Emisi CO2 terus meningkat secara eksponensial. Upaya menyerap karbon harus dilakukan dengan penambahan jumlah pohon secara cepat pada skala besar. Seedcopter kini menggagas penanaman bibit dengan drone di lahan luas.
Iklan
Lumernya lapisan es, naiknya permukaan laut dan gelombang panas. Kita merasakan efek pemanasan global lebih dari biasanya. Karbon dioksida memainkan peranan penting dalam perubahan iklim. Semakin tinggi kadar CO2 di atmosfir, semakin panas pula iklim.
Pohon-pohon sangat penting untuk bisa memperlambat kenaikan ekstrem iklim bumi, karena menyerap CO2. Dan pohon memproduksi oksigen bagi semua mahluk hidup. Tapi setiap tahunnya, hampir 15 milyar pohon ditebang di seluruh dunia. (Sumber: WWF)
Berdasarkan jalur perdagangan internasional, kontributor terbesar bagi deforestasi hutan tropis adalah Cina, Uni Eropa dan India. (Sumber: Statista). Di India, pertanian, peternakan dan industri kayu gelondongan menghancurkan area luas hutan tropis setiap tahun.
Beberapa perusahaan di India berusaha mengatasi perubahan iklim. Misalnya Seedcopter, dengan teknologi inovatif untuk penanaman kembali. Mereka menggunakan drone untuk menanam pohon dari langit.
Seeding atau penyebaran bibit, adalah teknik yang bertujuan menciptakan hutan baru atau memperkuat hutan yang rusak. Proyek Seedcopter yang baru disebut "Hara Bahara”. Proyek ambisius ini bertujuan menanam satu juta pohon di India hingga 2030.
Marut Drones adalah perusahaan start up di balik teknologi Seedcopter. Suraj Peddi, salah seorang pendiri Seedcopter mengemukakan, angka emisi karbon menunjukkan peningkatan eksponensial dalam dekade terakhir. Ia menduga angkanya masih akan tambah tinggi dalam waktu dekat. Jadi harus ada teknologi yang bisa mengatasi pada skala tersebut, dan penyebaran benih dengan pesawat nirawak adalah cara yang tepat.
Penggunaan Drone untuk Perangi Deforestasi
04:36
Menyemai bibit tanaman di lahan yang sulit
Setiap drone mampu membawa saampai 10 kg bola bibit yang terdiri dari 5.000 bibit. Drone melepas semua bola bibit ke atas tanah di area yang jadi sasaran. Nantinya bibit akan berkembang menjadi pohon.
Teknologi Seedcopter memungkinkan penanaman pohon dalam skala besar dengan cara lebih mudah. Drone bisa menanam jauh lebih banyak pohon daripada manusia. Sebuah drone bisa menanami area lebih dari 10 hektar setiap harinya, artinya drone melakukan pekerjaan setara 40 orang.
Keuntungan lainnya, drone bisa menjangkau area yang tidak bisa dijangkau manusia. India punya kondisi geografi dan tanah yang sangat bervariasi, kata Peddi. Misalnya gurun di daerah Rajasthan, dataran biasa di Uttarakhand, dan hutan bakau di West Bengal. Jadi ada banyak area yang sulit dijangkau manusia, tapi tidak banyak yang bisa dilakukan. Sebaliknya, Seedcopter bisa menjangkau kawasan ini dengan mudah.
Sebelum penyebaran bibit bisa dilakukan, drone melakukan survei area terlebih dahulu. Setelah itu, bola-bola bibit dipersiapkan oleh komunitas lokal. Program ini bertujuan untuk memberdayakan mereka dengan menciptakan lapangan kerja di pedesaan.
Manajer proyek, Sahil Swaroop mengemukakan, ide utamanya adalah memberikan dampak positif bagi 900 hutan dengan pelaksanaan aksi oleh warga 14 distrik, dan membuat perubahan yang ingin dicapai bisa diadakan. Yaitu pemberdayaan warga yang tersisih dan di pedesaan, juga penanaman kembali hutan.
Iklan
Didukung pusat data
Pekerjaan Seedcopter bukan hanya menanami hutan dengan pohon. Penyebaran bibit dimonitor dengan baik, dan sebuah pusat data didirikan untuk menjamin bahwa hutan tumbuh dengan sehat.
