukraina.
Foto: AP
7 foto1 | 7
Korban konflik
Lebih lanjut menurut pernyataan militer, sejauh ini sudah 568 tentara Ukraina yang tewas dalam konflik yang telah berlangsung selama empat bulan, antara tentara pemerintah dan pemberontak pro Rusia di bagian timur Ukraina.
Di samping itu, sekitar 2.120 orang yang bekerja untuk militer cedera dalam konflik, kata Lysenko. Konflik Ukraina ditetapkan sebagai perang saudara oleh Palang Merah Internasional.