"Si Kerudung Merah", "Hansel dan Gretel" dan berbagai dongeng Grimm lainnya membuat anak-anak dan orang dewasa berkilau terpesona.
Iklan
"Sekali waktu ada seorang anak perempuan yang selalu memakai kerudung merah dan karena itu dipanggil „si kerudung merah“. Suatu hari si kerudung merah disuruh ibunya untuk mengantarkan kue ke neneknya. Dibawanyalah kue itu menuju rumah neneknya, melalui jalan yang menembus hutan. Di perjalanan, si kerudung merah diintai seekor serigala jahat yang ingin memangsanya".
Suara aktris Marlies Ludwig merendah, ia berhenti sebentar dan memandang muka-muka kecil yang menatapnya. Dua puluh anak sekolah dasar duduk mengitarinya, di atas bantal-bantal berwarna-warni. Mereka datang bersama gurunya ke acara pembacaan cerita yang digelar dalam rangka Festival Dongeng.
Sedikit berbisik, anak-anak itu cekikikan melihat mantel hitam dan lebar yang dikenakan Marlies Ludwig. Tiba-tiba suara aktris itu meninggi, melanjutkan cerita si kerudung merah yang tengah ditanyai manis oleh sang serigala. Anak-anak itu terpukau, diam mendengarkan selama satu jam.
Hameln: Kisah Seru dari Sebuah Kota Jerman
Hameln adalah bagian rute yang menelusuri kota-kota asal dongeng Jerman. Itu kota asal "Der Rattenfänger von Hameln" atau si penangkap tikus dari Hameln. Sekarang jadi ciri khas kota dari Abad Pertengahan tersebut.
Foto: Hameln Marketing und Tourismus GmbH
Kota Tua Bersejarah
Dongeng si penangkap tikus sudah diterjemahkan ke dalam lebih dari 30 bahasa. Jika orang berjalan-jalan di kota tua yang bersejarah, orang akan melihat petunjuk kisah itu di mana-mana. Sejumlah besar bangunan tua yang khas Jerman dalam gaya era Renaissance membentuk gambaran kota.
Foto: DW / Nelioubin
Rumah Pernikahan
"Rumah pernikahan" ini berada di lokasi yang dulunya pasar kuda dan dibangun antara 1610 dan 1617 dari batu pasir. Dulunya ini rumah tempat berpesta warga Hameln. Sekarang di sinilah kantor catatan sipil. Pada rumah ini ada 37 lonceng, yang tepat pukul 9:35 memainkan lagu dari dongeng Rattenfänger: "Berkelana, berkelana lewat gunung dan lembah.“
Foto: DW / Nelioubin
Patung Pendongeng
Di bagian depan rumah sama, tiga kali sehari sebuah pintu perunggu terbuka, dan tampak patung yang mainkan cerita dari dongeng. Tahun 1284 sesosok pria aneh datang ke Hameln, dan mengaku penangkap tikus. Warga Hameln berjanji memberi imbalan besar, jika pria itu bisa menyingkirkan tikus yang jadi hama besar di kota. Pria itu memainkan sulingnya, dan tikus mengikutinya hingga tenggelam di sungai.
Foto: DW / Nelioubin
Kisah Si Penangkap Tikus
Tetapi warga Hameln kemudian ingkar dan tidak membayar upahnya. Oleh sebab itu pria itu datang lagi dan kembali memainkan sulingnya. Kali ini semua anak mengikutinya dan hilang tanpa bekas. Itu balasan mengerikan bagi warga Hameln. Ukiran kayu dari tahun 1890, yang dibuat berdasarkan lukisan Gustav Spangenberg menggambarkan perginya anak-anak mengikuti pria itu.
Foto: picture-alliance/akg-images
Museum Hameln
Kisah itu mungkin ada landasan sejarahnya. Diperkirakan, anak-anak itu adalah warga muda Hameln yang direkrut penguasa daerah itu untuk ditempatkan di kawasan timur. Museum kota menunjukkan naskah bersejarah tentang kisah si penangkap tikus dan memberi informasi tentang sejarah kota. Museum ini berlokasi di dua gedung bergaya Renaissance.