Penggagas Seedcopter, insinyurSuraj Peddi menjelaskan, setelah foto diambil, mereka menempatkannya ke dalam algoritma tertentu yang bisa memproses gambar untuk bisa menciptakan parameter optimal tentang lingkungan hidup, yang menyokong tumbuhnya tanaman secara maksimal.
Kemudian, berdasarkan informasi itu, mereka tahu bagian mana di dalam hutan yang perlu diperhatikan, bagian yang kurang pohon, dan bibit yang mana yang tepat untuk disebar.
Seedcopter sangat sukses dalam hal menanam pohon. Namun demikian, pohon perlu waktu untuk tumbuh dan menyerap CO2. Selain itu kritik juga ada.
Upaya Dunia Kembalikan Hutan yang Hilang
Hutan mencakup sekitar sepertiga dari luas daratan di dunia. Namun, selama beberapa dekade, hamparan tersebut telah banyak berkurang. Banyak negara akhirnya melakukan berbagai upaya mengembalikan pohon-pohon yang hilang.
Foto: picture-alliance/dpa/All Canada Photos
Cina
Beijing telah meningkatkan upaya untuk menanam miliaran pohon di seluruh kota di Cina, terutama wilayah bagian utara yang terancam seperti gurun. Pemerintah telah berjanji untuk meningkatkan luas hutan hingga 30% sampai tahun 2050. Meskipun, data dari World Bank mengatakan hanya ada 22% peningkatan luas hutan. Para kritik berkata bahwa spesies asing dan pertanian monokultur mengancam sumber air.
Foto: picture-alliance/dpa/Xinhua News Agency
Irak
Di Irak, hujan yang terbatas, menurunnya permukaan air, kenaikan suhu yang tinggi dan situasi keamanan yang tidak stabil dapat memperburuk penggurunan. Terinspirasi dari teknik yang dipakai di Cina, Irak memakai kotak jerami untuk menahan tanah dan menyediakan dasar untuk rumput, tanaman yang lebih besar. Para ahli berharap upaya ini dapat menahan bukit pasir.
Foto: picture-alliance/dpa/Photoshot/K. Dawood
Niger
Niger telah mengambil langkah yang berbeda. Petani lokal membantu penghijauan kembali seluas 50.000 kilometer persegi dengan berbagai tumbuhan lokal dan teknik menumbuhkan pohon dari akar yang sudah ada. Teknik ini dikembangkan oleh ahli agronomis dari Austalia, Tony Rinaudo yang telah diakui oleh Right Livelihood Award pada tahun 2018.
Foto: CC / vodkamax
Burkina Faso
Salah satu program PBB, yakni REDD+ kini membantu petani dalam upaya menanam pohon dengan skala yang besar, hingga lebih dari 300.000 hektar tanah untuk membantu mitigasi penggurunan di Burkina Faso. Hutan-hutan di Burkina Faso terancam karena perluasan peternakan dan pertumbuhan penduduk.
Foto: picture alliance / Roberto Nistri
India
Upaya penanaman pohon menjadi upaya yang sangat besar di India, negara yang hampir 30% tanahnya mengalami degradasi karena peternakan, urbanisasi, dan penggurunan. Warga India telah bergabung dalam kampanye untuk memecahkan rekor dengan menanam ribuan juta bibit. Pemerintah berjanji untuk mengembalikan 26 juta hektar tanah pada tahun 2030.
Foto: picture-alliance/AP/R. Kumar Singh
Peru
Hutan hujan Amazon terancam karena peternakan, ekstraksi sumber daya dan kebakaran yang terjadi pada tahun 2019. Deforestasi di Brasil mengalami kenaikan hingga ke level tertinggi dalam lebih dari satu dekade tahun lalu. Di negara tetangga Peru, upaya reboisasi menargetkan lahan yang rusak oleh penambangan emas ilegal, serta situs arkeologi Machu Picchu, yang berisiko longsor dan kebakaran hutan.
