Donor Yang Akan Diterima Libanon Melebihi Target
26 Januari 2007Pada pembukaan konfrensi ini kepala pemerintah Libanon, Fuad Siniora, mengingatkan para utusan dari 36 negara dan 14 organisasi internasional untuk tidak terpengaruh oleh masalah-masalah yang muncul dalam dua bulan terakhir dan tetap berada disamping Libanon.
“Hal ini harus berhasil karena harga kegagalan akan jauh lebih besar dari harga kesuksesan.”
Siniora memperjelas, bahwa pemerintahannya ingin melaksanakan sebuah paket reformasi yang luas untuk memperbaiki dan menstabilisasi situasi ekonomi, sosial dan politik di Libanon. Untuk ini sangat dibutuhkan semua bantuan internasional yang ada.
"ukungan kalian sangat membantu kami dalam kebulatan tekat untuk melindungi kebebasan kami, memajukan demokrasi kami, memperkuat kedaulatan kami dan memperbaharui perekonomian kami.“
Ketika Siniora berbicara tentang kedaulatan, tentu saja ia menyindir peran Suriah dan Iran. Serta terlebih lagi Israel, yang lebih memperburuk keadaan Libanon dengan perangnya tahun lalu. Ini pada saat dimana orang mengira hal yang terburuk baru saja dilalui.
Perang yang terjadi pertengahan tahun lalu telah menyebabkan kerugian materi bagi Libanon sekitar 4 juta miliar Dollar. Tetapi jumlah ini hanyalah 10% dari total hutang negara ini yang masih berasal dari masa perang saudara dan perang Israel-Libanon yang juga menyebabkan ketegangan laten di kawasan tersebut.
Masalah-masalah yang dihadapi Libanon tidak baru saja timbul dan ini dapat dilihat dari 2 konfrensi sebelumnya yang diadakan jauh sebelum perang terakhir. Konfrensi Paris III ini - seperti juga kongres sebelumnya di Stockholm - menjadi lebih penting karena perang yang terjadi tahun lalu. Tidak hanya sebagai konfrensi donor, melainkan juga sebagai lambang dukungan luar negeri untuk Libanon.
Yang tetap disadari semua peserta konfrensi ini adalah bahwa masalah-masalah yang dihadapi Libanon tidak dapat dipecahkan oleh pihak luar. Komentar Presiden Prancis dan tuan rumah konfresi donor, Jaques Chirac:
”Semua orang tahu tentang kesulitan-kesulitan yang dihadapi Libanon sekarang ini. Sudah jelas, bahwa pertama-tama ini adalah tugas Libanon sendiri untuk saling melaksanakan dialog konstruktif dan bersatu untuk mengatasi kesulitan ini.”