Foto: picture-alliance/dpa
Hiasan Indah
Bagian muka kedua gedung dihiasi pilar, ukiran, tiang dan patung. Patung Lucretia, seorang tokoh perempuan Romawi yang jadi simbol kebajikan dan kecantikan, menghiasi salah satu gedung museum yang dibangun di abad ke-16. Museum Hameln sudah berada di bangunan itu sejak 1912.
Foto: DW / Nelioubin
Rumah Si Penangkap Tikus
Jika berjalan-jalan di kota tua, orang pasti melalui Rattenfängerhaus (rumah si penangkap tikus). Bangunan ini juga bergaya Renaissance. Namanya diberikan sekitar tahun 1900 berdasarkan tulisan pada sebuah balok kayu yang berada di sisi bangunan. Di sini tercantum kisah pemain suling dengan baju warna-warni, yang pernah menarik pergi 130 anak dari kota itu.
Foto: picture-alliance/dpa
Tikus Pegang Rekor Penjualan
Di tiap pojok kota tua, toko cendera mata sudah menunggu wisatawan yang datang. Si penangkap tikus sudah lama jadi ciri khas Hameln, dan segala yang menyangkut dongeng itu laku keras. Di samping pernak-pernik begambar tikus, ada minuman beralkohol dari adas, Absinthe, yang diberi nama "Rattengift" (racun tikus). Ada juga minuman dari rempah-rempah yang disebut "Rattentrunk" (minuman tikus).
Foto: DW / Nelioubin
Pertunjukan Udara Terbuka
Kisah si penangkap tikus dipertunjukkan setiap hari Minggu, mulai bulan Mei hingga September. Cerita dimainkan 80 orang dewasa dan anak-anak kota Hameln. Pertunjukan di udara terbuka itu berlangsung selama 30 menit. Rata-rata 2.000 orang menyaksikan pertunjukan tersebut.
Foto: picture-alliance/dpa/dpaweb
Panorama Kota
Sungai, yang katanya menjadi tempat matinya tikus-tikus kota Hameln adalah sungai Weser. Sungai ini mengalir melalui bagian tengah kota. Di malam hari, pemandangan atas sungai itu dari gunung Klüt sangat indah.
Foto: Hameln Marketing und Tourismus GmbH
10 foto1 | 10
Cerita yang memukau
Dalam bercerita Marlies Ludwig memerankan tokoh-tokoh yang muncul dalam dongeng. Ia berkokok seperti ayam, mencibir serak seperti nenek sihir dan menari-nari bagaikan percikan api unggun. Terkadang ia mengajak anak-anak itu untuk turut berperan atau membenarkan kesalahannya. Juga karena dongengnya berbeda dengan cerita asli yang ditulis oleh kakak beradik Grimm.
"Dongeng-dongeng kakak beradik Grimm luar biasa ", puji Carola Pohlmann. Ia adalah Ketua Bagian Anak-anak di perpustakaan Berlin dan telah mengorganisir pameran yang diberi nama „Si Kerudung Merah Datang Dari Berlin“.
Kenyataanya, ciptaan kakak beradik itu termasuk dalam daftar buku Jerman yang paling banyak dibaca orang. Diterjemahkan dalam 160 bahasa, dongeng itu kerap diterbitkan ulang dalam bentuk komik, buku bergambar, animasi, film panjang, video clip dan pementasan panggung.
Pengumpul Dongeng
Awalnya tidak ada pertanda bahwa kumpulan dongeng kakak beradik itu akan sukses. Apalagi dongeng-dongeng rakyat yang dikumpulkan oleh Jakob dan Wilhelm Grimm pada abad ke-19 itu terdengar kaku. Bagai peneliti, kakak beradik itu hanya ingin mengumpulkan karya sastra rakyat dan mencatat sumber-sumber aslinya.
Terbitan pertama kumpulan dongeng hanya 900 eksemplar, disusun bersama penyair Clemens Brentano di tahun 1812 dan berjudul "Kinder- und Hausmärchen" atau „Anak-anak dan dongeng di rumah“. Buku ini ternyata bukan bacaan anak-anak.