Foto: picture-alliance/dpa/AP Photo/R. Abd
Australia
Kebakaran hutan yang terjadi di Australia memusnahkan seperlima hutan dan membunuh sekitar 1 miliar hewan. Pada bulan Desember, World Wide Fund for Nature meluncurkan rencana untuk "menyelamatkan dan menumbuhkan" 2 miliar pohon pada tahun 2030. "Solusi ini dapat dicapai dengan melindungi pohon yang ada, memungkinkan hutan yang ditebang untuk beregenerasi dan menanam pohon baru," kata WWF.
Seorang veteran penanam pohon dari Kanada telah melakukan reboisasi selama beberapa dekade di lahan pribadi dan publik. Undang-undang mewajibkan industri kehutanan untuk menanam kembali setelah tebang habis. Dalam kampanye pemilihan 2019, Perdana Menteri Justin Trudeau berkomitmen untuk menambah 2 miliar pohon selama dekade berikutnya.
Foto: picture-alliance/dpa/All Canada Photos
Inggris
Di Inggris utara, pohon-pohon hanya menutupi 7,6% dari pedesaan. Tapi Hutan Utara baru akan dibentuk dari Liverpool barat ke Hull timur selama 25 tahun ke depan. Hal ini mengikuti keberhasilan Hutan Nasional yang berada lebih jauh ke selatan. Diharapkan dengan lebih banyak pohon akan membantu meringankan perubahan iklim, mengurangi banjir dan menciptakan lapangan kerja.
Foto: picture-alliance/dpa/Loop Images
Jerman
Pada KTT hutan nasional September lalu, Berlin mencurahkan € 800 juta (sekitar 13 triliiun rupiah) untuk membantu merawat dan mengisi kembali pohon-pohon di seluruh Jerman, yang telah menderita akibat cuaca panas dan kering, juga serangan kumbang. Pakar kehutanan sedang mencari spesies asli yang kuat yang dapat beradaptasi dengan perubahan iklim Eropa.
Foto: picture-alliance/dpa/S. Pförtner
Indonesia
Penebangan liar menjadi masalah bagi Indonesia selama bertahun-tahun. Selain karena praktik industrialisasi, kondisi hutan kini memburuk karena lemahnya penegakan hukum. Hal ini membuat Yayasan Lindungi Hutan Indonesia menginisiasi upaya menanam lebih dari 50.000 pohon di beberapa wilayah di Indonesia. Tak hanya itu, WWF-Indonesia juga ikut serta dalam penanaman lebih dari 127.000 bibit mangrove.
Foto: CC BY 2.0/Ron from Nieuwegein
Rumania
Penebangan liar yang meluas - sebagai akibat dari perusahaan kayu dan pembuat furnitur di Eropa Barat - menghancurkan beberapa hutan di Eropa. Menurut Greenpeace, Rumania kehilangan sekitar 3-9 hektar hutan per jam karena perusahaan kayu yang tidak jujur. Pada awal 2020, Kementerian Lingkungan Hidup mengumumkan rencana untuk menanam kembali lebih dari 1.000 hektar hutan yang terkena dampak ini.
Foto: picture-alliance/dpa/imageBROKER
12 foto1 | 12
Chris Adams dari Green IT Expert mengemukakan Seedcopter bertujuan menanam jumlah pohon yang tidak masuk akal, untuk bisa mengatasi emisi CO2 satu perusahaan saja. Sebenarnya orang juga harus berusaha beralih dari bahan bakar fosil. "Ini akhirnya bisa jadi dampak tak diinginkan, yaitu pengalihan perhatian dari diskusi lebih penting, yaitu dekarbonisasi,” kata Chris Adams.
Perusahan tidak benar-benar mengurangi emisi
Penanaman kembali hanya satu dari beberapa cara untuk mengatasi perubahan iklim. Mengurangi emisi sangat penting, jika dunia ingin bebas karbondioksida tahun 2050. Sebenarnya, beberapa perusahaan mengeluarkan lebih banyak dana untuk mengiklankan diri sebagai perusahaan yang ramah lingkungan, daripada mengurangi emisi.
Saat ini, Seedcopter menanam pohon baru, dengan cara yang terbarukan. Tapi melaksanakan konservasi hutan yang sudah ada juga penting, sehingga mereka dan ekosistem kita bisa meregenerasi diri. Ini semua akan memperkuat keanekaragaman hayati, dan membuahkan keuntungan jangka panjang bagi komunitas lokal. (ml/as)