Delapan jam mencekam di Peshawar berakhir dengan tewasnya semua gerilayawan Taliban. Lebih dari 130 orang meregang nyawa, 84 di antaranya anak-anak. Kelompok esktremis itu sempat menyandera 500 murid.
Iklan
Pakistan didera serangan teror paling berdarah sejak beberapa tahun terakhir ketika gerilyawan Taliban menyerang sebuah sekolah di Peshawar. Pertempuran dengan militer pemerintah kemudian berkecamuk menewaskan lebih dari 130 orang, 84 di antaranya anak-anak.
Selain korban jiwa, sekitar 122 orang mengalami luka-luka, kata Pervez Khattak, Perdana Menteri Khyber Pakhtunkhwa. Pertempuran di sekitar sekolah berlangsung hingga sore waktu setempat.
Militer mengklaim berhasil membunuh semua anggota Taliban yang berada di dalam sekolah.
Taliban awalnya membidik gedung sekolah yang menampung murid-murid sekolah dasar. Saat itu bocah-bocah tersebut sedang menjalani ujian di aula sekolah. "Mereka langung menembaki kami dengan senjata," kata seorang murid yang berhasil melarikan diri.
Kelompok teror Tahrik-i-Taliban Pakistan (TTP) mengaku mendalangi serangan tersebut. "Kami memiliki penembak jitu dan pembom bunuh diri di dalam gedung," kata Jurubicara TTP, Muhammad Khorasani.
"Sekolah ini milik tentara dan militer Pakistan bersekutu dengan musuh-musuh kami," katanya kepada media Jerman Der Spiegel via telepon. "Semua bersiap mati dalam perang. Mereka ditugaskan menembak mati murid kelas atas, tapi bukan anak-anak," katanya lagi.
Saksi mata melaporkan, jelang tengah hari gerilayawan Taliban menyusup ke sekolah lewat kuburan yang bersebelahan. "Mereka langsung melepaskan tembakan dan membakar mobil," kata seorang pejalan kaki kepada stasiun televisi Pakistan. "Saat itu saya bisa melihat beberapa anak-anak terluka.
Siang Berdarah di Peshawar
Lebih dari 130 orang tewas, di antaranya 84 anak-anak ketika Taliban menyerang sebuah sekolah di Peshawar, Pakistan. Butuh delapan jam buat Militer untuk membunuh semua gerilayawan garis keras dan membebaskan 500 sandera
Foto: Reuters/K. Parvez
Petaka di Siang Bolong
Jelang tengah hari gerilayawan Taliban menyusup ke sekolah lewat kuburan yang bersebelahan. "Mereka langsung melepaskan tembakan dan membakar mobil," kata seorang pejalan kaki kepada stasiun televisi Pakistan. Korban berjatuhan sejak tembakan pertama menyalak.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sajjad
Korban Luka-Luka
Sedikitnya 85 bocah dinyatakan tewas. Sementara 122 korban yang terluka dilarikan ke rumah sakit. Militer Pakistan kewalahan menghadapi gerilayawan Taliban. Kelompok Laskar Tahrik-i-Taliban Pakistan mengangku bertanggungjawab atas serangan tersebut.
Foto: Reuters/K. Parvez
"Mereka adalah Anak-anak Saya!"
Eskalasi yang tak kunjung mereda memaksa Perdana Menteri Nawaz Sharif untuk terjun langsung ke lapangan guna mengawasi jalannya operasi militer. "Mereka adalah anak-anak saya. Kematian mereka adalah kehilangan saya," ujarnya.
Foto: picture alliance/ZUMA Press
Tersulut Dendam
"Kami ingin agar mereka merasakan sakit yang kami rasakan," kata seorang jurubicara Taliban. Serangan terhadap bocah sekolah dasar itu dimaksudkan sebagai tindakan balas dendam atas operasi militer Pakistan. "Gerilyawan ditugaskan menembak mati murid kelas atas, tapi bukan anak-anak."
Foto: Reuters/K. Parvez
Upaya Pembebasan
Sedikitnya empat orang milisi Taliban tewas ditembak aparat keamanan. Sementara satu orang dikabarkan meledakkan diri di dalam gedung sekolah. Militer mengklaim, jelang sore pihaknya berhasil memojokkan Taliban di bagian dalam kompleks sekolah.
Foto: picture-alliance/AP Photo/M. Sajjad
Sekolah Jadi Sasaran
Serangan tersebut adalah reaksi Taliban atas serangan militer di wilayah perbatasan dengan Afghanistan yang menurut pemerintah berhasil menewaskan ribuan gerilayawan Islam garis keras. Sekolah berulangkali menjadi sasaran balas dendam. Kali ini Taliban mengarahkan serangan pada lembaga pendidikan dasar yang dikelola oleh militer.
Foto: Reuters/K. Parvez
Murid dan Guru Sebagai Sandera
Army Public School and College adalah salah satu sekolah terbesar di Peshawar. Pada saat serangan, sekitar 1000 murid masih berada di dalam kompleks sekolah. Menurut militer, hingga sore hari Taliban masih menyandera 500 murid dan guru.
Foto: Reuters/K. Parvez
7 foto1 | 7
Menurut kepolisian, kelompok esktremis itu sempat menyandera 500 murid dan guru sekolah.
Sementara itu Perdana Menteri Nawaz Sahrif mengutuk serangan tersebut dan menyebut perstiwa di Peshawar sebagai tragedi nasional. "Mereka adalah anak-anak saya. Kematian mereka adalah kehilangan buat saya," ujarnya.
Sharif sempat mengunjungi Peshawar dan memantau langsung jalannya upaya pembebasan sandera oleh militer.