Rute-Rute Indah di Jerman
Jerman memang tidak punya rute, yang terkenal secara internasional seperti Highway 1 di California, AS. Tapi Jerman punya rute-rute indah yang sering dilalui orang.
Foto: picture-alliance/dpa
Rute Anggur
Ini adalah rute wisata tertua di Jerman. Rute Anggur melalui daerah-daerah perkebungan anggur kedua terbesar, di dekat perbatasan dengan Perancis. Pada rute sepanjang 85 km ini, wisatawan bisa mencoba berbagai macam jenis anggur putih khas Jerman, Riesling. Kebun anggur juga sering berada dekat sungai atau reruntuhan puri dari abad pertengahan.
Foto: picture-alliance/dpa
Rute Dongeng
Hanau (foto) adalah kota kelahiran dua bersaudara Grimm yang mengumpulkan berbagai dongeng dari berbagai daerah Jerman. Inilah titik awal Rute Dongeng, yang melalui banyak taman serta desa-desa yang relevan dalam dongeng. Seperti kota Alsfeld, di mana orang bisa mengunjungi bangunan yang disebut rumah Si Kerudung Merah.
Foto: picture-alliance/dpa
Rute Schwarzwald
Dari kota Freudenstadt sampai Baden-Baden, rute Schwarzwald (hutan hitam) mengikuti garis batas utara Schwarzwald dan menawarkan pemandangan indah dari pegunungan ke lembah sungai Rhein dan daerah Elsass. Salah satu atraksinya adalah Mummelsee yang terletak dekat lokasi di mana foto ini diambil.
Foto: picture-alliance/dpa
Rute Sepak Bola Jerman
Rute ini paling enak ditempuh dengan sepeda. Rute ini menghubungkan 15 kota di negara bagian dengan penduduk terbanyak Jerman, Nordrhein Westfalen. Di sini, stadion ibaratnya sama suci seperti gereja. Setiap kota punya stadion dan atraksi lain seperti pabrik bir di Bochum. Karena kalau membicarakan sepak bola, bir sama pentingnya seperti bola.
Foto: Moritz Fiege GmbH
Rute Romantis
Rute ini didasari rute perdagangan tua dari masa Romawi. Rute Romantis adalah salah satu upaya Jerman setelah Perang Dunia II untuk menarik wisatawan kembali ke Jerman. Kota-kota dari abad pertengahan seperti Rothenburg ob der Tauber dan Dinkelsbühl bisa ditemui di rute ini, juga istana Neuschwanstein yang terkenal di dunia, serta pegunungan Alpen.
Foto: picture-alliance/dpa
Rute Alpen
Rute ini panjangnya sekitar 450 km di sepanjang pegunungan Alpen di Jerman. Rute ini tidak hanya menghubungkan gunung, melainkan juga dua danau besar, danau Konstanz, di mana pulau Lindau berlokasi dan danau Königssee.
Rute Kebudayaan Industri
Jika sudah bosan melihat puri dan jalur perkebunan anggur, orang harus mencoba telusuri rute kebudayaan industri. Rute yang panjangnya 400 km menghubungkan sisa-sisa industri di daerah Ruhr, yang diubah menjadi lokasi kebudayaan dan seni. Bekas tambang batu bara, Zeche Zollverein yang disebut "menara Eiffel di Ruhr" kini jadi warisan budaya UNESCO, dan rumah bagi museum Ruhr dan sekolah desain.
Foto: DW/J.Stroisch
Rute Rumah Istimewa
Jalan yang berliku-liku dan dibuat dari batu jadi ciri utama kota Limburg an der Lahn (foto). Kota ini jadi patokan satu dari enam rute rumah khas Jerman, yang disebut "Fachwerkhaus". Jenis rumah ini dibuat dari geluh, dan kerangkanya dari kayu, seperti tampak pada foto. Rute ini panjangnya 2.800 km, dan menghubungkan hampir 100 kota dan desa, yang memiliki banyak rumah jenis Fachwerkhaus.
