Dua Anggota Angkatan Laut AS Dituduh Jadi Mata-Mata Cina
4 Agustus 2023
Dua anggota aktif Angkatan Laut AS dituduh memberikan informasi sensitif kepada intelijen Cina, termasuk rincian manual teknis kapal perang dan sistem persenjataannya.
Iklan
Dua anggota Angkatan Laut Amerika Serikat (AS) telah ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata untuk Cina, demikian keterangan Departemen Kehakiman AS pada hari Kamis (03/08).
Anggota Angkatan Laut AS Jinchao Wei ditangkap pada hari Rabu (02/08) ketika sedang menaiki USS Essex yang berbasis di San Diego, California, kapal perang amfibi di mana dia sedang bertugas sebagai rekan masinis.
Dalam perannya di kapal Essex, Wei memiliki akses untuk mengambil informasi rahasia pertahanan AS yang sensitif mengenai senjata, propulsi, dan sistem desalinasi, kata Departemen Kehakiman AS.
Isu-isu yang Bisa Picu Konflik AS Cina
Terutama kebijakan ekonomi Cina kerap diserang oleh Presiden AS Donald Trump. Berikut lima isu yang dapat menjadi pemicu sengketa AS Cina.
Foto: Reuters/T. Melville/M. Segar
Perdagangan Bilateral
Tema favorit Presiden AS Donald Trump adalah perdagangan bilateral AS-Cina Trump dalam pidatonya berulanghkali mengatakan, Cina akan merebut pekerjaan dari AS dan membuat negara Paman Sam itu merosot. Faktanya, Cina adalah negara pengutang terbesar bagi AS.dengan nilai lebih 1,2 trilyun US Dollar.
Foto: picture-alliance/dpa/Wang Chun
Sengketa Militer Korea Utara
Washington menuduh Beijing tidak berbuat banyak dan memainkan pengaruhnya untuk meredam ambisi militer penguasa di Pyongyang. Ujicoba terbaru misil Korut kembali menyulut nada tinggi dari Gedung Putih.
Foto: REUTERS/KCNA
Konflik Laut Cina Selatan
Dalam sengketa perebutan wilayah di Laut Cina Selatan, Amerika Serikat mendukung sejumlah negara yang berkonflik dengan Cina. Washington menuduh Beijing mencaplok kawasan kepulauan di Laut Cina Selatan untuk dijadikan pangkalan militer.
Foto: Reuters/ARMS Courtesy CSIS Asia Maritime Transparency Initiative/DigitalGlobe
Status Taiwan
Pemerintah di Beijing menegaskan sikap politiknya mengenai Taiwan yang disebut provinsinya yang membelot. Sebaliknya Washington mendukung independensi "Formosa" dari cengkraman Cina. AS baru-baru ini memasok persenjataan modern ke Taipeh yang dijawab dengan pengarahan rudal Cina ke Taiwan.
Foto: Reuters/T. Sue
Perlindungan Iklim dan Pemanasan Global
Cina belum lama ini melakukan manuver politik cantik, dengan meratifikasi konvensi perlindungan iklim Paris. Sementara Donald Trump dalam pesan twitter menuduh Cina memainkan isu pemanasan global untuk membuat manufaktur AS tidak kompetitif.
Foto: Getty Images/L. Schulze
5 foto1 | 5
Informasi sensitif AS bocor ke Cina
Pada Februari 2022, Wei "mulai berkomunikasi" dengan seorang perwira intelijen Cina, yang memintanya untuk memberikan informasi tentang kapal Essex dan kapal Angkatan Laut AS lainnya, demikian isi surat dakwaan tersebut.
Iklan
Wei dicurigai telah menjual informasi rahasia Washington ke Beijing, tentang sistem persenjataan dan pesawat terbang di atas kapal perang amfibi tersebut, yang berfungsi sebagai kapal induk berskala kecil.
