Ilmuwan di Sevilla, Spanyol kembangkan wahana terbang nirawak untuk membawa bantuan ke kawasan bencana. Teknologinya cerdas, karena drone harus selalu menyesuaikan diri mengimbangi pusat gravitasi yang terus berubah.
Iklan
Drone Pintar Pengangkut Bantuan ke Kawasan Bencana
03:07
Bayangkan sebuah kawasan bencana dan beracun, dan ada yang harus dievakuasi. Mesin terbang ini bisa jadi asisten. Drone tidak perlu pilot untuk mengenali obyeknya dan memerintahkan untuk membawanya.
Anibal Ollero Baturone, Professor robotika dan system tak berawak dari University of Seville di Spanyol mengatakan: “Kami mengintegrasikan kendali pada lengan dengan kendali platform udaranya. Ini diperlukan untuk mengendalikan keduanya secara bersamaan. Robot memperkirakan posisinya menggunakan GPS dan kamera video ."
Sistemnya membantu drone memahami dimana posisinya secara akurat, dan mencari obyek yang dikenali dan berinteraksi dengan obyek bersangkutan.
"Dalam beberapa tahun terakhir, teknik drones maju pesat. Sebelumnya drone terutama digunakan untuk mengumpulkan data, karena bisa membawa kamera dan merekam citra. Tapi tiga atau empat tahun terakhir, dikembangkan kegunaan baru, termasuk interaksi“, tambah Guillermo Heredia, Profesor Robotik dan Kontrol Otomatis, University of Seville
Drone cerdas teknologi tinggi
Robot terbang yang punya kemampuan mengambil dan mengangkut barang adalah tantangan baru. Drone ini harus bisa memindahkan titik pusat gravitasi, untuk mengimbangi beban serta perlu lengan ringan pressisi tinggi.
Miguel Ángel Trujillo Soto insinyur peneliti avionic menjelaskan:"Platform ini unik, karena mengintegrasikan lengan dengan gerakan bebas enam arah. Tekniknya memungkinkan lengan punya posisi tetap di udara, juga jika robotnya bergerak System memungkinkan kami memonitor, apa yang dilihat robot dan bagaimana robot bernavigasi di udara serta menemukan dan mengangkut obyek yang dicari."
Di masa depan, robot terbang ini akan dapat saling berinteraksi dengan sesama robot, dan membawa robot lain ke lokasi yang ditunjukkan. "Cakupan kemungkinan penggunaannya di bidang inspeksi industrial dan perawatan, transportasi robot darat di kawasan terisolasi, konstruksi platform untuk evakuasi orang dalam situasi darurat dan bahkan untuk misi antariksa, dimana orang sulit melakukan pemeliharaan satelit", pungkas Professor Anibal Ollero Baturone.
DWInovator
Drone Raksasa Revolusi Mobilitas Manusia
Tidak lama lagi langit Bumi akan diramaikan oleh model baru transportasi udara, yakni sebuah drone raksasa yang bisa terbang secara otonom. Terobosan bernama Volocopter itu diyakini akan merevolusi mobilitas perkotaan.
Foto: e-volo GmbH
Babak Baru Sejarah Penerbangan
Dengan meluncurkan Volocopter, sebuah perusahaan start-up Jerman bernama E-Volo ingin menorehkan babak baru dalam sejarah helikopter. Berbekal 18 rotor dan sebuah mesin elektrik, Volocopter tidak cuma bisa dikendalikan dari jarak jauh, tetapi juga terbang secara otonom.
Foto: e-volo GmbH
Rotor Cerdas
Rahasia Volocopter terletak pada rotornya. Setiap rotor memiliki prosessor sendiri yang terkoneksi melalui sebuah jejaring. Dengan cara itu Volocopter bisa menjaga keseimbangan ketika diterpa angin kencang. Bahkan kerusakan pada salah satu rotor bisa diseimbangkan oleh rotor-rotor yang lain.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Sensasi di Udara
Keajaiban Volocopter terletak pada kemampuannya menyesuaikan diri dengan kecepatan angin, daya angkat dan anomali aerodinamika lainnya yang selama ini menjadi hambatan terbesar penerbangan. Artinya drone raksasa ini mampu menyeimbangkan diri tanpa campur tangan pilot.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Anspach
Keamanan Melalui Desain
Pilot Volocopter cuma harus mengoperasikan tuas kendali yang dibuat semudah dan seringan mungkin. Lantaran strukturnya yang minim mekanik, Volocopter tergolong jarang mengalami kerusakan dan sebab itu aman untuk diterbangkan. Pengembangnya berniat membuka akses penerbangan buat pilot tanpa pengalaman yang memadai.
Foto: e-volo GmbH
Harga Terjangkau
Saat ini pengembang Volocopter telah mengantongi surat izin penerbangan untuk melakukan ujicoba. Selambatnya tahun 2018 drone raksasa ini sudah akan diproduksi secara massal. Harganya mencapai 300.000 Euro atau sekitar 4,3 milyar Rupiah.
Foto: picture-alliance/dpa/U. Deck
Multi Guna
E-Velo mengembangkan Volocopter sebagai platform untuk berbagai kegunaan. Selain sebagai moda transportasi udara, Volocopter misalnya bisa digunakan untuk misi Search and Rescue, pertanian, logistik atau penelitian ilmiah. Cuma modul bagian bawah saja yang harus diganti, sementara struktur baling-baling Volocopter bisa diadopsi untuk sistem yang lain.
Foto: e-volo GmbH
Masalah Daya Tempuh
Tapi sebagaimana kendaraan bertenaga elektrik lainnya, Volocopter masih berkutat dengan masalah daya jelajah. Saat ini capung besi yang dikembangkan di Jerman itu cuma mampu terbang selama 30 menit. Setelahnya baterai harus diganti atau diisi ulang selama dua jam. E-Velo meyakini dalam waktu 10 tahun produknya itu sudah bisa menggeser helikopter konvensional dari pasar penerbangan sipil.