Foto: DW/Maksim Nelioubin
Rute Romanesque
Rute punya bentuk yang menyerupai angka 8. Pada rute ini bisa ditemukan banyak gereja, biara, katedral dan istana yang dibuat di abad pertengahan dan punya gaya arsitektural yang megah. Walaupun gereja terbesar Magdeburg (foto) dibuat dengan gaya Gotik, tapi ruang dalamnya menunjukkan pengaruh kuat gaya Romanesque.
Foto: Fotolia/Horst Schmidt
9 foto1 | 9
Dongeng-dongeng ini meraih sukses setelah ditulis ulang, disingkat, dibubuhi adegan-adegan khusus dan diberi kalimat khas pembuka dongeng Grimm : "Sekali waktu“ ,serta kalimat penutupnya „seandainya belum wafat, mereka masih hidup hingga hari ini“.
Penambahan ilustrasi pada cetakan dongeng di sekitar tahun 1830-an juga berperan besar menjangkau publik yang semakin luas. Dalam kurun beberapa puluh tahun, dongeng-dongeng kakak beradik Grimm menjadi sahabat sebelum tidur anak-anak di banyak penjuru dunia.
Sepotong Kecil Jerman
Dari harta sampai dekorasi tak berguna. Jerman tawarkan cendera mata unik yang tunjukkan mengapa negara itu spesial. DW tampilkan beberapa yang paling populer.
Foto: Fotolia/PRILL Mediendesign
Bukan Sekedar Stereotipe?
Celana dari kulit bagi Jerman ibaratnya bir untuk perayaan Oktoberfest. Orang-orang dari Jerman utara tidak akan setuju dengan perkataan itu. Pakaian yang jadi stereotipe Jerman itu sebenarnya baju tradisional dari daerah Alpen di Jerman Selatan. Pada kesempatan-kesempatan istimewa, pria dari Jerman Selatan tampil dengan celana dari kulit. Itu bisa dibeli di toko, harganya 65 Euro ke atas.
Foto: picture-alliance/dpa
Tempat Lahir Beruang Karet
Haribo ciptakan makanan kecil ini tahun 1922, tetapi resepnya berbeda-beda di berbagai negara. Pencicip tidak resmi berpendapat, beruang karet versi Jerman lebih terasa buah daripada yang versi AS. Apakah itu karena beruang karet versi AS mendapat warna dari bahan-bahan alami seperti bayam, wortel dan jelatang? Sekantung beruang karet Jerman mencakup satu rasa yang tidak ada di versi AS: apel.
Foto: DW/A.Maciol
Pada Suatu Ketika...
Rute dongeng Jerman mengkaitkan berbagai lokasi baik nyata, maupun yang hanya fiktif, dari cerita-cerita Grimm Bersaudara. Jika berada dalam rute itu, beli sebuah eksemplar buku "Kinder- und Hausmärchen," (dongeng anak-anak dan keluarga), yang menjadi salah satu buku paling tersebar luas dalam sejarah Jerman. Terjemahannya dapat ditemukan dalam lebih dari 160 bahasa.
Foto: ullstein bild - allOver
Mendapat Sorotan
Pakar psikologi Karl Peglau kembangkan simbol di rambu penyeberangan jalan yang digunakan di bekas Jerman Timur. Setelah reunifikasi Jerman, simbol orang yang kenakan topi itu hampir disingkirkan dan diganti dengan gambar orang kurus yang lazim digunakan di Barat. Desainer Markus Heckhausen ambil langkah penyelamatan. Dari kaca mata hitam sampai cetakan es, simbol itu didorong hingga terkenal.
Foto: picture-alliance/dpa
Jam Kukuk
Ini adalah kenang-kenangan yang beri kegembiraan setiap menit! Model sederhana yang dibuat dengan tangan bisa ditemukan di toko cendera mata daerah Schwarzwald dengan harga kurang dari 200 Euro, sementara model lebih mewah bisa berharga lebih dari 3.000 Euro.Penunjuk waktu yang bisa terdengar itu, kadang dipamer di musium jam, di kota Furtwangen.