Informasi itu termasuk foto dan video, serta buku panduan yang berisi data teknis tentang kapal-kapal Angkatan Laut AS, serta cetak biru untuk sistem radar dan rencana latihan militer besar-besaran AS.
Wei, yang tengah dalam proses menjadi warga negara AS, bahkan diberi ucapan selamat oleh perwira intelijen Cina tersebut setelah resmi diberi kewarganegaraan, menurut Jaksa AS Randy Grossman untuk Distrik Selatan California.
Grossman menambahkan bahwa Wei "memilih untuk berpaling dari negara yang baru diadopsinya" karena keserakahannya. Wei, pria yang baru berusia 22 tahun itu, diduga telah dibayar ribuan dolar untuk informasi itu, dan menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup jika terbukti bersalah.
Menengok Kamp Pelatihan Unit Angkatan Laut Paling Elit Taiwan
Diterima di unit elit Pengintaian dan Patroli Amfibi Taiwan (ARP) sama sulitnya dengan menjadi pasukan SEAL Angkatan Laut Amerika Serikat. Para kandidat harus lolos ujian dan pelatihan berat selama beberapa pekan.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Tangguh seperti pasak baja
Program pelatihan bagi mereka yang ingin bergabung dengan unit angkatan laut elit Taiwan berlangsung selama 10 minggu. Tahun ini, 31 peserta lolos tes untuk mengikuti program ini, tetapi hanya 15 orang yang akan diterima. Di pangkalan angkatan laut Zuoying di Taiwan selatan, tubuh dan jiwa benar-benar diuji — satu latihan mengharuskan peserta tidur di atas beton yang dingin.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Disiram air dingin
Setelah menghabiskan sepanjang hari di laut, peserta pelatihan disiram dengan air dingin. Lelah dan gemetar, mereka berdiri di dermaga. Tujuan dari kamp pelatihan ini adalah untuk menempa para peserta mengembangkan kemauan yang kuat. Tidak peduli seberapa sulit misi mereka, kesetiaan terhadap rekan-rekan mereka, dan angkatan laut harus teguh.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Latihan berat di pantai
Yu Guang-Cang ikut dalam latihan di pantai. Sepintas terlihat seperti latihan senam bis. Namun, sebetulnya peserta melakukan latihan berat, mulai dari "long march" hingga berjam-jam dan latihan di dalam air. Instruktur mereka memiliki reputasi sebagai orang yang tegas tanpa kompromi. Waktu istirahat pendek dan jarang. Sering kali hanya ada waktu untuk minum seteguk dan ke toilet.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Cat perang
Seorang peserta pelatihan berjuang melawan kelelahan saat dia diolesi cat kamuflase. Semua peserta ikut secara sukarela. Kebanyakan ingin menguji coba batas ketangguhannya. Pelatihan ini dimaksudkan untuk mensimulasikan tantangan berat perang. Komandan angkatan laut mengharapkan, para peserta dapat difungsikan ketika keadaan menjadi sangat gawat.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Hanya semangat baja yang lulus
Para kandidat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di laut atau kolam renang. Mereka harus belajar menahan napas untuk waktu yang cukup lama, berenang dengan peralatan tempur lengkap, dan menyerbu pantai dari laut. Sering kali untuk aksinya kaki dan tangan mereka diikat. Latihan ini bukan untuk mereka yang cengeng.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Mendekati batas peregangan
Para peserta tidak hanya harus lulus tes kekuatan dan daya tahan, mereka juga menghadapi beberapa latihan peregangan ekstrem. Ou Zhi-Xuan yang berusia 25 tahun menangis kesakitan saat dia diregangkan mendekati batas kelenturan. Jika ada yang melawan instruktur saat berada di bawah tekanan berat, mereka segera dikeluarkan dari program ARP.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Dihina dan dilecehkan
Tentu saja, para kandidat harus berlatih sambil mengenakan perlengkapan tempur. Mereka harus menghadapi semburan pelecehan dan penghinaan dari instruktur unit elit angkatan laut. Pesrta mendapat istirahat satu jam setiap enam jam. Selama waktu ini, mereka harus makan, biasanya bawang putih untuk memperkuat sistem kekebalan tubuh, mendapatkan bantuan medis, pergi ke toilet, dan tidur.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Jalan berbatu menuju surga
Latihan terakhir disebut "jalan menuju surga." Peserta pelatihan harus mengatasi rintangan yang unik. Mereka dipaksa untuk merangkak, praktis telanjang, di jalan berbatu, dan melakukan push-up, meskipun mereka sudah lelah dari minggu-minggu sebelumnya. "Saya tidak takut mati," kata salah satu peserta pelatihan, Fu Yu, 30 tahun.
