1. Buka konten
  2. Buka menu utama
  3. Buka situs DW lainnya

2 Anggota Abu Sayyaf Tewas Dalam Serangan Militer Filipina

27 September 2016

Militer Filipina mengatakan, dua militan Abu Sayyaf yang terkait dengan penculikan pelaut Indonesia dan Malaysia tewas dalam serangan satuan antiteror di sebuah pulau terpencil di Filipina.

Polizei Philippinen
Foto: picture-alliance/dpa/A. Hajan

Dua bersaudara, Nixon dan Brown Muktadil, keduanya anggota kelompok militan Abu Sayyaf, tewas dalam operasi militer satuan anti-teror hari Selasa pagi (27/09), demikian disebutkan dalam sebuah pernyataan militer Filipina.

"Kematian bersaudara Muktadil adalah pukulan besar bagi kelompok ini... karena mereka berfungsi sebagai pemandu laut dan navigator ketika melakukan aksi penculikan di laut lepas," kata pernyataan militer Filipina.

Selanjutnya disebutkan, kedua bersaudara itu membantu kelompok militan menculik kapal tunda yang membawa batubara dan komoditas lainnya di perairan yang berbatasan dengan Indonesia, Malaysia dan Filipina.

Militer Filipina mengatakan, aksi-aksi penculikan itu berlangsung selama enam bulan pada awal tahun ini.

Meningkatnya aksi penculikan oleh kelompok militan Filipina sempat memicu peringatan dari Indonesia, bahwa wilayah perairan tersebut bisa menjadi "Somalia berikutnya". Krisis itu akhirnya mendorong Indonesia, Malaysia dan Filipina berunding untuk melakukan patroli yang terkoordinasi.

Nelayan Indonesia yang dibebaskan Abu Sayyaf mendarat di Jakarta, 1 Mei 2016Foto: picture-alliance/AA/D. Roszandi

Sebagian besar dari 26 pelaut Indonesia dan Malaysia telah dibebaskan Abu Sayyaf yang menuntut pembayaran uang tebusan. Tapi pemerintah Filipina mengatakan, Abu Sayyaf masih menahan lima sandera Indonesia - meskipun tidak jelas apakah mereka termasuk juga dalam kelompok pelaut yang diculik.

Kelompok militan membebaskan empat awak kapal Indonesia awal September lalu dan seorang sandera Norwegia. Sebelumnya, kelompk Abu Sayyaf membunuh dua sandera asal Kanada dengan memenggal kepala korbannya. Belasan pelaut Indonesia dan Malaysia dibebaskan pada awal tahun ini.

Operasi militer Selasa pagi dilaksanakan di sekitar Pulau Tambulian di Kepulauan Sulu, yang jadi tempat persembunyian utama kelompok Abu Sayyaf.

Daerah operasi kelompok Abu Sayyaf

Secara terpisah, polisi mengumumkan hari Selasa mereka telah menangkap politisi Sulu Unding Kenneth Isa di Manila yang dituduh telah menjual senjata kepada kelompok Abu Sayyaf.

Sabtu lalu (24/09) polisi menyerbu sebuah rumah di San Juan City dan menyita senjata-senjata kaliber besar termasuk ribuan amunisi. Sebagian senjata yang disita adalah senjata yang biasa digunakan polisi dan militer Filipina.

Unding Kenneth Isa yang mencalonkan diri sebagai wakil gubernur dalam pemilihan bulan Mei lalu namun kalah, dituduh mengirim senjata dengan feri kepada Abu Sayyaf dan kelompok-kelompok militan lainnya di selatan Filipina.

Abu Sayyaf adalah jaringan longgar kelompok militan yang dibentuk tahun 1990-an dengan dana dari jaringan teror Al-Qaeda. Kelompok itu juga mendapat uang tebusan jutaan dolar dari aksi-aksi penculikan yang mereka lakukan.

 (afp)