Foto: Fotolia/PRILL Mediendesign
Kari dari Jerman
Makanan ini dikembangkan ibu rumah tangga di Berlin setelah Perang Dunia II. Bahannya: sosis, saos tomat, saos Worcestershire dan bubuk kari. Makanan ini sekarang jadi makanan kecil yang dikenal banyak orang. Di Berlin, ada musium yang sepenuhnya didedikasikan untuk makanan tersebut.
Foto: Fotolia/koi88
O, Tannenbaum
Banyak dekorasi Natal yang dikenal orang sekarang, berasal dari Jerman. Misalnya gelas berbentuk bola yang berasal dari pabrik gelas di desa Lauscha di tahun 1830-an. Hiasan Natal yang terbuat dari kayu, berbentuk serupa piramida, di mana orang bisa menempatkan lilin, juga tempat membakar dupa dari kayu berbentuk pria yang sedang merokok berasal dari daerah penambangan Erzgebirge.
Foto: victoria p./Fotolia
Peringatan Konkrit
Dulunya simbol opresi. Sekarang, tembok Berlin yang panjangnya 155 km itu kini menjadi cendera mata yang diincar orang. Pedagang jajakan bongkah-bongkah kecil yang diwarnai dan disebut bagian tembok Berlin. Kata seorang juru bicara Monumen Tembok Berlin, kemungkinan besar bongkah-bongkah itu tidak autentis.
Foto: picture-alliance/dpa
Patung Kecil Hummel
Menakutkan dan lucu, patung-patung kecil dari sakarin ini dibuat berdasarkan lukisan seorang biarawati, Maria Innocentia Hummel. Awalnya mereka dibuat tahun 1935, dan menjadi populer di akhir Perang Dunia II, ketika tentara AS yang ditempatkan di Jerman mengirim mereka ke kampung halaman sebagai cendera mata. Sekarang, klub Maria Innocentia Hummel bangga dengan 100.000 anggotanya di seluruh dunia.
Foto: picture-alliance/dpa
Prost!
Tidak ada yang lebih baik daripada pils dingin! Demikian kata orang Jerman. Dan cara mana yang lebih baik untuk minum bir hasil buatan sendiri daripada dari cangkir bir berat yang khas, yang jadi simbol kebudayaan Jerman di seluruh dunia. Bahan untuk membuat cangkir ini bisa batu, porselen, gelas dan timah. Sebagian dihiasi dengan tutup indah dari timah.
Foto: picture-alliance/dpa
10 foto1 | 10
Gaya Dongeng yang Mendunia
„Kedua penulis itu tampaknya menemukan bentuk dan gaya dongeng yang tepat dan bisa dinikmati orang di seluruh dunia“, jelas Carola Pohlmann.
Ia menilai, dongeng-dongeng Grimm seakan-akan lahir di berbagai budaya. Benang merahnya bisa ditemukan dalam cerita rakyat negara-negara lain, sehingga di mana saja dongeng-dongeng itu bisa dimengerti. Banyak anak-anak di Eropa Timur, Afrika maupun Asia yang akrab dengannya.
Terbitan-terbitan dongeng Grimm dalam kurun waktu dua ratus tahun kerap menunjukkan karakter lingkaran budaya dan citarasa si penerbit , selain itu tren yang berlaku di dunia cetak saat itu.
Jalan dan Tawaran Baru
Buku-buku dengan ilustrasi berwarna yang pertengahan abad ke 19 dikerjakan secara manual, terbitan dengan ilustrasi gaya Jugendstil dan eksemplar dari masa pasca-perang, saat kertas sulit didapat dan cetakan berkwalitas buruk, semua merekam kondisi zamannya. Kini di pasaran Jerman, berjejer interpretasi baru, kadang nyeleneh dengan ilustrasi yang mengusik gelak. Diantaranya, saduran Susanne Berner dan Tomi Ungerer.
„Bagaimanapun, pesonanya terletak dalam dongeng itu sendiri“, ungkap Carola Pohlmann. Juga, bagaimana dongeng itu bisa diceritakan kembali dan menimbulkan rasa kedekatan. Setiap musim gugur di Berlin, disajikan lebih dari 800 acara seputar dongeng.