Foto: ANN WANG/REUTERS
Diberi selamat dengan bunyi lonceng
Xu De-Yu menandai akhir dari kamp pelatihan ARP dengan membunyikan lonceng. Dia adalah salah satu yang "beruntung" lulus ujian. "Tentu saja, kami sama sekali tidak akan memaksa siapa pun, semua orang ada di sini secara sukarela," tegas instruktur Chen Shou-lih, 26. Pesannya kepada para peserta: "Kami tidak akan menyambut Anda bergabung begitu saja, hanya karena Anda ingin datang." (rs/as)
Foto: ANN WANG/REUTERS
9 foto1 | 9
Kasus Wenheng Zhao
Dalam kasus terpisah, Wenheng Zhao yang berusia 26 tahun, diduga telah menjadi mata-mata Cina selama hampir dua tahun dia bertugas di Pangkalan Angkatan Laut Ventura County, sebelah utara Los Angeles.
Zhao ditangkap dan didakwa bersekongkol untuk mengumpulkan total hampir AS$15.000 (setara Rp227,6 juta) dalam bentuk suap dari seorang perwira intelijen Cina, sebagai bentuk imbalan atas informasi latihan militer rahasia AS yang dibocorkan.
Zhao dituduh menyampaikan rencana latihan militer angkatan laut AS berskala besar di Indo-Pasifik, termasuk rincian waktu dan lokasi pendaratan amfibi. Dia juga diduga telah menyerahkan diagram sistem kelistrikan di fasilitas Angkatan Laut antara Agustus 2021 dan Mei 2023, serta cetak biru untuk sistem radar di pangkalan militer AS di Jepang selatan, demikian menurut surat dakwaan itu.
"Dengan mengirimkan informasi militer yang sensitif ini kepada seorang perwira intelijen yang dipekerjakan oleh negara asing yang bermusuhan, terdakwa mengkhianati sumpah sucinya untuk melindungi negara kita," kata Jaksa AS Martin Estrada.
"Tidak seperti sebagian besar personel Angkatan Laut AS yang melayani negara dengan penuh kehormatan, perbedaan, dan keberanian, Zhao memilih untuk secara korup mengkhianati rekan-rekannya dan negaranya."
Jika terbukti bersalah, Zhao terancam hukuman hingga 20 tahun penjara.
Kekuatan Laut Negara yang Bertikai di Laut Cina Selatan
Sebanyak 7 negara terlibat dalam konflik teritorial di Laut Cina Selatan, termasuk juga Indonesia. Tapi sebesar apa kekuatan angkatan laut masing-masing negara yang bertikai?
Cina setidaknya memiliki satu kapal induk, yakni Liaoning, dan berniat membangun satu kapal induk lain, Warjag. Selain itu negeri tirai bambu ini juga menguasai 57 kapal selam, 78 kapal fregat dan kapal perusak , 27 korvet, 180 kapal patroli, 52 kapal pendarat dan 523 kapal penjaga pantai. Secara umum Angkatan Laut Cina memiliki 235.000 pasukan yang terbagi dalam tiga armada.