#PustakaBergerak Tebar Buku Hingga ke Pelosok Terpencil
Di tengah maraknya pemberangusan buku, Pustaka Bergerak tak kenal lelah bangkitkan minat baca dengan perahu, motor, becak bendi,dll. hingga ke pedalaman. Di Mandar, Nusa Pustaka dibangun sekaligus jadi museum maritim.
Foto: Maman Suherman
Perpustakaan di Mandar
Nusa Pustaka adalah perpustakaan milik Muhammad Ridwan Alimuddin di Desa Pambusuang Kecamatan Balanipa, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi barat yang diresmikan Maret 2016.
Foto: Maman Suherman
Armada pustaka
Mengandalkan Armada Pustaka untuk membuka ruang baca ke masyarakat Sulawesi Barat, Muhammad Ridwan Alimuddin mendirikan ativitas literasi lewat Nusa Pustaka di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Foto: Maman Suherman
Ridwan, pejuang literasi
Muhammad Ridwan Alimuddin dulunya merupakan mantan wartawan. Ia punya kepedulian luar biasa terhadap buku dan usaha membangkitkan minat baca hingga ke pelosok.
Foto: M. Ridwan
Dengan perahu
Dengan perahu atau sampan, Ridwan berkelana membawa buku ke pulau-pulau kecil, agar bisa sampai kepada anak-anak di pelosok terpencil yang haus buku bacaan .
Foto: M. Ridwan
Museum maritim
Perpustakaan ini sekaligus merupakan museum maritim Mandar. Saat ini Perpustakaan Museum Nusa Pustaka mengoleksi lebih dari 6000 buku dan beberapa artefak kebaharian. Misalnya tiga unit sandeq, replika perahu, beberapa alat bantu kerja nelayan dan artefak bangkai perahu Mandar.
Foto: Maman Suherman
#TebarVirusLiterasi
Tujuan utama dibangunnya Nusa Pustaka adalah agar buku-buku dapat dimanfaatkan secara maksimal, mudah diakses masyarakat yang ingin membaca dan meminjam buku setiap saat.
Foto: Maman Suherman
Bisa membaca dimana saja
Nusa Pustaka itu menampung sedikitnya 6.000 buku bacaan, baik buku sastra, komik, budaya, maritim, maupun buku ilmu pengetahuan umum. Anak-anak bisa membaca di mana saja dengan santai, bahkan di luar perpustakaan.
Foto: Maman Suherman
Dukungan sahabat
Motivator dan penulis Maman Suherman setia menemani perjuangan Ridwan. Ketika Maman ikut berlayar bersama perahu pustaka, perahu terbalik di lautan pada 13 Maret 2016, tepat pada hari peresmian Nusa Pustaka. Hampir semua warga di pantai bergegas berupaya menyelamatkan mereka dan buku-buku yang karam ke laut.
Foto: DW/M. Ridwan
Minat besar
Masyarakat setempat khususnya anak-anak amat antusias menyambut Nusa Pustaka. Bahkan ketika masih persiapan pembangunannya pun beberapa pelajar setiap hari sudah mampir ke Nusa Pustaka untuk bisa membaca buku.
Foto: Maman Suherman
Dukungan dari manca negara
David Van Reybrouck, sejarawan dari Belgia memberikan dukungan bagi inisiatif ini. Penulis karya sastra non-fiksi, novel, puisi dan drama ini berkunjung ke Nusa Pustaka dan berdiskusi dengan masyarakat setempat.
Foto: Maman Suherman
Andalkan berbagai armada demi ilmu pengetahuan
Armada Pustaka selain memiliki Perahu Pustaka, juga menyebar buku lewat Motor Pustaka, Sepeda Pustaka, Bendi Pustaka dan Becak Pustaka, yang menjadi tonggak gerakan literasi bersama.
Foto: Maman Suherman
Bendi pustaka
Delman atau bendi lazimnya juga disulap oleh para pegiat literasi ini menjadi perpustakaan keliling di Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Foto: Maman Suherman
Sang sais Bendi Pustaka
Rahmat Muchtar, keua dari kiri, adalah sais Bendi Pustaka. Ia berfoto bersama Maman dan Ridwan.