Foto: Reuters/Stringer
Singapura
Meski negara pulau, angkatan laut Singapura hanya memiliki 3.000 pasukan yang bertugas mengamankan wilayah perairan dari perompak. Secara umum negeri jiran ini menguasai 4 kapal selam, 6 kapal fregat dan kapal perusak, 6 kapal korvet, 29 kapal patroli dan 102 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/dpa/J. Drake
Thailand
Meski tidak terlibat konflik secara langsung, posisi Thailand turut dipertimbangkan dalam konflik Laut Cina Selatan. Beranggotakan 44.000 tentara, angkatan laut negeri gajah putih ini memiliki satu kapal induk helikopter buatan Spanyol, HTMS Chakri Naruebet, 9 kapal fregat dan perusak, 7 kapal korvet, 77 kapal patroli, 2 kapal pendarat dan 94 kapal penjaga pantai.
Foto: Ponchai Kittiwongsakul/AFP/Getty Images
Filipina
Dari semua negara, angkatan laut Filipina dengan 24.000 personil termasuk yang paling lemah, terutama jika mempertimbangkan posisinya dalam konflik di Laut Cina Selatan. Jiran di utara ini hanya memiliki 4 kapal fregat buatan Amerika Serikat, 10 unit korvet yang sebagian sudah menua, 66 kapal patroli, 4 kapal pendarat dan 72 kapal penjaga pantai.
Foto: Reuters/Maritime Staff Office of the Defense Ministry of Japan
Vietnam
Vietnam banyak membenahi kekuatan angkatan lautnya sejak beberapa tahun terakhir. Kini angkatan laut Vietnam yang beranggotakan 40.000 serdadu memiliki 7 kapal selam anyar kelas Kilo buatan Rusia, 2 kapal fregat, 7 kapal korvet, 61 kapal patroli, 8 kapal pendarat tank dan 78 kapal penjaga pantai.
Foto: picture-alliance/Russian Look
Indonesia
Belakangan Jakarta meningkatkan pengamanan di perairan Natuna. Saat ini Indonesia adalah kekuatan terbesar kedua setelah Cina dalam konflik di Laut Cina Selatan. TNI AL saat ini memiliki 2 kapal selam, 12 kapal fregat dan perusak, 27 korvet, 64 kapal patroli, 19 kapal pendarat tank dan 43 kapal penjaga pantai. Namun begitu usia armada laut Indonesia juga tergolong yang paling tua di kawasan.
Foto: AFP/Getty Images/J. Kriswanto
Malaysia
Kekuatan angkatan laut Malaysia yang berkekuatan 14.000 personil hampir menyaingi Indonesia. Selain 2 kapal selam anyar buatan Spanyol, Malaysia juga memiliki 10 kapal fregat atau perusak, 4 kapal korvet buatan Jerman, 33 kapal patroli dan 317 kapal penjaga pantai. (rzn/hp - sumber: IISS, SIPRI)
Foto: Getty Images/R. Roslan
7 foto1 | 7
Cina 'bersepakat' dengan anggota militer AS
Tidak jelas apakah kedua anggota Angkatan Laut AS itu dihubungi dan dibayar oleh perwira intelijen Cina yang sama, sebagai bagian dari operasi yang lebih besar.
Pada konferensi pers di San Diego, seorang pejabat Federal AS tidak menjelaskan apakah Wei dan Zhao saling mengetahui tindakan satu sama lain. Kedua orang tersebut mengaku tidak bersalah, baik di pengadilan federal San Diego dan Los Angeles.
"Penangkapan ini merupakan pengingat akan upaya agresif tanpa henti dari Cina untuk merongrong demokrasi kita dan mengancam mereka yang membelanya," kata Suzanne Turner dari Divisi Kontra Intelijen FBI, yang terlibat dalam aksi penggerebekan tersebut.
"Cina mengkompromikan personel tamtamanya untuk mendapatkan informasi militer yang sensitif, di mana itu dapat membahayakan keamanan nasional AS," tambahnya.